Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang memastikan seluruh penanganan korban kebakaran maut di Jalan Pesanggrahan Raya, Kelurahan Mlatibaru, Kecamatan Semarang Timur, ditanggung negara. Tak hanya santunan, proses pemakaman, pembangunan rumah, hingga pendampingan psikologis untuk anak korban yang selamat juga disiapkan.
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, memastikan akan membantu penuh keluarga yang selamat, termasuk salah satu anak korban yang saat kebakaran, tengah tidur di rumah kerabatnya. Pemerintah juga akan membangun kembali rumah korban dari anggaran APBD.
"Rumahnya nanti kami bangun baru, untuk pembangunan Rp 40 juta menurut saya cukuplah. Nanti kalau nggak cukup saya akan berusaha mencarikan bantuan-bantuan dari pihak swasta," kata Agustina saat tinjau lokasi, Jumat (25/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain rumah, Agustina mengatakan, Dinas Sosial dan Dinas Pendidikan akan turun tangan untuk memastikan kondisi psikologis anak-anak selamat, serta menjamin kelangsungan pendidikan mereka.
"Yang penting warga yang kena musibah ini sembuh dulu, tidak hanya secara fisik tapi juga secara psikologis. Termasuk anak-anak korban yang meninggal," ungkapnya.
Kepala Dinas Sosial Kota Semarang, Heru Soekendar menambahkan, pihaknya telah bergerak cepat bersama berbagai unsur masyarakat, termasuk Karang Taruna dan kelurahan setempat, untuk membantu proses pengambilan jenazah dari rumah sakit.
"Disperkim nanti membangunkan rumahnya. Kemudian anaknya (yang selamat) itu jadi perhatian kita semua, termasuk juga tadi pengambilan jenazah, kita bareng-bareng," kata Heru di lokasi.
"Karena rumah sakit juga ada biayanya, tadi kami gotong royong dengan warga dan Karang Taruna. Total kebutuhannya sekitar Rp 18 juta. Yang penting jenazah bisa diambil dan dimakamkan," lanjutnya.
Ia mengatakan, anak yang selamat dari peristiwa tersebut menjadi perhatian bersama. Ia turut meminta warga untuk menjaga dan merawat anak tersebut.
"Tadi sudah kita tawarkan ke Panti Mardi Utomo, sudah disiapkan. Bisa sekolah dari SD sampai SMA. Tapi mungkin yang bersangkutan karena di sini masih ada keluarganya, kita lihat inginnya seperti apa. Yang penting kita pantau kebutuhan dari yang bersangkutan bagaimana," ungkapnya.
Heru menambahkan, pihaknya juga menyiapkan santunan kematian untuk korban dewasa.
"Ibunya kan kemarin sebenarnya ngurus santunan kematian untuk bapaknya. Malah meninggal, Jadi yang dapat nanti Bapak sama Ibunya anaknya," tuturnya.
Adapun anak korban yang kini duduk di kelas 6 SD, kemungkinan akan dialihkan ke sekolah baru tahun depan.
"Mungkin tahun berikutnya di sekolah rakyat kalau di Rawosari sudah buka mungkin bisa masuk. Tapi kita tawarkan dulu ke anaknya kalau anaknya mau, kita fasilitasi ke sana," kata dia.
Camat Semarang Timur, Akbar Ali Nurdin, menyebut proses pemakaman korban akan dilakukan di TPU Kedung Mundu, bergabung dengan makam sang ayah yang telah lebih dulu wafat.
"Semuanya ditanggung Pemerintah Kota. Kami ingin keluarga tidak terbebani biaya apapun. Termasuk juga pembangunan rumah yang akan dibangunkan kembali oleh Disperkim," jelasnya.
Ia menegaskan, Pemerintah Kecamatan akan terus melakukan pemantauan pascaperistiwa, termasuk pendampingan psikologis dan dukungan warga.
"Bantuan psikologis dari Dinas Kesehatan juga kita siapkan. Kita budayakan gotong royong. Nanti saat pembangunan rumah, RT-RW juga dilibatkan agar cepat selesai dan anak bisa kembali menempati rumah yang layak," katanya.
![]() |
Selengkapnya di halaman berikutnya:
Diberitakan sebelumnya, peristiwa kebakaran terjadi di Jalan Pesanggrahan, Mlatibaru, Kota Semarang. Dua rumah hangus dan lima orang di dalamnya meninggal dunia, termasuk satu ibu hamil.
Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang, Ade Bhakti Ariawan membenarkan dari informasi masuk kebakaran terjadi pada pukul 02.15 WIB.
"Warga setempat melihat api berkobar dari belakang rumah lalu menghubungi Kantor Dinas Pemadam Kebakaran," kata Ade saat dihubungi detikJateng, Jumat (25/7).
Kapolsek Semarang Timur, Iptu Andy Susanto, mengatakan delapan unit mobil pemadam kebakaran dari Damkar Kota Semarang tiba sekitar pukul 02.30 WIB dan api baru bisa dipadamkan sekitar pukul 03.15 WIB. Namun nahas, lima orang penghuni rumah sudah tak bisa diselamatkan.
"Mereka terjebak di dalam karena satu-satunya akses keluar berada di bagian depan rumah yang lebih dulu terbakar. Tidak ada yang selamat," kata Andy di lokasi kejadian, Jumat (25/7/2025).
"Korban ditemukan di berbagai titik rumah. Ada yang di ruang tamu, di bawah tempat tidur, dan di belakang rumah. Salah satu anak sempat berusaha keluar, tapi ditemukan sudah dalam kondisi terbakar di ruang depan," terang Andy.
Pihak kepolisian bersama Tim Inafis Polrestabes Semarang telah melakukan olah TKP dan identifikasi awal. Dugaan sementara, kebakaran dipicu korsleting listrik.
"Informasi dari saksi yang sebelah rumah ada korsleting listrik, kena kabel optik sehingga menjadi pemicu kebakaran. Juga di ruang tengah di bawah itu kan ada motor, sehingga pemicunya motor diduga meledak nyambar bensinnya," ungkapnya.
Identitas korban meninggal yaitu:
- Aminah (65)
- Amalia (33) (Kondisi hamil)
- Muhamad Aditya (14)
- Kimora Azzalea Racmadi (4)
- Saidah, Perempuan (55)