Muharram merupakan bulan pertama dalam penanggalan Hijriah. Bulan ini juga termasuk dalam bulan haram atau bulan suci dalam agama Islam. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan puasa Muharram. Sudah tahu puasa Muharram berapa hari, detikers?
Dikutip dari buku Dahsyatnya Puasa Sunah tulisan Amirulloh Syarbini dan Lis Nur'aeni Afgani, Allah SWT memuliakan Muharram dengan menyebutnya sebagai bulan Allah (syahrullah). Dalam sejarah, Allah menyelamatkan Nabi Musa dari kejaran Firaun pada bulan ini, dan Islam melarang adanya peperangan di dalamnya. Selain itu, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak puasa sunnah, karena puasa di bulan Muharram merupakan puasa sunnah yang paling utama setelah Ramadhan.
Umat Islam sebaiknya mengetahui jadwal puasa Muharram. Simak penjelasan lengkap berikut ini untuk mengetahui jadwal, niat, serta keutamaan puasa Muharram.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puasa Muharram Berapa Hari?
Menurut Nur Solikhin dalam buku Tata Cara dan Tuntunan Segala Jenis Puasa yang mengutip Imam Syaukani dan Ibnu Hajar, puasa Asyura atau puasa Muharram memiliki beberapa tingkatan. Tingkatan pertama adalah puasa hanya pada tanggal 10 Muharram. Ini merupakan bentuk paling dasar dari puasa 'Asyura.
Tingkatan kedua adalah berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram, sebagai bentuk kehati-hatian agar tidak menyerupai kebiasaan kaum Yahudi yang hanya berpuasa pada tanggal 10. Sementara tingkatan ketiga dan paling sempurna adalah berpuasa selama tiga hari, yakni tanggal 9, 10, dan 11 Muharram.
Pandangan ini didasarkan pada kehati-hatian para ulama terhadap kemungkinan kesalahan dalam penentuan awal bulan Muharram. Dengan berpuasa selama tiga hari berturut-turut, yaitu tanggal 9, 10, dan 11, umat Islam bisa memastikan bahwa mereka telah mencakup hari 'Asyura meskipun terjadi perbedaan dalam penetapan kalender.
Rasulullah SAW memberikan panduan kepada umatnya untuk tidak menyamai praktik puasa kaum Yahudi yang hanya berpuasa pada satu hari. Dalam sebuah hadits disebutkan:
"Puasalah pada hari 'Asyura (10 Muharram), dan selisilah kaum Yahudi. Puasalah juga pada hari sebelumnya atau sesudahnya." (HR. Bukhari)
Hadits ini mengisyaratkan bahwa disunnahkan menambah satu hari sebelum atau sesudah hari 'Asyura, yaitu tanggal 9 atau 11 Muharram. Dari sinilah sebagian ulama menyimpulkan bahwa puasa yang paling utama adalah tiga hari, yaitu 9, 10, dan 11 Muharram.
Berikut adalah jadwal puasa Muharram 1447 H yang sesuai dengan kalender Hijriah Indonesia tahun 2025, di mana 1 Muharram jatuh pada Jumat, 27 Juni 2025:
- Puasa Tasu'a (9 Muharram): Sabtu, 5 Juli 2025
- Puasa 'Asyura (10 Muharram): Ahad, 6 Juli 2025
- Puasa 11 Muharram: Senin, 7 Juli 2025
Niat Puasa Muharram
Sama seperti puasa sunnah lainnya, kita juga dianjurkan untuk membaca niat sebelum melaksanakan puasa Muharram. Berikut ini adalah contoh bacaan niatnya yang dikutip dari buku Ternyata Shalat & Puasa Sunah Dapat Mempercepat Kesuksesan tulisan Ceceng Salamudin.
1. Niat Puasa Muharram
Niat puasa Muharram tanggal sembilan, sebagai berikut.
ΩΩΩΨͺ Ψ΅ΩΩ
Ω Ψ΄ΩΩΩΨ±Ω Ω
ΩΨΩΨ±ΩΩΩ
Ω Ψ³ΩΩΩΩΨ©Ω Ψ§ΩΩΩΩ ΨͺΨΉΨ§ΩΩ
Nawaitu shauma syahri Muharram sunnatal lillaahi ta'aala
Artinya: "Saya naat berpuasa Muharram mah karena Allah Ta'ala."
2. Niat Puasa Asyura
Adapun niat puasa Muharram tanggal sepuluh, sebagai berikut.
ΨͺΩΩΨͺ Ψ΅ΩΩΩΩ
Ω ΨΉΩΨ΄ΩΨ±Ω Ψ³ΩΩΩΩΨ©Ω Ψ§ΩΩΩΩ ΨͺΨΉΨ§ΩΩ
Nawaitu shauma 'Asyura sunnatal lillaahi ta'aala.
Artinya: "Saya niat berpuasa tanggal 10 Muharram sunnah karena Allah Ta'ala
Keutamaan Puasa Muharram
Dikutip dari buku Ternyata Shalat & Puasa Sunah Dapat Mempercepat Kesuksesan tulisan Ceceng Salamudin, puasa Muharram memiliki sejumlah keutamaan.
1. Penghapus Dosa Setahun Sebelumnya
Salah satu keutamaan paling menakjubkan dari puasa di hari 'Asyura (10 Muharram) adalah penghapusan dosa selama satu tahun sebelumnya. Puasa ini menjadi kesempatan emas untuk membersihkan diri dari dosa-dosa kecil yang dilakukan tanpa sadar selama setahun. Hal ini berdasarkan hadits sahih dari Abu Qatadah r.a., Rasulullah SAW bersabda:
"Puasa pada hari 'Asyura, aku berharap kepada Allah agar menghapus dosa-dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim, no. 1162)
2. Membedakan Diri dari Tradisi Yahudi dan Nasrani
Puasa 'Asyura juga menjadi pembeda antara umat Islam dan kaum Yahudi. Orang-orang Yahudi biasa berpuasa pada tanggal 10 Muharram untuk mengenang keselamatan Nabi Musa AS. Untuk membedakan diri, Rasulullah SAW bertekad untuk juga berpuasa pada tanggal 9 Muharram (Tasu'a), sebagaimana disebutkan dalam hadits Ibnu Abbas RA:
"Jika aku masih hidup tahun depan, sungguh aku akan berpuasa pada hari kesembilan (Muharram)." (HR. Muslim, no. 1134)
Namun, Rasulullah SAW wafat sebelum sempat melaksanakannya. Karena itu, umat Islam dianjurkan untuk berpuasa dua hari, tanggal 9 dan 10 Muharram.
3. Bulan Terbaik untuk Puasa Sunnah
Bulan Muharram bukan bulan sembarangan. Rasulullah SAW menegaskan bahwa setelah Ramadhan, tidak ada bulan lain yang lebih utama untuk melaksanakan puasa sunah selain Muharram. Ini menunjukkan bahwa berpuasa sepanjang bulan Muharram (selain 'Asyura) juga sangat dianjurkan:
"Sebaik-baiknya puasa setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, yaitu Muharram."
(HR. Abu Dawud, no. 2436; Tirmidzi, no. 740)
4. Menghormati Peristiwa Besar Umat para Nabi
Tanggal 10 Muharram menyimpan banyak peristiwa besar dalam sejarah para nabi, yang menandakan pertolongan Allah SWT terhadap hamba-hamba-Nya yang saleh. Melalui puasa 'Asyura, umat Islam dianjurkan untuk mengenang dan mensyukuri nikmat Allah atas keselamatan para nabi tersebut.
Salah satu peristiwa penting adalah diselamatkannya Nabi Musa AS dan Bani Israil dari kejaran Fir'aun. Atas kejadian itu, Nabi Musa berpuasa sebagai bentuk syukur kepada Allah, dan Rasulullah SAW pun mengikuti jejaknya. Di samping itu, beberapa peristiwa besar lain yang diyakini terjadi pada hari 'Asyura antara lain Nabi Nuh dan para pengikutnya diselamatkan dari banjir besar. Selain itu, ada pula peristiwa Nabi Ibrahim AS selamat dari api yang dinyalakan Raja Namrud.
Demikian penjelasan lengkap mengenai jadwal puasa Muharram hingga keutamaannya. Semoga bermanfaat!
(par/apl)