Jadwal Puasa 9 dan 10 Muharram 2025, Ini Bacaan Niat yang Bisa Diamalkan

Jadwal Puasa 9 dan 10 Muharram 2025, Ini Bacaan Niat yang Bisa Diamalkan

Anindya Milagsita - detikJateng
Jumat, 04 Jul 2025 11:56 WIB
female hand of prayer with wooden beads in sunlight, iftar concept, Ramadan month, Koran, plate of dried fruit, Cup of tea on wooden table
Ilustrasi puasa Asyura 10 Muharram. (Foto: Getty Images/iStockphoto/RasselOK)
Solo -

Sepanjang bulan Muharram yang tengah berlangsung saat ini ada begitu banyak amalan yang bisa dikerjakan oleh setiap muslim, termasuk puasa sunnah di tanggal 9 dan 10 Muharram. Lantas, kapan waktu pengerjaan puasa 9 dan 10 Muharram 2025 yang perlu diperhatikan bagi kaum muslim? Simak jadwalnya yang akan diuraikan di dalam artikel ini.

Anjuran berpuasa di bulan Muharram telah disampaikan dalam sejumlah riwayat hadits. Hal ini bisa menjadi pedoman bagi setiap muslim dalam mengamalkannya. Salah satunya dijelaskan dalam buku 'Ensiklopedia Hadits Ibadah Puasa, Zakat, dan Haji' karya Syamsul Rijal Hamid, Ali r.a. menceritakan kisah seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah SAW, "Bulan apakah yang engkau perintahkan agar aku berpuasa di dalamnya sesudah Ramadhan?' Kemudian Rasulullah SAW bersabda:

'Jika engkau ingin puasa sesudah Ramadhan, puasalah pada bulan Muharram, karena sesungguhnya bulan Muharram itu merupakan bulan Allah. Dalam bulan itu, Allah telah memberikan ampunan kepada suatu kaum, dan kelak Dia akan mengampuni kaum yang lain pada bulan itu pula'." (HR. Tirmidzi)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengingat puasa Muharram begitu dianjurkan, maka hendaknya kaum muslim untuk menunaikannya. Tidak terkecuali pada pengerjaan puasa 9 dan 10 Muharram 2025, sehingga agar tidak ketinggalan dalam menunaikannya berikut akan diuraikan jadwalnya secara rinci. Simak ulasannya berikut ini.

Jadwal Puasa 9 dan 10 Muharram 2025

Sebelum mengetahui jadwalnya secara rinci, terlebih dahulu perlu dipahami terkait puasa di tanggal 9 dan 10 Muharram. Kedua puasa tersebut merupakan puasa sunnah Tasua dan Asyura. Di dalam buku 'Panduan Muslim Sehari-hari' karya DR KH M Hamdan Rasyid, MA dan Saiful Hadi El-Sutha, puasa Tasua adalah puasa sunnah yang dikerjakan di hari ke-9 Muharram, sedangkan puasa Asyura untuk dikerjakan pada tanggal 10 Muharram.

ADVERTISEMENT

Pengerjaan puasa Tasua di tanggal 9 Muharram dilakukan untuk mengiringi puasa Asyura pada 10 Muharram. Ini dikarenakan pada zaman Rasulullah SAW, puasa di tanggal 10 Muharram adalah kebiasaan orang-orang Yahudi. Untuk itu, Rasulullah SAW memerintahkan para sahabat untuk mengerjakan puasa Asyura bersamaan dengan puasa di hari sebelumnya, yaitu puasa Tasua.

Terdapat sebuah kisah di dalam riwayat hadits yang menerangkan tentang anjuran berpuasa tanggal 9 dan 10 Muharram. Sebagaimana diriwayatkan saat para sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, "Wahai Rasulullah, (bukankah) hari itu hari yang diagung-agungkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani?' Lalu beliau bersabda:

فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ صُمْنَا يَوْمَ التَّاسِعِ

'Jika datang tahun yang akan datang, insya Allah kita akan berpuasa (juga) hari kesembilan.' Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu berkata, 'Maka tidak pernah datang tahun berikutnya karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam telah wafat'." (HR. Muslim)

Untuk diketahui, pada tahun 2025 pelaksanaan puasa 9 dan 10 Muharram bisa mengalami perbedaan. Ini dikarenakan adanya penetapan berbeda dari tanggal-tanggal tersebut melalui kalender Hijriah yang diterbitkan oleh lembaga keagamaan dan organisasi Islam di Indonesia. Tiga di antaranya adalah pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) RI, Muhammadiyah, dan Nahdlatul Ulama (NU).

Jadwal Puasa 9 dan 10 Muharram 2025 Versi Pemerintah

Jadwal puasa Tasua di tanggal 9 Muharram 1447 Hijriah dan puasa Asyura pada 10 Muharram 1447 Hijriah salah satunya dapat diketahui dengan mengacu dari Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 yang diterbitkan oleh pemerintah melalui Kemenag RI. Di dalam kalender tersebut 1 Muharram 1447 Hijriah jatuh di hari Jumat, 27 Juni 2025.

Kemudian untuk penetapan 9 Muharram 1447 Hijriah berlangsung pada Sabtu, 5 Juli 2025. Sementara itu, tanggal 10 Muharram 1447 Hijriah bertepatan dengan Minggu, 6 Juli 2025. Artinya, kaum muslim yang berpedoman pada kalender dari pemerintah dapat menunaikan puasa Tasua dan Asyura di kedua tanggal tadi. Sebagai pengingat, berikut uraian tanggalnya:

  • Sabtu, 5 Juli 2025 (9 Muharram 1447 Hijriah versi pemerintah): puasa Tasua
  • Minggu, 6 Juli 2025 (10 Muharram 1447 Hijriah versi pemerintah): puasa Asyura

Jadwal Puasa 9 dan 10 Muharram 2025 Versi Muhammadiyah

Selanjutnya, ada penetapan bulan Muharram yang memiliki perbedaan dengan pemerintah, yaitu berdasarkan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) 1447 Hijriah dari Muhammadiyah. Di dalam kalender tersebut, Muhammadiyah menetapkan tanggal 1 Muharram 1447 Hijriah jatuh pada Kamis, 26 Juni 2025.

Hal tersebut menandakan penetapan awal bulan Muharram versi Muhammadiyah memiliki selisih 1 hari dengan pemerintah. Ini turut menunjukkan adanya perbedaan waktu 9 dan 10 Muharram 1447 Hijriah. Pada KHGT 1447 Hijriah, tanggal 9 Muharram 1447 Hijriah jatuh pada Jumat, 4 Juli 2025, sedangkan 10 Muharram 1447 Hijriah berlangsung di hari Sabtu, 5 Juli 2025. Bagi kaum muslim yang berpedoman pada KHGT, ini rincian tanggalnya:

  • Jumat, 4 Juli 2025 (9 Muharram 1447 Hijriah versi Muhammadiyah): puasa Tasua
  • Sabtu, 5 Juli 2025 (10 Muharram 1447 Hijriah versi Muhammadiyah): puasa Asyura

Jadwal Puasa 9 dan 10 Muharram 2025 Versi NU

Lantas, bagaimana dengan puasa 9 dan 10 Muharram 1447 Hijriah versi NU? Terkait dengan hal ini, Nahdlatul Ulama (NU) juga memiliki pedoman tersendiri yang disebut sebagai Almanak 2025 1 Rajab 1446 H-11 Rajab 1447 H untuk dapat dijadikan sebagai salah satu acuan bagi sebagian kaum muslim.

Pada almanak tersebut ditetapkan tanggal 1 Muharram 1447 Hijriah berlangsung pada Jumat, 27 Juni 2025. Ini menunjukkan penetapan awal bulan Muharram di tahun ini versi NU serupa dengan pemerintah, tapi berbeda dengan Muhammadiyah.

Lebih lanjut, di dalam almanak yang sama tercantum tanggal 9 Muharram 1447 Hijriah berlangsung pada Sabtu, 5 Juli 2025 dan 10 Muharram 1447 Hijriah jatuh di hari Minggu, 6 Juli 2025. Untuk itu, kaum muslim yang berpedoman pada Almanak 2025 dari NU bisa berpuasa Tasua dan Asyura di tanggal-tanggal tersebut. Berikut uraian jadwalnya sebagai acuan:

  • Sabtu, 5 Juli 2025 (9 Muharram 1447 Hijriah versi NU): puasa Tasua
  • Minggu, 6 Juli 2025 (10 Muharram 1447 Hijriah versi NU): puasa Asyura

Bacaan Niat Puasa 9 dan 10 Muharram

Sebelum mengerjakan puasa sunnah Tasua di tanggal 9 Muharram dan Asyura pada 10 Muharram, ada baiknya kaum muslim mengawalinya dengan bacaan niat terlebih dahulu. Adapun bacaan niat puasa Tasua dan Asyura memiliki perbedaan dengan puasa sunnah lainnya, sehingga perlu dicermati sebelum melafalkannya.

Di dalam buku 'Panduan Muslim Kaffah Sehari-hari dari Kandungan hingga Kematian' oleh Dr Muh Hambali, MAg, terdapat bacaan niat puasa Tasua dan Asyura yang diamalkan oleh setiap muslim. Berikut bacaan yang dimaksud.

1. Niat Puasa Tasua

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ مِنْ يَوْمِ تَسُوْعَاءٍ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى.

Nawaitu shauma ghadin min yaumi tasuu-'aa-in sunnatan lillaahi ta'aalaa.

Artinya: "Sengaja saya berpuasa sunnah hari Tasu'a pada esok hari karena Allah Ta'ala."

2. Niat Puasa Asyura

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ مِنْ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى.

Nawaitu shauma ghadin min yaumi 'aasyuuraa-a sunnatan lillaahi ta'aalaa.

Artinya: "Sengaja saya berpuasa sunnah hari 'Asyura pada esok hari karena Allah Ta'ala."

Waktu yang Tepat Membaca Niat Puasa 9 dan 10 Muharram

Lantas, kapan waktu yang tepat untuk membaca niat puasa 9 dan 10 Muharram? Terkait dengan hal ini, terdapat anjuran waktu yang bisa dipilih oleh kaum muslim untuk membaca niat sebelum berpuasa secara umum. Waktu tersebut tidak hanya dapat dilakukan pada saat menunaikan puasa 9 dan 10 Muharram saja, tapi juga puasa wajib atau sunnah lainnya.

Di dalam bukunya 'Cerdas Intelektual dan Spiritual dengan Mukjizat Puasa: Ragam Jenis Puasa Sunnah untuk Kesuksesan Akademikmu' karya Ustadz Yazid al-Busthomi, Lc, sebuah niat penting untuk dilakukan sebelum mengerjakan sebuah amalan. Sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadits:

"Bahwasanya segala amalan itu menurut niatnya dan setiap manusia memperoleh apa yang dia niatkan." (HR. Bukhari)

Kemudian dijelaskan waktu membaca niat puasa bisa dilakukan sebelum sahur. Akan tetapi, waktu yang paling utama adalah saat dibaca di waktu malam hari sebelum tidur.

Penjelasan serupa juga telah disampaikan oleh Ust Muksin Matheer dalam bukunya '1001 Tanya Jawab Dalam Islam', niat sebelum puasa merupakan bagian dari rukun puasa itu sendiri. Apabila telah diniatkan untuk berpuasa, maka diharapkan dapat menyempurnakan ibadah tersebut.

Waktu paling utama membaca niat puasa adalah maksimal sebelum fajar tiba atau sebelum makan sahur. Apabila seseorang belum meniatkan dirinya untuk berpuasa tapi sudah melakukannya, maka amalan tersebut dianggap tidak sah. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

"Barang siapa tidak berniat puasa pada malam hari, sebelum fajar, maka tidak sah puasanya." (HR. Ad-Daraquthni dan Al-Baihaqi)

Apabila merujuk pada tanggal 9 dan 10 Muharram 1447 Hijriah versi pemerintah serta NU yang jatuh di hari Sabtu, 5 Juli 2025 dan Minggu, 6 Juli 2025, maka waktu mengamalkan niat puasa bisa dilakukan pada malam hari atau sebelum fajar tiba tepat di hari sebelum puasa dikerjakan. Jadi niat puasa Tasua bisa dibaca pada malam hari Jumat, 4 Juli 2025 hingga menjelang fajar pada Sabtu, 6 Juli 2025. Kemudian niat puasa Asyura dapat diamalkan di malam hari Sabtu, 6 Juli 2025 sampai menjelang fajar pada Minggu, 7 Juli 2025.

Sementara itu, berbeda dengan pengerjaan puasa 9 dan 10 Muharram 1447 Hijriah yang didasarkan pada KHGT Muhammadiyah. Niat puasa Tasua bisa dibaca sejak malam hari Kamis, 3 Juli 2025 sampai jelang fajar Jumat, 4 Juli 2025. Lalu untuk niat puasa Asyura dapat diamalkan pada malam hari Jumat, 4 Juli 2025 hingga sebelum fajar di hari Sabtu, 5 Juli 2025.

Bacaan Doa Buka Puasa 9 dan 10 Muharram

Sebelum berbuka puasa dengan minum maupun menyantap hidangan, hendaknya bagi seorang muslim untuk membaca doa berbuka puasa terlebih dahulu. Sejatinya, doa buka puasa 9 dan 10 Muharram sama seperti doa buka puasa pada umumnya.

Mengutip dari buku 'Sukses Dunia Akhirat dengan Doa-doa Harian' karya Mahmud Asy-Syafrowi, ada beberapa versi bacaan doa buka puasa yang biasanya dibaca oleh kaum muslim sebagai tanda mengakhiri waktu berpuasanya. Salah di antaranya yang telah dibaca secara umum selama ini, dengan bacaan doa:

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

"Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa'ala rizqika afthartu."

Artinya: "Ya Allah, untuk-Mu/karena-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, dan atas rezeki-Mu aku berbuka."

Namun, redaksi doa tersebut bukan berasal dari hadits Rasulullah SAW secara langsung. Sebaliknya, doa tadi adalah rangkaian kalimat doa yang dibuat oleh para ulama.

Semantara itu, ada sebuah bacaan doa buka puasa yang diambil dari redaksi doa Rasulullah SAW. Sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a., tatkala berbuka puasa Rasulullah SAW mengucapkan:

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى

"Dzahabadzh dzhama-u wabtallatil-'uruqu wa tsabatal-ajru insyaa-allah taala."

Artinya: "Telah hilang rasa haus, telah basah urat-urat, dan telah pasti ganjaran, dengan kehendak Allah Ta'ala" (HR. Abu Dawud, Daruquthni, Hakim, dan Nasa'i. Daruquthni mengatakan bahwa hadits ini isnad-nya shahih).

Saat seseorang berbuka puasa bersama dengan orang lain, ada juga bacaan doa berbuka puasa tersendiri yang bisa diamalkan. KH Sulaeman Bin Muhammad Bahri dalam bukunya 'Kumpulan Doa Mustajab Pembuka Pintu Rezeki', menerangkan saat berbuka puasa bersama-sama ada sebuah doa yang bisa dibaca dengan lantunan:

أَفْطَرَ عِنْدَكُمُ الصَّائِمُوْنَ وَأَكَلَ طَعَامَكُمُ الْأَبْرَارُ وَصَلَّتْ عَلَيْكُمُ الْمَلَائِكَةُ

Afthara 'indakumush shaaimuuna wa akala tha'aamakumul abraaru washallat 'alaikumul malaaikatu.

Artinya: "Berbukalah orang-orang yang berpuasa di tempat saudara ini dan makanlah makanan yang disuguhkan oleh orang-orang yang berbakti, dan para malaikat mendoakan saudara agar mendapat rahmat."

Adab Berbuka Puasa

Sebagai sebuah amalan yang penuh dengan makna, ada baiknya kaum muslim mengakhiri puasa sunnah di tanggal 9 dan 10 Muharram dengan menerapkan adab-adab saat berbuka puasa. Dihimpun dari buku '63 Adab Sunnah' oleh Dr KH Rachmat Morado Sugiarto, Lc MA Al-Hafizh dan 'Buku Pintar 50 Adab Islam' karya Arfiani, berikut beberapa adab saat berbuka puasa.

1. Tidak Berlebih-lebihan

Sesuatu yang berlebihan tidak dianjurkan dalam Islam, termasuk saat berbuka puasa. Sebaliknya, seseorang dapat menyantap makanan atau meneguk minumannya secukupnya saja. Ini seperti disampaikan dalam firman Allah SWT melalui Surat Al-Isra' ayat 27:

اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْٓا اِخْوَانَ الشَّيٰطِيْنِۗ وَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوْرًا ۝٢٧

"Innal-mubadzdzirîna kânû ikhwânasy-syayâthîn, wa kânasy-syaithânu lirabbihî kafûrâ."

Artinya: "Sesungguhnya para pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya."

2. Berbuka dengan Ruthab, Kurma, atau Air

Selanjutnya, ada beberapa sunnah terkait dengan makanan atau minuman yang bisa dipilih sebagai pembuka hidangan saat berbuka puasa. Dianjurkan bagi kaum muslim untuk mengawali menu berbuka dengan menyantap ruthab atau kurma maupun meminum air. Hal tersebut seperti yang telah diriwayatkan dari Anas bin Malik yang berkata:

"Adalah Rasulullah SAW berbuka dengan beberapa biji kurma basah (ruthab) sebelum melakukan sholat (maghrib). Apabila tidak ada maka dengan beberapa biji kurma kering (tamaraat). Apabila tidak ada maka dengan beberapa teguk dari air" (Sunan Abu Daud, 4/39 hadits 2356. Musnad Ahmad, 20/110 hadits 12676)

3. Berdoa Terlebih Dahulu

Sebelum menyudahi waktu puasa, ada baiknya kaum muslim perlu untuk membaca doa berbuka puasa. Sebagaimana diriwayatkan:

"Sesungguhnya orang yang berpuasa memiliki doa yang tidak akan ditolak saat berbuka" (Sunan Ibnu Majah, 2/636 hadits 1752, Syuab al-Imran, 5/407 hadits 3621 dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash. Haditsnya hasan).

4. Menyegerakan Berbuka

Kemudian saat waktu Maghrib telah tiba, hendaknya bagi seorang muslim untuk menyegerakan berbuka puasa. Menyegerakan buka termasuk perbuatan yang baik. Hal ini telah tertuang di dalam riwayat hadits yang menyebut sabda Rasulullah SAW:

"Manusia tetap dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka" (Muttafaqun alaih. Shahih Al-Bukhari, 3/36 hadits 1957. Shahih Muslim, 2/771 hadits 1098 dari Sahl bin Sa'd r.a.)

5. Berbuka Sebelum Sholat Maghrib

Seperti yang telah diketahui, biasanya waktu berbuka puasa ditandai dengan berkumandangnya adzan Maghrib. Sebelum mengerjakan sholat Maghrib, seseorang bisa membatalkan puasanya terlebih dahulu.

Adapun anjuran berbuka sebelum sholat maghrib juga telah disebutkan dalam sebuah hadits. Di dalam riwayat tersebut dijelaskan Rasulullah SAW akan berbuka terlebih dahulu sebelum menunaikan sholat. Sebagaimana diriwayatkan oleh Tirmidzi:

"Adalah Rasulullah SAW berbuka sebelum menunaikan sholat dengan beberapa ruthob atau kurma basah, dan apabila tidak memiliki ruthob beliau berbuka dengan beberapa tamr atau kurma kering, dan apabila tidak memiliki tamr beliau berbuka dengan menenggak seteguk air" (HR. Tirmidzi).

Demikian tadi penjelasan mengenai jadwal puasa 9 dan 10 Muharram 2025 lengkap dengan bacaan niat, keutamaan, bacaan doa buka puasa, hingga adab-adab saat berbuka. Semga informasi ini membantu, ya.




(sto/apu)


Hide Ads