Dalam waktu dekat kaum muslim dapat mengerjakan dua puasa sunnah di bulan Muharram, yaitu Tasua dan Asyura. Oleh karena itu, jadwal puasa Tasua dan Asyura di tahun ini menjadi informasi penting yang perlu diperhatikan bagi setiap muslim.
Bulan Muharram bukan sekadar awal bulan dalam tahun Hijriah atau Islam. Lebih dari itu, ada berbagai keistimewaan yang dimiliki oleh bulan yang satu ini. Untuk diketahui, bulan Muharram termasuk dalam bulan haram (yang disucikan). Ini dikarenakan Allah SWT melarang umat Islam berperang di bulan tersebut.
Kemudian H Ahmad Zacky, SAg, MA, dalam bukunya 'Panduan Ibadah Puasa Wajib dan Sunnah' memberikan penjelasan tentang kemuliaan bulan Muharram yang tertuang di dalam ayat suci Al-Quran. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Surat At-Taubah ayat 36:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةًۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ ٣٦
Inna 'iddatasy-syuhûri 'indallâhitsnâ 'asyara syahran fî kitâbillâhi yauma khalaqas-samâwâti wal-ardla min-hâ arba'atun ḫurum, dzâlikad-dînul-qayyimu fa lâ tadhlimû fîhinna anfusakum wa qâtilul-musyrikîna kâffatang kamâ yuqâtilûnakum kâffah, wa'lamû annallâha ma'al-muttaqîn.
Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa."
Adapun empat bulan haram (yang disucikan) adalah Muharram, Rajab, Dzulqa'dah, dan Dzulhijjah. Oleh sebab itulah, kaum muslim dapat mengisi bulan penuh kemuliaan tersebut dengan berbagai amalan baik.
Tidak terkecuali di bulan Muharram kali ini yang dapat dimaknai dengan amalan berupa puasa sunnah Tasua dan Asyura. Bagi detikers yang berkeinginan untuk mengerjakan dua puasa sunnah tersebut, simak terlebih dahulu jadwal pengerjaannya berikut ini.
Kapan Puasa Tasua dan Asyura?
Sebelumnya mungkin masih ada yang bertanya-tanya tentang tanggal pengerjaan puasa Tasua dan Asyura. Sebagai salah satu puasa sunnah di bulan Muharram, puasa Tasua dan Asyura bisa dikerjakan dalam dua hari berturut-turut. Ini dikarenakan tanggal pengerjaan puasa Tasua dan Asyura jatuh di waktu yang berdekatan.
Seperti dijelaskan dalam buku 'Panduan Muslim Sehari-hari' karya DR KH M Hamdan Rasyid, MA dan Saiful Hadi El-Sutha, puasa Tasua adalah puasa sunnah yang bisa dikerjakan di hari ke-9 bulan Muharram. Artinya, tanggal menunaikan puasa Tasua adalah 9 Muharram.
Berbeda halnya dengan puasa Asyura yang merupakan puasa sunnah untuk dikerjakan pada hari ke-10 di bulan yang sama. Ini menandakan puasa Asyura bisa ditunaikan oleh kaum muslim pada tanggal 10 Muharram.
Untuk memudahkan kaum muslim, khususnya di Indonesia, dalam mengerjakan dua puasa sunnah tersebut, perlunya tanggal 9 dan 10 Muharram di tahun ini dikonversikan ke dalam penanggalan Masehi. Hal ini dimaksudkan agar memudahkan dalam mengingat harinya.
Setidaknya ada tiga versi penanggalan Hijriah atau Islam yang dapat dijadikan sebagai acuan, yaitu yang berasal dari pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag), Muhammadiyah, hingga Nahdlatul Ulama (NU). Oleh sebab itu, ada baiknya kaum muslim mencermati terlebih dahulu konversi tanggal-tanggal tadi sesuai dengan kalender Hijriah yang berlaku di tahun ini.
Tanggal Puasa Tasua dan Asyura 2025 Muhammadiyah
Jadwal puasa Tasua dan Asyura tahun ini yang pertama bisa mengacu pada kalender Hijriah yang diterbitkan oleh Muhammadiyah. Adapun kalender yang dimaksud bertajuk Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) 1447 Hijriah. Di dalam kalender tersebut, dapat diketahui penetapan tanggal 9 dan 10 Muharram 1447 H versi Muhammadiyah.
Sebagai acuan bagi kaum muslim yang berpedoman pada kalender Muhammadiyah, berikut uraian jadwal puasa Tasua dan Asyura 2025:
- Puasa Tasua 9 Muharram 1447 H: Jumat, 4 Juli 2025
- Puasa Asyura 10 Muharram 1447 H: Sabtu, 5 Juli 2025
Tanggal Puasa Tasua dan Asyura 2025 NU
Selanjutnya, NU juga telah menerbitkan kalender Hijriah tersendiri yang berisikan tanggal-tanggal dari bulan Muharram sampai Dzulhijjah di tahun 1447 H atau 2025 M kali ini. Kalender tersebut dikenal sebagai Almanak Tahun 2025 1 Rajab 1446 H-11 Rajab 1447 H. Melalui kalender ini, penetapan tanggal 9 dan 10 Muharram 1447 H versi NU berbeda dengan Muhammadiyah.
Hal tersebut dikarenakan adanya selisih 1 hari yang mana NU menetapkan tanggal 9 Muharram 1447 H jatuh pada 5 Juli 2025, sedangkan 10 Muharram 1447 H berlangsung di tanggal 6 Juli 2025. Berikut rincian tanggalnya sebagai pengingat bagi kaum muslim yang berpedoman terhadap kalender ini:
- Puasa Tasua 9 Muharram 1447 H: Sabtu, 5 Juli 2025
- Puasa Asyura 10 Muharram 1447 H: Minggu, 6 Juli 2025
Tanggal Puasa Tasua dan Asyura 2025 Pemerintah
Lantas, bagaimana dengan pemerintah? Untuk diketahui, pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) RI telah menerbitkan Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025. Pada kalender tersebut, penetapan tanggal 9 dan 10 Muharram 1447 H memiliki kesamaan dengan versi NU.
Menurut kalender Hijriah versi pemerintah, tanggal 9 Muharram 1447 Hijriah juga jatuh pada 5 Juli 2025. Sementara itu, 10 Muharram 1447 Hijriah berlangsung di tanggal 6 Juli 2025. Bagi kaum muslim yang berpedoman pada kalender pemerintah, ini jadwalnya:
- Puasa Tasua 9 Muharram 1447 H: Sabtu, 5 Juli 2025
- Puasa Asyura 10 Muharram 1447 H: Minggu, 6 Juli 2025
Keutamaan Puasa Tasua dan Asyura di Bulan Muharram
Setelah mengetahui tanggal pengerjaan puasa Tasua dan Asyura, saatnya untuk memaknai keutamaan menunaikan ibadah tersebut. Perlu diketahui, salah satu acuan dalam pengerjaan puasa Asyura tertuang di dalam sebuah riwayat hadits dari Aisyah r.a.
Dikutip dari buku 'Inilah Alasan Rasulullah SAW Menganjurkan Puasa Sunah' karya H AmIrulloh Syarbini dan Hj Iis Nur'aeni Afgandi, di dalam riwayat hadits dari Aisyah r.a. disampaikan:
"Hari Asyura adalah waktunya puasa orang-orang Quraisy pada zaman jahiliyah. Dan Rasulullah pun melaksanakannya. Tatkala Nabi tiba di Madinah, beliau tetap melakukan puasa Asyura dan memerintahkan sahabat untuk melakukan puasa itu juga. Ketiga diwajibkan puasa Ramadhan, beliau meninggalkan puasa Asyura, dan beliau bersabda, 'Barangsiapa yang hendak berpuasa, maka puasalah, dan barangsiapa yang hendak berbuka, maka berbukalah'." (HR. Bukhari)
Lebih lanjut, terdapat riwayat lainnya yang menerangkan tentang keutamaan puasa asyura. Ahmad Syahirul Alim dalam bukunya 'Rahasia Puasa Sunah' memberikan penjelasan tentang kisah seseorang yang bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai puasa Asyura. Saat ditanya tentang keutamaan puasa sunnah tersebut, Rasulullah SAW bersabda:
وَصِيَامُ يَوْمٍ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
"Dan puasa Asyura di sisi Allah Ta'ala akan menutupi (dosa-dosa) satu tahun yang telah berlalu." (HR. Muslim)
Kemudian, masih dijelaskan dalam buku yang sama, terdapat anjuran berpuasa sunnah yang berasal dari sebuah riwayat hadits. Di dalam riwayat tersebut disampaikan tentang Rasulullah SAW yang memerintahkan para sahabat untuk berpuasa Asyura. Tak hanya itu saja, beliau juga mengajak serta para sahabat mengerjakan puasa di hari sebelumnya, yaitu puasa Tasua.
Di dalam riwayat tersebut diterangkan para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, (bukankah) hari itu hari yang diagung-agungkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani?' Rasulullah SAW bersabda:
فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ صُمْنَا يَوْمَ النَّاسِعِ
'Jika datang tahun yang akan datang, insya Allah kita akan berpuasa (juga) hari kesembilan.' Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu berkata, 'Maka tidak pernah
datang tahun berikutnya karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam telah wafat'." (HR. Muslim)
Niat Puasa Tasua dan Asyura
Sebelum mengerjakan puasa Tasua dan Asyura, hendaknya setiap muslim mengawalinya dengan bacaan niat terlebih dahulu. Diharapkan dengan mengawali niat dapat menyempurnakan ibadah puasa sunnah yang akan dijalani nantinya.
Terdapat perbedaan antara niat puasa Tasua dan Asyura. Dihimpun dari buku 'Panduan Muslim Kaffah Sehari-hari dari Kandungan hingga Kematian' oleh Dr Muh Hambali, MAg, berikut bacaannya:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ مِنْ يَوْمِ تَسُوْعَاءِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى.
Nawaitu shauma ghadin min yaumi tasuu-'aa-in sunnatan lillaahi ta'aalaa.
Artinya: "Sengaja saya berpuasa sunnah hari Tasu'a pada esok hari karena Allah Ta'ala."
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ مِنْ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى.
Nawaitu shauma ghadin min yaumi 'aasyuuraa-a sunnatan lillaahi ta'aalaa.
Artinya: "Sengaja saya berpuasa sunnah hari 'Asyura pada esok hari karena Allah Ta'ala."
Demikian tadi penjelasan mengenai jadwal puasa Tasua dan Asyura 2025 versi Muhammadiyah, NU, dan pemerintah lengkap dengan keutamaan serta bacaan niatnya. Semoga bermanfaat!
(sto/ahr)