- Puasa Sunnah di Bulan Muharram 1. Puasa Muharram Niat Puasa Muharram 2. Puasa Tasua (9 Muharram) Niat Puasa Tasua 3. Puasa Asyura (10 Muharram) Niat Puasa Asyura 4. Puasa Ayyamul Bidh (13, 14, 15 Muharram) Niat Puasa Ayyamul Bidh 5. Puasa Senin Kamis Niat Puasa Senin Niat Puasa Kamis
- Jadwal Puasa Sunnah di Bulan Muharram 1447 H
- Hukum Puasa di Hari Jumat
Sesaat lagi, kita akan memasuki tahun Hijriah yang baru yaitu 1447 H. Bulan pertama dalam tahun ini adalah Muharram. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui berbagai puasa sunnah di bulan Muharram yang sebaiknya dikerjakan umat Islam.
Muharram sendiri termasuk ke dalam salah satu dari empat bulan haram, yaitu bulan yang dimuliakan Allah SWT. Pada bulan haram tersebut, Allah melarang adanya peperangan dan umat-Nya dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah, termasuk berpuasa.
Lantas, puasa sunnah apa saja yang dapat kita kerjakan di bulan Muharram? Mari simak penjelasan selengkapnya berikut ini!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puasa Sunnah di Bulan Muharram
Pada bulan Muharram, terdapat 5 jenis puasa sunnah yang dapat diamalkan oleh umat Islam, mulai dari puasa Muharram hingga Senin Kamis.
1. Puasa Muharram
Dalam buku Siapa Berpuasa Dimudahkan Urusannya karya Khalifa Zain Nasrullah, puasa di bulan Muharram disebut sebagai puasa sunnah terbaik setelah Ramadhan. Ini merujuk pada sabda Rasulullah SAW:
"Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah (puasa) pada bulan Allah (yaitu) Muharram. Sebaik-baik sholat setelah sholat wajib adalah sholat malam." (HR. Muslim)
Hadits senada juga tercantum dalam buku Fikih Ibadah karya Hasan Ayyub:
"Puasa paling utama setelah bulan Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram." (HR. Ahmad, Muslim, empat imam, Baihaqi, dan Darimi)
Puasa Muharram dapat dilaksanakan kapan saja, sejak awal hingga akhir bulan. Terlebih pada bulan Muharram tidak terdapat hari yang diharamkan untuk berpuasa.
Niat Puasa Muharram
نويت صومَ شَهْرٍ مُحَرَّمَ سُنَّةَ اللهِ تعالى
Nawaitu shauma syahri Muharram sunnatal lillaahi ta'aala
Artinya: "Saya niat berpuasa Muharram sunnah karena Allah Ta'ala."
2. Puasa Tasua (9 Muharram)
Dalam buku Kedahsyatan Puasa oleh M Syukron, disebutkan bahwa Rasulullah SAW sempat menyampaikan keinginan untuk melaksanakan puasa Tasua (tanggal 9 Muharram) pada tahun berikutnya, tetapi beliau wafat sebelum sempat melakukannya. Artinya, mengerjakan puasa Tasua adalah mewujudkan cita-cita atau keinginan dari Rasulullah SAW, sekaligus mengamalkan sunnahnya untuk memperbanyak puasa di bulan Muharram.
Ibnu Abbas RA meriwayatkan:
"Kalau saya lanjut umur sampai tahun yang akan datang, niscaya saya akan berpuasa Tasua (tanggal 9 Muharram)." (HR. Muslim)
Niat Puasa Tasua
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnatit Tasû'â lillâhi ta'âlâ
Artinya: "Aku berniat puasa sunah Tasua esok hari karena Allah SWT."
3. Puasa Asyura (10 Muharram)
Puasa Asyura termasuk ibadah sunnah yang sangat dianjurkan (sunnah muakkadah). Dalam buku Kedahsyatan Puasa, M Syukron Maksum menjelaskan bahwa salah satu keutamaannya adalah menghapus dosa-dosa kecil setahun sebelumnya.
Hadits dari Abu Hurairah RA dalam riwayat Muslim menyebut:
"Hari ini adalah hari Asyura, dan kamu tidak diwajibkan berpuasa padanya. Dan saya sekarang berpuasa, maka siapa yang suka, berpuasalah. Dan siapa yang tidak suka, berbukalah!" (HR. Muslim)
Niat Puasa Asyura
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnatil âsyûrâ lillâhi ta'âlâ
Artinya: "Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT."
4. Puasa Ayyamul Bidh (13, 14, 15 Muharram)
Dalam buku Cinta Shaum, Zakat, dan Haji karya Miftahul Achyar Kertamuda, disebutkan bahwa puasa Ayyamul Bidh adalah sunnah yang dicontohkan langsung oleh Nabi Muhammad SAW. Puasa ini memiliki keutamaan besar, di antaranya pahala setara puasa sepanjang tahun.
Buku Koleksi Doa & Dzikir Sepanjang Masa oleh Ustadz Ali Amrin Al Qurawy menambahkan bahwa puasa ini juga memberi manfaat kesehatan, seperti membantu detoksifikasi tubuh dan menjaga sistem pencernaan. Oleh karena itu, setiap bulan kita dianjurkan untuk melaksanakan puasa Ayyamul Bidh, termasuk pada bulan Muharram.
Niat Puasa Ayyamul Bidh
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الْبِيْضِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma yaumi al-biidh sunnatan lillaahi ta'aalaa
Artinya: "Saya berniat puasa sunnah Ayyamul Bidh karena Allah Ta'ala."
5. Puasa Senin Kamis
Dalam buku Cerdas Intelektual dan Spiritual dengan Mukjizat Puasa karya Ustadz Yazid Al-Busthomi, puasa Senin Kamis disebut sebagai amalan yang tidak hanya bernilai ibadah, tapi juga berdampak positif bagi kesehatan dan penguatan karakter spiritual. Rasulullah SAW memilih hari Senin dan Kamis karena pada hari-hari itu amalan manusia diangkat ke langit. Dengan puasa, seseorang bisa menjaga diri dari dosa dan lebih dekat kepada Allah SWT.
Niat Puasa Senin
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i sunnati yaumil itsnaini lillâhi ta'âlâ
Artinya: "Aku berniat puasa sunnah hari Senin ini karena Allah ta'ala."
Niat Puasa Kamis
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ الخَمِيْسِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i sunnati yaumil khamîsi lillâhi ta'âlâ
Artinya: "Aku berniat puasa sunnah hari Kamis ini karena Allah ta'ala."
Jadwal Puasa Sunnah di Bulan Muharram 1447 H
Agar dapat mengamalkan puasa sunnah di bulan Muharram 2025 secara optimal, penting untuk mengetahui jadwal pelaksanaannya. Dengan mengetahui tanggal-tanggal utama, detikers bisa merencanakan ibadah secara lebih tertib dan konsisten. Berikut ini panduan lengkap jadwal puasa sunnah selama bulan Muharram 1447 H:
- Jumat, 27 Juni (1 Muharram 1447 H): Awal puasa Muharram
- Senin, 30 Juni 2025 (4 Muharram 1447 H): Puasa Senin
- Kamis, 3 Juli 2025 (7 Muharram 1447 H): Puasa Kamis
- Sabtu, 5 Juli 2025 (9 Muharram 1447 H): Puasa Tasua
- Ahad, 6 Juli 2025 (10 Muharram 1447 H): Puasa Asyura
- Senin, 7 Juli 2025 (11 Muharram 1447 H): Puasa Senin
- Rabu, 9 Juli 2025 (13 Muharram 1447 H): Puasa Ayyamul Bidh (hari pertama)
- Kamis, 10 Juli 2025 (14 Muharram 1447 H): Puasa Kamis + Ayyamul Bidh (hari kedua)
- Jumat, 11 Juli 2025 (15 Muharram 1447 H): Puasa Ayyamul Bidh (hari ketiga)
- Senin, 14 Juli 2025 (18 Muharram 1447 H): Puasa Senin
- Kamis, 17 Juli 2025 (21 Muharram 1447 H): Puasa Kamis
- Senin, 21 Juli 2025 (25 Muharram 1447 H): Puasa Senin
- Kamis, 24 Juli 2025 (28 Muharram 1447 H): Puasa Kamis
- Jumat, 25 Juli 2025 (29 Muharram 1447 H): Akhir puasa Muharram
Hukum Puasa di Hari Jumat
Tahun ini, 1 Muharram 1447 H bertepatan dengan hari Jumat, 27 Juni 2025. Sebagian umat Islam mungkin ingin memulai tahun baru Hijriah dengan ibadah puasa. Namun, penting diketahui bahwa puasa khusus hanya di hari Jumat memiliki hukum tertentu.
Dikutip dari buku Puasa Bukan Hanya Saat Ramadhan tulisan Ahmad Sarwat, puasa khusus pada hari Jumat hukumnya haram jika dilakukan tanpa disertai puasa di hari sebelumnya (Kamis) atau sesudahnya (Sabtu). Larangan ini berdasarkan hadits Nabi SAW:
لَا تَصُومُوا يَوْمَ الْجُمُعَةِ إِلَّا وَقَبْلَهُ يَوْمٌ أَوْ بَعْدَهُ يَوْمٌ
"Janganlah kalian khususkan hari Jumat dengan berpuasa dan tidaklah pula malamnya untuk ditegakkan (sholat)." (HR Muslim)
Namun, jika puasa Jumat tersebut bertepatan dengan giliran puasa sunnah yang rutin, seperti puasa Nabi Daud (sehari puasa, sehari tidak), maka hukumnya diperbolehkan. Bahkan sebagian ulama tidak sampai mengharamkannya secara mutlak, melainkan hanya memakruhkannya.
Jika seseorang ingin berpuasa pada Jumat, 27 Juni 2025 (1 Muharram), disarankan untuk berpuasa juga pada hari Kamis sebelumnya (26 Juni 2025) atau Sabtu (28 Juni 2025). Dengan begitu, kita terhindar dari larangan puasa khusus di hari Jumat saja.
Itulah tadi penjelasan lengkap mengenai 5 puasa sunnah di bulan Muharram beserta bacaan niat dan keutamaannya. Semoga bermanfaat!
(sto/afn)