Pada momen tahun baru Islam atau Hijriah, banyak umat Islam menyambutnya dengan melaksanakan ibadah puasa. Jika ingin mengerjakan ibadah ini, pastikan detikers mengetahui kapan puasa 1 Muharram.
Puasa di awal Muharram bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga dianjurkan langsung oleh Rasulullah SAW karena memiliki keutamaan yang sangat besar. Bahkan, disebut sebagai puasa terbaik setelah Ramadhan.
Karena saat ini kita sudah berada di penghujung bulan Dzulhijjah, yuk cari tahu jadwal puasa 1 Muharram di 2025!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapan Puasa 1 Muharram 2025?
Sesuai dengan namanya, puasa 1 Muharram dilaksanakan pada hari pertama bulan Muharram. Namun, penanggalan Hijriah berbeda dengan Masehi. Oleh karena itu, kita perlu mengecek kalender Hijriah.
Di Indonesia, penetapan awal bulan Hijriah bisa berbeda tergantung metode hisab dan rukyat yang digunakan oleh masing-masing lembaga. Namun untuk tahun 2025, sebagian besar lembaga menetapkan tanggal yang hampir bersamaan.
Pemerintah Indonesia melalui Kalender Hijriah 2025 menetapkan bahwa 1 Muharram 1447 H jatuh pada hari Jumat, 27 Juni 2025. Penetapan ini digunakan sebagai acuan libur nasional, sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri tentang hari libur nasional dan cuti bersama. Keputusan ini juga diikuti oleh Nahdlatul Ulama (NU), sebagaimana tertera di dalam Kalender 2025 terbitan Lembaga Falakiyah PCNU Bojonegoro.
Sementara itu, Muhammadiyah menetapkan 1 Muharram 1447 H jatuh sehari lebih awal, yakni pada Kamis, 26 Juni 2025, berdasarkan sistem Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT). Sistem ini mulai diberlakukan secara resmi oleh Muhammadiyah sejak tahun Hijriah 1447 H.
Hukum Puasa 1 Muharram
Puasa di bulan Muharram memiliki kedudukan yang sangat istimewa dalam ajaran Islam. Meskipun hukumnya tidak wajib seperti puasa Ramadhan, puasa Muharram termasuk puasa sunnah yang paling utama untuk dikerjakan oleh umat Islam.
Sebagaimana tercantum dalam buku Inilah Alasan Rasulullah SAW Menganjurkan Puasa Sunah karya Amirulloh Syarbini dan Iis Nur'aeni Afgandi, bulan Muharram termasuk salah satu dari empat bulan haram (suci) yang dimuliakan Allah SWT.
Pada bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan amal ibadah, termasuk memperbanyak puasa sunnah. Bahkan, bulan ini juga dikenal sebagai waktu di mana kontak senjata atau peperangan dilarang, sebagaimana ditegaskan dalam berbagai riwayat klasik.
Keutamaan puasa di bulan Muharram ditegaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Sebaik-baiknya puasa setelah bulan Ramadhan adalah pada bulan Allah, yaitu Muharram." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Dengan demikian, hukum puasa 1 Muharram adalah sunnah muakkadah, yakni sunnah yang sangat dianjurkan. Meski tidak wajib, melaksanakannya dapat mendatangkan banyak keutamaan dan pahala besar, serta menunjukkan cinta kepada sunnah Rasulullah SAW.
Namun, perlu menjadi perhatian bahwa tahun ini, 1 Muharram 1447 Hijriah bertepatan dengan hari Jumat. Dalam buku Puasa Bukan Hanya Saat Ramadhan karya Ahmad Sarwat, dijelaskan bahwa puasa di hari Jumat hukumnya haram jika dilakukan sendirian, tanpa diiringi puasa pada hari sebelumnya (Kamis) atau sesudahnya (Sabtu). Hal ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW:
"Janganlah kalian khususkan hari Jumat dengan berpuasa dan tidaklah pula malamnya untuk ditegakkan (sholat)." (HR. Muslim)
Larangan ini berlaku jika niat puasa hanya pada hari Jumat tanpa alasan syar'i atau tanpa kebiasaan rutin. Akan tetapi, jika hari Jumat tersebut bertepatan dengan puasa sunnah tertentu, seperti 1 Muharram atau seseorang yang rutin puasa Daud (sehari puasa, sehari tidak), puasa tetap diperbolehkan. Sebagian ulama juga memandangnya tidak haram, tetapi makruh, tergantung pada niat dan konteksnya.
Oleh karena itu, jika ingin berpuasa pada 1 Muharram 1447 H, Jumat, 27 Juni 2025, sangat dianjurkan untuk menyertainya dengan puasa di hari Kamis sebelumnya (26 Juni 2025) atau Sabtu berikutnya (28 Juni 2025). Dengan begitu, kita bisa meraih keutamaan puasa Muharram sambil tetap mengikuti adab dan batasan yang diajarkan Rasulullah SAW.
Keutamaan Puasa 1 Muharram
Dikutip dari buku Kedahsyatan Puasa karya Syukron Maksum, keutamaan puasa di bulan Muharram disebut langsung oleh Rasulullah SAW dalam beberapa hadits shahih. Salah satunya, diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya tentang ibadah-ibadah yang paling utama setelah ibadah wajib. Dalam jawaban beliau, puasa di bulan Muharram menempati posisi sangat istimewa, bahkan langsung berada tepat di bawah puasa Ramadhan dalam hal keutamaannya.
"'Shalat manakah yang lebih utama setelah shalat fardhu?'
Nabi menjawab: 'Yaitu shalat di tengah malam.'
Mereka bertanya lagi: 'Puasa manakah yang lebih utama setelah puasa Ramadhan?'
Nabi bersabda:
'Puasa pada bulan Allah yang kamu namakan bulan Muharram'." (HR. Ahmad, Muslim, dan Abu Daud)
Hadits ini menunjukkan bahwa meskipun puasa Muharram bersifat sunnah, derajatnya sangat tinggi di sisi Allah SWT, hingga disebut sebagai puasa terbaik setelah Ramadhan. Ini tentu menjadi motivasi besar bagi umat Islam untuk tidak melewatkan kesempatan meraih pahala besar di awal tahun Hijriah.
Bacaan Niat Puasa 1 Muharram
Tentu kurang afdhal rasanya jika kita menjalankan ibadah tanpa berniat. Terlebih dalam Islam, seluruh perbuatan atau ibadah tergantung pada niatnya. Oleh karena itu, kita perlu memahami bacaan niat puasa 1 Muharram sebelum mengerjakannya. Berikut ini adalah salah satu bacaan niat yang dikutip dari buku Ternyata Shalat & Puasa Sunah Dapat Mempercepat Kesuksesan tulisan Ceceng Salamudin.
ΩΩΩΩΩΩΨͺΩ Ψ΅ΩΩΩΩ Ω Ψ΄ΩΩΩΨ±Ω Ω ΩΨΩΨ±ΩΩΩ Ω Ψ³ΩΩΩΩΨ©Ω ΩΩΩΩΩΩΩ ΨͺΩΨΉΩΨ§ΩΩΩ
Nawaitu shauma syahri Muharram sunnatal lillaahi ta'aala
Artinya: "Saya niat berpuasa Muharram sunah karena Allah Ta'ala."
Setelah mengetahui jadwal, hukum, keutamaan, sampai bacaan niatnya, apakah kamu sudah siap menjalankan puasa 1 Muharram, detikers?
(sto/dil)