Video yang menunjukkan nenek asal Klaten menjadi korban penganiayaan karena mencuri bawang di Boyolali sempat beredar di media sosial. Polisi kini mengusut kasus tersebut. Tak hanya itu, usai video viral, banyak warga simpati hingga nenek berinisial SA (67) itu banjir donasi.
Pemberitaan terkait apa yang dialami SA masih menjadi perhatian. Berita-berita tersebut turut menjadi berita terpopuler di detikJateng dalam pekan ini. Berikut rangkuman terkait pemberitaan tersebut.
Bermula dari Video Viral
Video yang beredar merupakan video yang menunjukkan nenek-nenek tengah berjalan lesu menuruni tangga. Pakaian nenek itu juga basah akibat darah yang keluar dari tubuhnya. Peristiwa itu disebutkan terjadi di Pasar Mangu, Desa Ngesrep, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nenek itu nampak mengenakan kerudung dan celana panjang. Dalam unggahan tersebut juga disebutkan bahwa dari keterangan saksi mata, ibu tersebut kedapatan menyimpan beberapa siung bawang di dalam tasnya, tanpa melakukan pembayaran. Keributan terjadi hingga warga lain ikut menghajar nenek itu. Akibatnya nenek itu mengalami luka dan berdarah.
![]() |
"Diduga mencuri bawang, seorang ibu tua dihajar massa di Pasar Mangu, Boyolali, 4.5.25," tulis keterangan dalam video yang diunggah di akun instagram @insta_kendal dilihat detikJateng Rabu (7/5/2025).
Dalam video tersebut terlihat seorang nenek yang semula duduk, lalu berdiri lalu berjalan menuruni tanggal di dalam pasar. Kedua tangannya tampak memegangi pagar maupun dinding tembok untuk rambatan turun. Tangan kanan memegang pagar tangga dan tangan kiri pada dinding tembok.
Dalam video itu sayup-sayup terdengar suara seorang laki-laki yang dimungkinkan menasehati nenek itu. Agar pulang saja dan tidak mengulangi perbuatannya.
"Wangsul mawon, benjing ampun dibaleni nggih (pulang saja, jangan diulangi ya)," kata suara seorang laki-laki di video tersebut.
Tak lama kemudian terdengar suara seorang perempuan. "Maling bawang ndek pasar (mencuri bawang di pasar)," ucap suara perempuan itu.
Kapolsek Ngemplak, AKP Widarto, membenarkan adanya peristiwa tersebut. Dia mengatakan pihaknya sudah mendatangi lokasi kejadian dan memintai keterangan sejumlah saksi.
"Kejadian itu terjadi pada hari Sabtu tanggal 3 (Mei 2025) jam 05.00 WIB pagi," kata Widarto kepada detikJateng Rabu (7/5).
Pelaku Penganiayaan 2 Satpam
Polres Boyolalu kemudian menindaklanjuti video tersebut. Dari penyelidikan itu diketahui bahwa nenek itu merupakan penjual sayur dan gorengan keliling asal Polanharjo, Klaten.
Polisi, turut mengamankan pelaku penganiayaan yang ternyata merupakan petugas keamanan pasar.
"ini memang menimbulkan keprihatinan kita bersama, termasuk para netizen juga. Bahwa si ibu ini diduga memang melakukan, mengambil (mencuri) bawang putih sebanyak 5 kg (milik seorang pedagang di Pasar Mangu)," kata Kapolres Boyolali, AKBP Rosyid Hartanto, kepada para wartawan Kamis (8/5/2025).
Dikemukakan Kapolres, SA tiba di pasar Mangu, Desa Ngesrep, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali sekitar pukul 05.30 WIB. Lalu dia berusaha mencuri bawang putih milik seorang pedagang setempat.
"Kemudian karena melihat ada peluang dan kemudian ibu itu sempat mengamankan 5 kg bawang putih. Namun diketahui oleh pemilik," jelasnya.
Si pemilik kemudian melakukan pengejaran dan berhasil menangkapnya. SA yang saat itu sudah hampir keluar dari pasar lalu dibawa ke pos keamanan pasar. Di pos inilah, nenek tersebut diduga dianiaya oleh dua orang petugas keamanan pasar, ZA (42) dan KA (56).
"Pelaku dua orang inisial ZA dan KA. Memukuli si ibu itu, karena menurut yang bersangkutan pasar ini sudah beberapa kali pernah kehilangan barang dagangan. ZA dan KA mencurigai bahwa ibu ini sebagai pelakunya, sehingga dipukuli di pos keamanan pasar," bebernya.
Saat ini, kedua satpam itu dijadikan tersangka dan dijerat Pasal 170 KUHP dan/atau Pasal 351 KUHP tentang pengeroyokan dan/atau penganiayaan. Ancaman hukumannya maksimal 7 tahun penjara.
Kini banjir donasi hingga pengakuan Nenek SA di halaman selanjutnya...
Kapolres Ungkap Kondisi Nenek SA
Menurut Kapolres, kondisi ekonomi SA ternyata pas-pasan. Selain harus mencukupi kebutuhan sehari-hari, dia juga terjerat utang di sejumlah tempat.
"Ini menjadi keprihatinan kita bersama. Sebagaimana diketahui bawah ibu juga cukup tua, umurnya sekitar 67 tahun dan didorong oleh kebutuhan hidup. Memang ternyata setelah kita lakukan pendalaman, kondisi ekonominya memang pas-pasan dan ibu ini berusaha untuk memenuhi kebutuhannya yaitu membayar hutang," ungkapnya.
"Ibu ini mempunyai hutang di mana-mana sehingga didorong untuk memenuhi kebutuhan membayar hutan itu akhirnya melakukan pencurian bawang tersebut," imbuh Rosyid.
SA, lanjut dia, di rumahnya hidup bersama anaknya yang bekerja sebagai buruh di bengkel. Kebutuhan hidup sehari-hari juga dibantu dari pendapatan anaknya tersebut, tetapi masih kurang.
![]() |
"Korban tinggal sama anaknya bekerja sebagai buruh bengkel, yang kebutuhan hidupnya hari-hari ibu ini dicukupi oleh anaknya. Tetapi masih kurang karena pekerjaan anaknya juga tidak menghasilkan uang yang cukup besar. Sedangkan ibu ini terjerat utang. Didorong motivasi untuk membayar utang itu akhirnya melakukan pencurian," bebernya.
"Mudah-mudahan apa yang terjadi di masyarakat ini bisa dideteksi dengan sejak dini oleh tokoh masyarakat, aparatur dan sebagainya untuk memberikan perhatian khusus. Apabila dengan kondisi seperti ini jangan sampai melakukan hal-hal yang melanggar hukum atau kriminal," harap Rosyid.
Kini Banjir Donasi
Usai peristiwa itu viral, nenek warga Kecamatan Polanharjo, Klaten itu kini dapat banyak bantuan. Tercatat sejumlah pesohor hingga pejabat mengirim bantuan untuk SA.
"Ya banyak, ada dari Jakarta dan berbagai daerah. Dari DPR RI, Kapolres Boyolali, dari Blitar, dari Willy Salim Jakarta tadi, Mojokerto, Semarang, Bang Jhon Lbf, Kapolsek, Kapolres, Wakil Bupati juga," ungkap H (37) anak kedua SA kepada detikJateng di rumahnya, Jumat (9/5/2025) sore.
Diceritakan H, dirinya sebagai anak dan mewakili keluarga mengucapkan banyak terima kasih kepada masyarakat yang bersimpati dan membantu. Keluarga tidak menyangka banyak yang datang.
"Tidak menyangka sama sekali. Apa yang terjadi kita tidak tahu, yang tahu cuma yang di atas (Tuhan YME)," kata H.
SA mengatakan kepada detikJateng yang datang memberikan bantuan ke rumahnya banyak. Dirinya tidak menyangka akan banyak yang memberikan bantuan dari jauh.
"Tiyang adoh- adoh (dari jauh) dari Jakarta ada, mboten nyangka (tidak nyangka). Perasaan kulo nggih susah nggih bungah (ya senang ya susah), mboten nyangka (tidak menyangka)," ungkap SA kepada detikJateng.
Ngaku Kepepet Kebutuhan Hidup
Nenek SA sendiri mengakui bahwa dirinya mencuri bawang di pasar itu. Dia mengaku terpaksa mencuri karena kebutuhan hidup.
"Kula mendet bawang Pak, kula kan dodol bumbon kalih sayuran, kulakan ten mriko kulo beto ten ngomah (saya mengambil bawang pak, saya kan jualan bumbu dapur dan sayur, belanja di sana saya jual di rumah)," tutur SA kepada detikJateng di rumahnya, Jumat (9/5/2025) petang.
![]() |
Dengan berbahasa Jawa campuran, SA mengaku memang mengambil bawang milik pedagang karena kepepet. Dia mengaku butuh modal untuk berjualan.
"Kepepet Pak, ajeng ngge tambah modal jualan. Mendet tapi pun disukake bakule, kula tumbas mboten entuk (mau buat tambah modal jualan, ambil lalu saya kembalikan, dan saya beli tidak boleh)," sambung SA.
SA mengaku setelah mengembalikan bawang dan tidak diperbolehkan membelinya, dia justru dituduh mencuri. SA mengaku baru sekali itu mengambil bawang.
"Nembe sepindah menika, wong pasar e nggih sepi. Kulo ditojos mriki nggen pipi nggledak natap (saya baru sekali mengambil karena pasar sepi, saya ditonjok pipi sampai jatuh kena tembok)," kata SA.
SA mengaku pusing dan berdarah akibat jotosan tersebut. Namun, tidak ada yang menolongnya.
"Kula gek mlaku king pasar semprepet, mboten enten le nulungi. Kulo mbecak, pun lemes (saya jalan dari pasar pusing tidak ada yang menolong, saya naik becak sudah lemas sampai rumah)," imbuh SA yang memiliki empat orang anak ini.
Simak Video "Video: Heboh Siswi SMP di Lubuklinggau Dianiaya Teman, Polisi Selidiki"
[Gambas:Video 20detik]
(afn/afn)