Kalender Hijriah Hari Ini 30 Juni 2025 dan Keutamaan Puasa Sunnah Muharram

Kalender Hijriah Hari Ini 30 Juni 2025 dan Keutamaan Puasa Sunnah Muharram

Nur Umar Akashi - detikJateng
Senin, 30 Jun 2025 08:42 WIB
Ilustrasi puasa
Ilustrasi puasa Muharram. Foto: Getty Images/ferlistockphoto
Solo -

Umat Islam di seluruh dunia selalu berpatokan dengan tanggalan Hijriah untuk menjalankan ibadah, seperti puasa sunnah. Oleh karena itu, penting mengetahui tanggalnya dengan tepat. Nah, berikut konversi kalender Hijriah hari ini 30 Juni 2025.

Disadur dari NU Online, kalender Hijriah didasarkan atas peredaran Bulan mengelilingi Bumi. Sistem ini mengikuti siklus sinodik Bulan yang berlangsung sekitar 29 hari 12 jam 44 menit atau dibulatkan menjadi 29,5 hari. Dengan demikian, lama 1 tahun Hijriah minimal 354 hari.

Lain halnya dengan kalender Masehi yang mematok hitungannya berdasar peredaran Bumi mengelilingi Matahari. Kalender yang juga dikenal dengan nama Gregorian ini memakai siklus tropis Matahari. Setiap siklusnya berdurasi sekitar 365 hari 5 jam 48 menit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perbedaan lain dari kalender Hijriah dan Masehi adalah waktu pergantian hari. Disadur dari laman Djuanda University, pergantian hari kalender Hijriah terjadi saat Matahari terbenam/waktu maghrib. Sementara itu, kalender Masehi berganti hari setiap pukul 00.00 malam.

Simak kalender Hijriah 30 Juni 2025 menurut NU-Muhammadiyah via uraian berikut!

ADVERTISEMENT

Tanggal Hijriah Hari Ini 30 Juni 2025

Tanggal Hijriah Hari Ini 30 Juni 2025 Menurut NU

Dikutip dari laman NU Jakarta, NU secara resmi mengumumkan bahwa tahun baru Hijriah 1447 jatuh pada Jumat Kliwon, 27 Juni 2025. Keputusan ini didapat setelah pada Rabu, 25 Juni 2025, hilal masih berada di bawah ufuk seluruh wilayah Indonesia.

Keterangan mengenai penetapan 1 Muharram 1447 H dari NU tertera lengkap dalam Surat Keputusan Nomor: 76/PB.08/A.II.01.13/13/06/2025 tentang Pengumuman Awal Bulan Muharram 1447 H Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.

Melalui surat tersebut, NU menyatakan bahwa 1 Muharram 1447 H bertepatan dengan Jumat Kliwon, 27 Juni 2025. Artinya, terhitung sejak Kamis malam, 26 Juni 2025, 1 Muharram 1447 H dimulai.

"Sebagai tindak lanjutnya, maka awal bulan Muharram 1447 H bertepatan dengan Jumat Kliwon 27 Juni 2025 M (mulai malam Jumat) atas dasar istikmal," dikutip dari Instagram Lembaga Falakiyah NU, @falakiyahnu.

Dengan demikian, menurut NU, 30 Juni 2025 bertepatan dengan 4 Muharram 1447 H.

Tanggal Hijriah Hari Ini 30 Juni 2025 Menurut Muhammadiyah

Dilansir situs Masjid Muhammadiyah, Muhammadiyah resmi menetapkan 1 Muharram 1447 H pada Kamis, 26 Juni 2025. Penetapan ini didasarkan penggunaan Kalender Global Hijriah Tunggal (KHGT) yang memakai dasar kriteria imkanur-rukyat dan ijtimak.

"Dengan dasar ini, Muhammadiyah menetapkan bahwa 1 Muharram 1447 H jatuh pada hari Kamis, 26 Juni 2025," bunyi keterangan dalam laman tersebut.

Sebagai informasi, KHGT mulai dipergunakan secara resmi oleh Muhammadiyah per 1 Muharram 1447 H. KHGT merupakan inisiatif global yang harapannya dapat diterapkan secara luas oleh seluruh umat Islam dunia.

Dengan demikian, menurut Muhammadiyah, 30 Juni 2025 bertepatan dengan 5 Muharram 1447 H.

Tanggal Hijriah Hari Ini 30 Juni 2025 Menurut Pemerintah

Untuk mengetahui tanggalan versi pemerintah, detikers dapat mengacu pada Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 yang dirilis oleh Kementerian Agama. Dalam kalender tersebut, 1 Muharram 1447 H ditulis jatuh pada Jumat, 27 Juni 2025.

Ketetapan ini senada dengan hasil pengamatan yang dilakukan oleh Tim Falakiyah Kantor Wilayah Kemenag Aceh. Karena hilal tidak terlihat, maka Dzulhijjah 1446 H diistikmalkan (digenapkan) menjadi 30 hari.

"Tidak mungkin terlihatnya hilal, baik di Aceh maupun di seluruh Indonesia, karena posisi hilal terlalu rendah. Sinar cahaya Matahari yang masih terlalu terang di ufuk barat menghalangi keterlihatan hilal sehingga secara konsep, bulan Dzulhijjah 1446 H harus diistikmalkan 30 hari pada tanggal 26 Juni 2025 M, dan 1 Muharram akan jatuh pada tanggal 27 Juni 2025," ujar Dr Alfirdaus Putra, SHI, MH, Ketua Tim Falakiyah Kanwil Kemenag Aceh.

Akhir kata, NU dan pemerintah mengonversi Senin, 30 Juni 2025 menjadi 4 Muharram 1447 H. Sementara itu, bila mengikuti tanggalan Muhammadiyah, 30 Juni 2025 bertepatan dengan 5 Muharram 1447 H.

Keutamaan Puasa Sunnah Bulan Muharram

Muharram adalah bulan pertama kalender Hijriah dan umat Islam disunnahkan banyak mengerjakan puasa. Di antaranya adalah puasa Asyura, puasa Tasua, puasa sunnah mutlak, puasa Ayyamul Bidh, dan puasa Senin-Kamis.

Menariknya, puasa-puasa tersebut tidak sekadar diganjar pahala saja, melainkan juga menyimpan keutamaan. Pun, masing-masing puasa memiliki keutamaan tersendiri yang membuatnya jadi istimewa.

Diambil dari buku Catatan Fikih Puasa Sunnah oleh Hari Ahadi dan Ensiklopedi Amalan Sunnah di Bulan Hijriyah oleh Abu Ubaidah Yusuf dan Abu Abdillah Syahrul Fatwa, di bawah ini keutamaan tiap-tiap puasa sunnah Muharram yang harus detikers ketahui:

1. Puasa Asyura

Mengerjakan puasa Asyura merupakan amalan yang sangat dianjurkan di bulan Muharram. Adapun dengan mengerjakan puasa Asyura insya Allah akan mendapat penghapusan dosa selama setahun ke belakang. Abu Qatadah al-Anshari berkata:

وَسُبِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمٍ عَاشُورَاءَ ؟ فَقَالَ : يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

Artinya: "Nabi Muhammad ditanya tentang puasa Asyura, beliau menjawab, 'Menghapuskan dosa setahun yang lalu...'" (HR Muslim no 1162)

2. Puasa Tasua

Puasa Tasua adalah amalan yang dikerjakan tepat sehari sebelum Asyura, yakni tanggal 9 Muharram. Semasa hidupnya, Nabi Muhammad SAW belum pernah mengerjakan puasa ini. Namun, beliau telah bertekad.

Meski belum dilakukan, tekad Nabi Muhammad SAW untuk mengerjakannya sudah cukup jadi landasan umat Islam. Apakah lantas puasa Tasua tidak punya keutamaan? Yang jelas, mengerjakan puasa ini berarti mengikuti anjuran Nabi Muhammad SAW.

Selain itu, puasa Tasua dikerjakan untuk membedakan ibadah umat Islam dengan agama lain. Ibnu Abbas berkata:

"Ketika Nabi SAW berpuasa Asyura, beliau juga memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa. Para sahabat berkata, 'Wahai Rasulullah, hari Asyura adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nasrani?' Maka Rasulullah berkata, 'Kalau begitu, tahun depan, insya Allah, kita akan puasa bersama tanggal sembilannya juga.' Belum sampai tahun depan, beliau sudah wafat terlebih dahulu." (HR Muslim no 1134)

3. Puasa Sunnah Mutlak Muharram

Jenis puasa Muharram berikutnya adalah puasa sunnah mutlak. Puasa ini sejatinya bisa dikerjakan kapan saja tanpa memerlukan sebab. Lain halnya dengan puasa Asyura yang harus ditunaikan tanggal 10 Muharram atau puasa Senin-Kamis.

Nabi Muhammad SAW dalam salah satu sabdanya menyebut bahwa puasa pada bulan Allah al Muharram adalah yang paling utama setelah puasa Ramadhan. Ini menunjukkan betapa hebatnya puasa sunnah mutlak Muharram. Beliau bersabda:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ؛ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ ؛ صَلَاةُ اللَّيْل

Artinya: "Puasa yang paling utama setelah bulan Ramadhan adalah bulannya Allah Muharram dan sholat yang paling utama setelah sholat wajib adalah sholat Lail." (HR Muslim no 1163)

4. Puasa Ayyamul Bidh

Ayyamul Bidh adalah puasa sunnah yang dikerjakan sebanyak 3 kali tiap bulan. Waktu paling utamanya adalah tanggal 13, 14, dan 15 ketika Bulan memantulkan cahaya paling terang. Namun, boleh juga mengerjakan pada tanggal lain. Boleh berurutan maupun terpisah-pisah.

Rutin mengamalkan puasa ini membuat seseorang mendapat ganjaran pahala seperti puasa setahun penuh. Nabi Muhammad SAW bersabda:

صَوْمُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ

Artinya: "Puasa sebanyak tiga hari di setiap bulan pahalanya seperti puasa setahun penuh." (HR Bukhari nomor 1979).

Di samping itu, puasa Ayyamul Bidh merupakan amalan 'penangkal' penyakit hati. Dasarnya adalah sabda Nabi Muhammad SAW dalam hadits shahih:

صوم شهر الصبر وثلاثة أيام من كلِّ شهر : يُذهبنَ وحَرَ الصدر

Artinya: "Berpuasa pada bulan sabar (Ramadhan) dan tiga hari setiap bulan, bisa menghilangkan wahr di dada." (HR Ahmad nomor 23070 dan al-Bazzar nomor 1057 dengan derajat shahih)

5. Puasa Senin Kamis

Puasa sunnah lain yang dapat dirutinkan selama Muharram berlangsung adalah puasa Senin Kamis. Keutamaan pertama adalah karena pada kedua hari tersebut, amalan seorang muslim dilaporkan kepada Allah SWT.

Mengerjakan puasa Senin Kamis juga berarti mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadits, diterangkan bahwa Nabi SAW memang biasa pada kedua hari tersebut.

كَانَ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - يَتَحَرَّى صِيَامَ . الاثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ

Artinya: "Rasulullah biasa memilih untuk berpuasa sunnah pada hari Senin dan Kamis." (HR an-Nasa'i no 2360 dan Ibnu Majah no 1739 dengan derajat shahih)

Demikian informasi ringkas mengenai kalender hijriah hari ini 30 Juni 2025 dan keutamaan puasa sunnah Muharram yang perlu detikers ketahui. Semoga bermanfaat!




(par/afn)


Hide Ads