Warga Desa Brangkal, Karanganom, Klaten, menolak rencana perobohan Masjid Sarbini di desanya pada menjelang Ramadan. Sebab, pengganti masjid yang terkena proyek tol Jogja-Solo itu belum selesai pembangunannya.
"Intinya warga, saya selaku takmir dan nadzir kalau ini (masjid pengganti) belum diselesaikan, itu (masjid lama) tidak boleh dirobohkan," kata Takmir Masjid Sarbini Desa Brangkal, Muhammad Fauzan saat ditemui detikJateng di lokasi, Rabu (19/2/2025).
Fauzan mengatakan, masjid penggantinya sampai saat ini belum diselesaikan oleh pihak tol.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rencananya mau PHO (penyerahan sementara) Desember 2024, tapi kami berikan catatan-catatan yang perlu dibenahi. Ada 26 catatan, tapi sampai hari ini belum dilaksanakan," ujar dia.
"(Pihak tol) Maunya pengin ndang (segera) dirobohkan, tapi saya nggak mau sebelum itu (masjid pengganti) selesai. Ini sudah dua bulan dari rencana PHO, ini sudah Februari," sambung Fauzan.
Walhasil, masjid baru itu belum digunakan untuk salat berjemaah. Salat berjemaah masih dilakukan di masjid yang lama.
"Di sana (masjid lama) malah untuk jemaah, di sini (masjid pengganti) malah belum. Masjid lama masih dipertahankan karena masjid (pengganti) ini belum selesai. Sumur belum digali, septic tank dan resapan air kotor belum sempurna," kata Fauzan.
Pantauan detikJateng, masjid lama masih berdiri tegak di area jalan tol. Di kanan dan kiri masjid itu sudah sudah dipagar beton dan mobil sudah berlalu-lalang di atasnya karena tol Klaten sudah operasional.
Adapun masjid penggantinya sudah berdiri di seberang jalan masjid yang lama. Masjid baru itu masih tertutup dan tidak ada aktivitas di dalamnya.
General Manager Lahan PT Jasamarga Jogja Solo (JMJ), Muhammad Amin mengonfirmasi bahwa masjid lama di Desa Brangkal masih berdiri. Dia bilang pembongkarannya menunggu masjid penggantinya selesai.
"Mau dibongkar tapi menunggu masjid pengganti selesai. Ya monggo saja (digunakan saat Ramadan), masjid pengganti kurang sedikit," kata Amin saat diminta konfirmasi detikJateng.
(dil/apl)