- Bolehkah Membaca Niat Puasa Syaban di Siang Hari?
- Bacaan Niat Puasa Syaban
- Tata Cara Melaksanakan Puasa Syaban 1. Niat 2. Sahur 3. Menahan Diri dari Hal yang Membatalkan dan Mengurangi Pahala 4. Waktu Pelaksanaan Puasa 5. Berbuka Puasa
- Keutamaan Puasa Syaban 1. Amalan Dilaporkan kepada Allah dalam Keadaan Berpuasa 2. Persiapan untuk Menyambut Ramadhan 3. Memperoleh Pahala Besar sebagai Ibadah Tambahan
Seperti ungkapan yang sering kita dengar, manusia adalah tempatnya lupa dan khilaf. Contohnya saat kita sudah memiliki tekad untuk melaksanakan puasa Syaban, tetapi lupa membaca niatnya pada malam hari, bahkan sampai keesokan harinya. Tak jarang hal ini juga dialami banyak orang, kemudian muncul pertanyaan, jika lupa baca niat puasa Syaban, bolehkah membacanya di siang hari?
Puasa Syaban sendiri merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan. Menjalankan puasa ini berarti mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, beliau mengatakan,
كَانَ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - يَصُومُ حَتَّى نقول لا يُفْطِرُ ، وَيُفْطِرُ حَتَّى نقول لا يَصُومُ . فَمَا رَأَيْتُ رَسُول الله - صلى الله عليه وسلم - اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إلا رَمَضَانَ ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa berpuasa, sampai kami katakan bahwa beliau tidak berbuka. Beliau pun berbuka sampai kami katakan bahwa beliau tidak berpuasa. Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Sya'ban." (HR Bukhari no 1969 dan Muslim no 1156)
Untuk mengetahui bagaimana hukumnya jika membaca niat puasa Syaban pada siang hari karena lupa, sebaiknya jangan lewatkan penjelasan lengkap di bawah ini!
Bolehkah Membaca Niat Puasa Syaban di Siang Hari?
Puasa pada bulan Syaban termasuk dalam kategori puasa sunnah. Artinya, jika umat Islam menjalankan ibadah ini, maka akan mendapatkan kebaikan atau pahala. Namun, jika tidak melaksanakannya pun tidak akan berdosa.
Dikutip dari buku Dahsyatnya Puasa Sunah tulisan H Amirulloh Syarbini dan Hj Iis Nur'aeni Afgandi, terdapat perbedaan antara pelaksanaan puasa wajib dan puasa sunnah dalam hal waktu niat. Jika puasa itu wajib, seperti puasa Ramadhan, puasa qadha, atau puasa nazar, maka niat harus dilakukan sebelum terbit fajar.
Sebaliknya, jika puasa itu sunnah, niat boleh dilakukan setelah fajar asalkan belum makan, minum, atau melakukan hal-hal yang membatalkan puasa. Hal ini didasarkan pada hadis dari Aisyah Ra, ia berkata:
دَخَلَ النَّبِيُّ صلعم ذَاتَ يَوْمٍ فَقَالَ : هَلْ عِنْدَكُمْ شَيْئ، قُلْنَا : لَا ، قَالَ فَإِنِّي صَائِمٌ
"Rasulullah SAW suatu hari datang kepadaku kemudian berkata: 'Apakah engkau memiliki sesuatu (dari makanan)?' Kemudian kami berkata, 'tidak.' Rasulullah SAW bersabda, 'kalau begitu saya berpuasa.'" (HR Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa seseorang boleh berniat puasa sunnah di siang hari selama ia belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa, seperti makan, minum, atau hubungan suami istri.
Jika seseorang lupa berniat puasa Syaban di malam hari, ia masih boleh berniat di siang hari, selama belum melakukan sesuatu yang membatalkan puasa. Ini berbeda dengan puasa wajib, yang mengharuskan niat dilakukan sebelum fajar. Dengan demikian, jika seseorang baru teringat ingin berpuasa sunnah di pagi atau siang hari, ia tetap dapat melanjutkan puasanya dengan membaca niat saat itu juga.
Bacaan Niat Puasa Syaban
Lantas seperti apakah bacaan niat puasa Syaban? Berikut adalah contoh bacaannya yang dikutip dari buku Inilah Alasan Rasulullah SAW Menganjurkan Puasa Sunah karya H Amirulloh Syarbini dan Hj Iis Nur'aeni Afgandi.
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرٍ شَعْبَانَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma shahri Sya'bāna sunnatan lillāhi ta'ālā.
Artinya: "Saya niat puasa bulan Syaban, sunnah karena Allah Ta'ala."
Tata Cara Melaksanakan Puasa Syaban
Di dalam buku Fikih Madrasah Ibtidaiyah 3, H Muhaemin Nur Idris MAg dkk menjelaskan, puasa sunnah di bulan Syaban memiliki prosedur yang serupa dengan puasa wajib di bulan Ramadhan. Namun, terdapat beberapa perbedaan mendasar, terutama dalam hal niat dan waktu pelaksanaannya.
Puasa ini dapat dilakukan sepanjang bulan Syaban, kecuali pada hari-hari yang dilarang untuk berpuasa. Berikut adalah tata cara puasa sunnah Syaban yang perlu diperhatikan:
1. Niat
Niat merupakan bagian penting dalam ibadah puasa. Untuk puasa sunnah Syaban, niat sebaiknya diucapkan pada malam hari sebelum waktu fajar tiba. Namun, apabila seseorang lupa, ia masih diperbolehkan berniat hingga sebelum waktu sholat Dzuhur (ketika matahari tergelincir). Yang terpenting, niat harus dilakukan dengan tulus dan ikhlas karena Allah Swt.
2. Sahur
Disunnahkan untuk makan sahur sebelum memasuki waktu imsak. Sahur memiliki manfaat besar dalam memberikan energi agar mampu menjalani puasa dengan baik sepanjang hari. Dianjurkan untuk melaksanakan sahur mendekati waktu imsak agar manfaatnya lebih maksimal.
3. Menahan Diri dari Hal yang Membatalkan dan Mengurangi Pahala
Selain menahan diri dari makan dan minum, seorang yang berpuasa juga harus menjaga perilaku, ucapan, dan perbuatannya. Puasa tidak hanya sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menjaga diri dari perbuatan tercela seperti berkata kasar, bergosip, atau melakukan tindakan yang dapat mengurangi pahala puasa. Nabi Muhammad SAW mengajarkan agar puasa dilakukan dengan penuh kesucian, baik secara fisik maupun batin.
4. Waktu Pelaksanaan Puasa
Puasa sunnah Syaban dimulai sejak terbitnya fajar (waktu Subuh) hingga terbenamnya matahari (waktu Maghrib). Dalam hal ini, ketentuan waktunya sama seperti puasa wajib di bulan Ramadhan.
5. Berbuka Puasa
Setelah matahari terbenam, disunnahkan untuk segera berbuka tanpa menunda-nunda waktu. Beberapa adab berbuka puasa yang dianjurkan antara lain:
- Membaca doa berbuka sebelum menikmati makanan atau minuman.
- Menyegerakan berbuka, sebagaimana yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.
- Berbuka dengan kurma jika tersedia, atau dengan air putih jika tidak ada kurma.
Keutamaan Puasa Syaban
Puasa sunnah di bulan Syaban memiliki banyak keutamaan yang dianjurkan dalam Islam. Ustadz Abu Ghozie As Sundawie dalam bukunya Kemuliaan Bulan Syaban menjelaskan beberapa alasan mengapa puasa di bulan ini sangat dianjurkan. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari puasa Syaban berdasarkan hadits-hadits Nabi Muhammad SAW:
1. Amalan Dilaporkan kepada Allah dalam Keadaan Berpuasa
Salah satu keutamaan terbesar dari puasa di bulan Syaban adalah bahwa pada bulan ini, amalan manusia diangkat dan dilaporkan kepada Allah Swt. Rasulullah SAW sendiri lebih memilih untuk berpuasa saat amalannya dilaporkan kepada Allah. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda:
"Maka aku lebih suka kalau amalanku dilaporkan sementara aku sedang berpuasa." (HR Ahmad, dinyatakan shahih oleh Al-Albani)
Puasa di bulan Syaban menjadi kesempatan bagi umat Islam untuk mempersembahkan amal ibadah dalam keadaan terbaik, yakni saat sedang berpuasa.
2. Persiapan untuk Menyambut Ramadhan
Melaksanakan puasa di bulan Syaban juga berfungsi sebagai latihan sebelum memasuki bulan Ramadhan. Dengan membiasakan diri menahan lapar, haus, dan hawa nafsu, seorang Muslim akan lebih siap secara fisik dan mental ketika tiba bulan Ramadhan. Puasa di bulan ini membantu membangun ketahanan spiritual agar dapat menjalani ibadah Ramadhan dengan lebih baik dan penuh kesungguhan.
3. Memperoleh Pahala Besar sebagai Ibadah Tambahan
Selain sebagai persiapan, puasa di bulan Syaban juga memiliki nilai ibadah yang tinggi. Hal ini mirip dengan puasa setelah Ramadhan yang memiliki pahala besar. Rasulullah SAW pernah bersabda:
"Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia seolah-olah berpuasa sepanjang tahun." (HR Muslim)
Meskipun hadits ini berbicara tentang puasa Syawal, konsepnya dapat diterapkan pada puasa di bulan Syaban, yaitu sebagai tambahan ibadah yang menyempurnakan puasa wajib. Semakin banyak ibadah puasa yang dilakukan, semakin besar pula pahala yang diperoleh.
Itulah tadi penjelasan lengkap mengenai diperbolehkannya membaca niat puasa Syaban pada siang hari jika lupa. Semoga bermanfaat!
(par/ams)