Bocah berinisial RR (11) tergolek kritis selama delapan hari di ICU RSI Muhammadiyah Pekajangan, Pekalongan, gegara digigit ular. Bocah itu awalnya hanya mendapat rawat jalan saat dibawa ke RS milik Pemkab Pekalongan. Begini kronologinya.
Senin, 16 Juni
Pukul 04.00 WIB
Kuasa hukum pihak keluarga RR, Imam Maliki, menjelaskan kronologi dugaan salah diagnosis itu yang mengakibatkan RR kritis sampai hari ini.
"Dari keterangan pihak keluarga ke kita, kronologi awal pada Senin (16/6) pukul 04.00 WIB. Yang mana, adik Rafa (RR) sedang tidur. Ibunya kaget, karena ular melewatinya, kemudian ular menggigit anaknya," kata Imam saat ditemui detikJateng di Kantor LBH Garuda Kencana Indonesia, Pekalongan, Selasa (24/6/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ular tersebut, dikatakan Imam, diduga terjatuh dari plafon rumahnya dan langsung menggigit korban.
"Oleh pihak keluarga, korban dibawa ke mantri kesehatan terdekat. Saran mantri kesehatan, korban untuk segera dibawa ke rumah sakit," jelas Imam.
Pukul 05.30 WIB
Imam bilang mantri kesehatan saat itu menduga racun ular telah menyebar.
"Saat itu langsung dibawa ke RSUD Kajen. Sekitar Pukul 05.30 WIB langsung ditangani pihak rumah sakit," jelasnya.
Penanganan awal ini, menurut keterangan keluarga, dilakukan dengan penyuntikan dan diberi oksigen, tanpa infus. Sekitar 45 menit kemudian, oksigen dicabut dan pihak medis menganggap pasien dalam kondisi aman, bisa rawat jalan.
"Disuntik, dioksigen, sekitar 45 menit kemudian dicabuti semua. Rumah sakit menganggap pasien tidak apa-apa dan disarankan untuk dibawa pulang. Pihak keluarga meminta pasien di rawat inap, RSUD meminta pasien dirawat rumah saja," ungkap Imam.'
Pukul 06.27 WIB
Sekitar pukul 06.27 WIB, pihak keluarga membayar administrasi rumah sakit dan membawa pasien pulang. Namun, belum juga sampai ke rumah, pasien kejang-kejang.
"Di perjalanan pulang, pasien kejang-kejang. Keluarga panik, kemudian langsung dibawa ke Rumah Sakit Islam Pekajangan. Sampai hari ini masih dirawat di RSI Pekajangan," kata Imam.
"Ya, kami menyayangkan, pihak RSUD sepertinya salah mendiagnosa. Jadi racun sudah menyebar di badan, tetapi dianggap tidak ada apa-apa. Kemarin, pihak keluarga mendatangi kantor kami untuk pendampingan hukum terkait hal ini," sambungnya.
Melalui kuasa hukumnya, pihak keluarga keluarga akan melakukan somasi ke RSUD Kajen dan ke dokter yang menangani.
"Langkah pertama kami akan melakukan somasi pada pihak RSUD Kajen dan dokter yang menangani. Jika tidak ada tanggapan, kita akan melakukan langkah-langkah hukum baik pidana maupun perdata, tentunya ini sesuai mekanisme yang ada," kata Imam.
Selasa, 24 Juni
Kini bocah itu masih dalam kondisi kritis setelah 8 hari dirawat di RSI Muhamadiyah Pekajangan, Pekalongan.
Salah seorang dokter di RSI Muhamadiyah Pekajangan, dr Maria Ulfa, mengatakan pasien itu ditempatkan di ICU sejak hari pertama dan ditangani oleh empat dokter spesialis, yakni dokter bedah, dokter saraf, dokter anak, dan dokter anestesi.
"Kalau kondisi masih sama seperti saat masuk, tidak sadarkan diri. Terpasang alat bantu napas," kata Maria saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (24/6).
Maria mengatakan, pasien itu masuk pada Senin (16/06) sekitar pukul 08.30 WIB.
"Pasien tidak sadarkan diri sejak masuk tanggal 16 Juni, ke IGD langsung kita masukan ke ICU, kondisinya seperti itu, sudah tidak sadarkan diri," ujar dia.
Saat ditanya mengenai dugaan penyebabnya, Maria menyebut akibat gigitan ular.
"Dari dokter katanya karena snake bite, gigitan ular, dugaannya seperti itu. Kita tidak tahu ularnya seperti apa, dan dari ciri-cirinya memang sesuai dengan informasi dari keluarga (digigit ular). Tidak ada bengkak, merah, atau memar itu tidak ada, memang itu kena ke sistem sarafnya," ungkap Maria.
'Bupati Pekalongan Tegur Keras RSUD' di halaman selanjutnya