Niat Puasa Syaban Beserta Tata Cara, Doa Berbuka, dan Keutamaan

Niat Puasa Syaban Beserta Tata Cara, Doa Berbuka, dan Keutamaan

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Kamis, 30 Jan 2025 19:30 WIB
ilustrasi puasa
Ilustrasi puasa Syaban. Foto: Freepik
Solo -

Umat Islam dianjurkan melaksanakan puasa sunnah pada bulan Syaban. Jika ingin menjalankannya, kita perlu memahami niat puasa Syaban serta tata caranya.

Ibadah ini sangat dianjurkan karena Rasulullah Saw sendiri memperbanyak puasa di bulan sebelum Ramadhan ini, sebagaimana dalam sebuah hadits disampaikan dari 'Aisyah Ra mengatakan bahwa,

Ω„ΩŽΩ…Ω’ ΩŠΩŽΩƒΩΩ†Ω’ Ψ§Ω„Ω†Ω‘ΩŽΨ¨ΩΩŠΩ‘Ω Ψ΅ΩŽΩ„Ω‘ΩŽΩ‰ Ψ§Ω„Ω„Ω‘ΩŽΩ‡Ω ΨΉΩŽΩ„ΩŽΩŠΩ’Ω‡Ω ΩˆΩŽΨ³ΩŽΩ„Ω‘ΩŽΩ…ΩŽ ΩŠΩŽΨ΅ΩΩˆΩ…Ω Ψ΄ΩŽΩ‡Ω’Ψ±Ω‹Ψ§ Ψ£ΩŽΩƒΩ’Ψ«ΩŽΨ±ΩŽ مِنْ Ψ΄ΩŽΨΉΩ’Ψ¨ΩŽΨ§Ω†ΩŽ
"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam belum pernah berpuasa dalam satu bulan melebihi puasa pada bulan Syaban." (HR Bukhari No. 1869)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum menjalankan puasa Syaban, pastikan detikers memahami bacaan niat serta tata caranya. Oleh karena itu, mari simak penjelasan lengkapnya berikut ini!

Bacaan Niat Puasa Syaban

Dikutip dari buku Inilah Alasan Rasulullah SAW Menganjurkan Puasa Sunah yang ditulis oleh H Amirulloh Syarbini dan Hj Iis Nur'aeni Afgandi, berikut ini merupakan contoh bacaan niat puasa sunnah Syaban.

ADVERTISEMENT

Ω†ΩŽΩˆΩŽΩŠΩ’Ψͺُ Ψ΅ΩŽΩˆΩ’Ω…ΩŽ Ψ΄ΩŽΩ‡Ω’Ψ±Ω Ψ΄ΩŽΨΉΩ’Ψ¨ΩŽΨ§Ω†ΩŽ Ψ³ΩΩ†Ω‘ΩŽΨ©Ω‹ Ω„ΩΩ„Ω‘ΩŽΩ‡Ω ΨͺΩŽΨΉΩŽΨ§Ω„ΩŽΩ‰
Nawaitu shauma shahri Syabāna sunnatan lillāhi ta'ālā.
Artinya: "Saya niat puasa bulan Syaban, sunnah karena Allah Ta'ala."

Menurut H Amirulloh Syarbini dan Hj Iis Nur'aeni Afgandi dalam buku Dahsyatnya Puasa Sunah, pembacaan niat puasa sunnah tidak harus dilakukan pada malam hari seperti puasa wajib Ramadhan. Kita masih dapat membaca niat tersebut setelah terbit fajar selagi belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa, seperti makan dan minum.

Dasar hukum pembacaan niat puasa sunnah ini diambil dari sebuah hadits riwayat Muslim berikut:

Aisyah Ra berkata, "Rasulullah Saw suatu hari datang kepadaku kemudian berkata 'Apakah engkau memiliki sesuatu (dari makanan)?'. Kemudian kami berkata 'Tidak'. Rasulullah Saw bersabda, 'kalau begitu saya berpuasa'."

Tata Cara Puasa Syaban

Menurut H Muhaemin Nur Idris MAg dkk dalam buku Fikih Madrasah Ibtidaiyah 3, puasa sunnah di bulan Syaban memiliki tata cara yang mirip dengan puasa wajib di bulan Ramadhan, tetapi terdapat beberapa perbedaan utama, terutama dalam niat dan waktu pelaksanaannya. Puasa ini dilakukan di luar bulan Ramadhan dan pada waktu yang tidak dilarang untuk berpuasa. Untuk mengetahui tata cara puasa Syaban selengkapnya, silakan simak penjelasan berikut.

1. Niat

Niat untuk melaksanakan puasa sunnah Syaban dilakukan pada malam hari sebelum fajar. Niat ini bisa dilakukan pada malam hari atau jika lupa, niat boleh dilakukan sebelum waktu sholat dzuhur (saat tergelincir matahari). Niat yang benar adalah dengan ikhlas karena Allah SWT.

2. Sahur

Disunahkan untuk melakukan sahur sebelum waktu imsak. Makan sahur membantu dalam menjalankan puasa dengan kekuatan dan mempersiapkan tubuh untuk menjalani ibadah seharian. Makan sahur ini hendaknya dilakukan hingga menjelang waktu imsak.

3. Menahan Diri

Selain tidak makan dan minum, selama menjalankan puasa sunnah, penting untuk menjaga ucapan dan perbuatan agar tetap terhindar dari hal-hal yang dapat merusak pahala puasa, seperti berbicara kasar atau melakukan perbuatan tercela. Hal ini sesuai dengan anjuran Nabi untuk menjaga kesucian puasa.

4. Waktu Puasa

Waktu pelaksanaan puasa sunnah Syaban dimulai sejak terbit fajar (waktu sholat subuh) hingga terbenam matahari (waktu sholat maghrib). Puasa ini mengikuti aturan waktu yang sama dengan puasa wajib di bulan Ramadhan.

5. Berbuka Puasa

Saat berbuka puasa sunnah, disunnahkan untuk segera berbuka setelah terbenamnya matahari. Beberapa hal yang disunahkan saat berbuka antara lain:

  • Membaca doa berbuka puasa.
  • Menyegerakan berbuka, yaitu tidak menunda-nunda waktu berbuka setelah terbenam matahari.
  • Berbuka dengan kurma, jika tidak ada bisa dengan air putih saja.

Doa Berbuka Puasa

Dikutip dari buku Puasa Ibadah Kaya Makna tulisan Budi Handrianto, bacaan doa berbuka puasa yang sesuai dengan hadits adalah sebagai berikut:

Ψ°ΩŽΩ‡ΩŽΨ¨ΩŽ Ψ§Ω„ΨΈΩ‘ΩŽΩ…ΩŽΨ£Ω ΩˆΩŽΨ§Ψ¨Ω’ΨͺΩŽΩ„Ω‘ΩŽΨͺِ Ψ§Ω„Ω’ΨΉΩΨ±ΩΩˆΩ‚Ω وَثَبَΨͺَ Ψ§Ω„Ω’Ψ£ΩŽΨ¬Ω’Ψ±Ω Ψ₯ِنْ شَاَؑ Ψ§Ω„Ω„Ω‘ΩŽΩ‡Ω
Dhahaba al-zhamā'u wabtallatil 'urūqu, wathabatal ajru in sha Allah.
Artinya: "Telah lenyap dahaga, urat-urat telah basah, dan insya Allah ganjaran akan ditetapkan." (HR Abu Dawud dan Nasa'i)

Namun, ada doa yang sering dibaca oleh umat Muslim, terutama di Indonesia. Doa ini diucapkan setelah kita membatalkan puasa, umumnya dengan meminum air. Bacaan doa tersebut adalah:

Ψ§Ω„Ω„Ω‘ΩŽΩ‡ΩΩ…Ω‘ΩŽ Ω„ΩŽΩƒΩŽ ءُمْΨͺُ ΩˆΩŽΨ¨ΩΩƒΩŽ Ψ’Ω…ΩŽΩ†Ψͺُ ΩˆΩŽΨΉΩŽΩ„ΩŽΩŠΩ’ΩƒΩŽ ΨͺΩŽΩˆΩŽΩƒΩ‘ΩŽΩ„Ω’Ψͺُ ΩˆΩŽΨ¨ΩΨ±ΩŽΨ²Ω’Ω‚ΩΩƒΩŽ ΩΩŽΨ·ΩŽΨ±Ω’Ψͺُ
Allahumma laka sumtu, wa bika aamantu, wa 'alayka tawakkaltu, wa birizqika-aftartu.
Artinya: "Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan kepada-Mu aku beriman, dan kepada-Mu aku bertawakal, dan atas rezeki-Mu aku berbuka."

Sebaiknya, doa ini dibaca setelah kita berbuka, bukan sebelum membatalkan puasa, sebagai bentuk pengakuan dan rasa syukur atas nikmat rezeki yang telah diberikan oleh Allah SWT. Artinya, sebelum membatalkan puasa, kita sebaiknya tetap membaca doa makan dan minum terlebih dahulu baru membaca doa berbuka puasa seperti di atas.

Keutamaan Puasa Syaban

Menurut Ustad Abu Ghozie As Sundawie dalam buku Kemuliaan Bulan Syaban, puasa sunnah di bulan ini memiliki sejumlah keutamaan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Beberapa alasan mengapa puasa di bulan Syaban sangat disarankan dapat dilihat dari berbagai hadits yang mengungkapkan manfaatnya.

Pertama, amalan kita dilaporkan kepada Allah di bulan Syaban. Nabi Muhammad SAW lebih suka jika amalan beliau dilaporkan dalam keadaan berpuasa. Dalam sebuah hadits, Nabi mengatakan, "Maka aku lebih suka kalau amalanku dilaporkan sementara aku sedang berpuasa" (HR Ahmad, Shahih Al-Albani). Ini menunjukkan bahwa puasa di bulan Syaban dapat membawa keberkahan karena amalan kita dilaporkan dalam keadaan ibadah.

Kedua, puasa di bulan Syaban menjadi persiapan yang baik untuk menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan. Puasa ini membantu umat Islam agar terbiasa dengan menahan diri dan melatih kekuatan spiritual sebelum memasuki Ramadhan yang penuh dengan kewajiban. Dengan melaksanakan puasa sunnah di bulan Syaban, kita akan lebih siap secara fisik dan mental untuk berpuasa selama bulan Ramadhan.

Ketiga, puasa di bulan Syaban juga dianggap sebagai ibadah tambahan yang bernilai tinggi, mirip dengan puasa yang dilakukan setelah Ramadhan. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan puasa 6 hari di bulan Syawal, maka ia seolah-olah berpuasa sepanjang tahun" (HR Muslim). Ini menunjukkan bahwa puasa di bulan Syaban memiliki pahala yang besar, karena merupakan bentuk ibadah yang menyempurnakan ibadah puasa pada bulan Ramadhan.

Catatan Penting Mengenai Puasa Sunnah Syaban

Puasa sunnah di bulan Syaban memang memiliki keutamaan yang besar karena Rasulullah menjalankannya. Namun, ada sebuah catatan penting yang wajib dipahami oleh seluruh muslim, terutama yang akan menjalankan puasa Syaban.

Dikutip dari buku Memantaskan Diri Menyambut Bulan Ramadhan tulisan Abu Maryam Kautsar Amru, salah satu hal yang perlu diingat adalah dilarang berpuasa pada satu atau dua hari terakhir di bulan Syaban sebelum masuk Ramadhan. Hal ini untuk menghindari kesalahan dalam membedakan antara puasa sunnah Syaban dengan puasa wajib Ramadhan.

Larangan ini bertujuan agar kita tidak secara tidak sengaja menganggap puasa sunnah di akhir Syaban sebagai puasa wajib Ramadhan. Ini penting agar kita tidak salah dalam memulai puasa Ramadhan, yang sudah memiliki ketentuan tersendiri.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Janganlah kalian berpuasa satu atau dua hari sebelum Ramadhan kecuali seseorang yang punya kebiasaan puasa, maka bolehlah ia berpuasa." (HR Muslim no. 1082 dan Bukhari no. 1914. Dan ini adalah lafazh Muslim).

Maka, bagi muslim yang biasa berpuasa, misalnya puasa Senin-Kamis atau puasa Daud, mereka diperbolehkan untuk terus berpuasa meskipun beberapa hari menjelang Ramadhan. Namun bagi yang tidak memiliki kebiasaan puasa, lebih baik untuk menunggu datangnya Ramadhan tanpa berpuasa pada hari-hari tersebut.

Itulah tadi penjelasan lengkap mengenai niat puasa Syaban beserta tata cara, doa berbuka, serta keutamaannya. Semoga bermanfaat!




(par/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads