- Tanggal Berapa Hari Ini 9 Januari 2025 Berdasarkan Kalender Hijriah? Tanggal Hijriah 9 Januari 2025 Berdasarkan Pemerintah Tanggal Hijriah 9 Januari 2025 Berdasarkan Muhammadiyah Tanggal Hijriah 31 Desember 2024 Menurut NU
- Amalan Sunnah yang Bisa Dikerjakan di Bulan Rajab 1446 H 1. Membaca Doa Melihat Bulan Sabit 2. Membaca Sayyidul Istighfar 3. Membaca Istighfar Rajab 4. Menunaikan Puasa Sunnah 5. Amalan Sunnah Lainnya
- Niat Puasa Rajab Sekaligus Puasa Kamis Niat Puasa Kamis Niat Puasa Rajab Puasa Rajab sekaligus hari Kamis
- Bacaan Doa Buka Puasa Rajab
Informasi yang akurat mengenai tanggal Hijriah hari ini dapat dijadikan sebagai panduan umat Islam dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Lalu tanggal Hijriah hari ini 9 Januari 2025 bertepatan dengan tanggal berapa?
Umat Islam di Indonesia dapat menggunakan Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 yang dirilis oleh Kemenag RI sebagai acuan untuk menentukan jadwal ibadah hingga memperingati hari besar keagamaan. Selain itu, ada pula Kalender Hijriyah Global Tunggal Tunggal 1446 H yang diterbitkan oleh Muhammadiyah yang dapat dijadikan sebagai panduan.
Untuk mengetahui kalender Hijriah hari ini, 9 Januari 2025 tanggal berapa, simak paparan lengkap yang telah detikJateng rangkum di bawah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tanggal Berapa Hari Ini 9 Januari 2025 Berdasarkan Kalender Hijriah?
Penanggalan berikut ini didasarkan menurut keputusan pemerintah Indonesia, Muhammadiyah, dan Nahdlatul Ulama (NU) karena memiliki perbedaan waktu penentuan tanggal 1 Muharramnya.
Tanggal Hijriah 9 Januari 2025 Berdasarkan Pemerintah
Berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia 2024 oleh Kemenag RI, 1 Muharram atau perayaan tahun baru Islam 1446 H berbarengan dengan tanggal 7 Juli 2024. Oleh karena itu, pada hari ini, Kamis, 9 Januari 2025 merupakan tanggal 9 Rajab 1446 H.
Tanggal Hijriah 9 Januari 2025 Berdasarkan Muhammadiyah
Penetapan awal tahun baru Islam bagi Muhammadiyah ditetapkan melalui Kalender Hijriyah Global Tunggal, yang mana tahun ini sama dengan keputusan milik pemerintah, sehingga pada hari ini, Kamis, 9 Januari 2025 berbarengan dengan tanggal 9 Rajab 1446 H.
Tanggal Hijriah 31 Desember 2024 Menurut NU
Berdasarkan Pengumuman Nomor 045l6/LF-PBNU/VII/2024, Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) memutuskan 1 Muharram 1446 H jatuh pada 8 Juli 2024 lalu. Artinya hari ini, Kamis 9 Januari 2025 sama dengan 10 Rajab 1446 H.
Amalan Sunnah yang Bisa Dikerjakan di Bulan Rajab 1446 H
1. Membaca Doa Melihat Bulan Sabit
Dirujuk dari buku Kumpulan Do'a dalam Al-Qur'an dan Hadits karya Syaikh Said bin Ali bin Wahf al-Qahthani, kala melihat bulan sabit penanda bulan atau tahun baru, detikers bisa memanjatkan doa di bawah ini:
اللهُ أَكْبَرُ، اَللّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ وَالْإِيْمَانِ، وَالسَّلَامَةِ وَالإِسْلامِ ، وَالتَّوْفِيقِ لِمَا تُحِبُّ رَبَّنَا وَتَرْضَى رَبُّنَا وَرَبُّكَ اللَّهُ
Arab Latin: Allahu akbar, allahumma ahlilhu 'alainā bil-amni wal-īmāni, was-salāmati wal-islāmi, wat-taufīqi lima tuḥibbu rabbana wa tarḍā rabbunā wa rabbukallah.
Artinya: "Allah Maha Besar. Ya Allah! Tampakkan bulan tanggal satu itu kepada kami dengan membawa keamanan dan keimanan, keselamatan dan Islam serta mendapat taufik untuk menjalankan apa yang Engkau sukai dan ridhai. Tuhan kami dan Tuhanmu (wahai bulan sabit) adalah Allah." (berdasar HR Tirmidzi nomor 5/504 dan ad-Darimi nomor 1/336)
2. Membaca Sayyidul Istighfar
Kedua, detikers bisa merutinkan membaca sayyidul istighfar setiap harinya, termasuk pada 10 hari pertama Rajab. Doa ini bisa dibaca pada pagi dan sore hari. Disadur dari laman resmi Kementerian Agama Kepri, pembaca sayyidul istighfar dijamin masuk surga bila meninggal dunia sebagaimana hadits dari Imam Bukhari.
Lafal Arab, Arab Latin, dan artinya adalah:
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكُ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِن شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكِ َعَلَيَّ ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فاَغْفِر لِيْ فَإِنهَّ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ
Arab Latin: Allahumma anta robbi la illa ha illa anta kholaqtani wa ana 'abduka wa ana 'ala 'ahdika wa wa'dika mas tatho'tu a'udzubika min syarri ma shona'tu abu u laka bini'matika 'alayya wa wa abu u dibdzanbi fahgfirli fa innahu la yaghfirudz dzunaba illa anta.
Artinya: "Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau yang telah menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Dan aku atas tanggungan dan janji-Mu selama aku masih mampu. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang telah aku perbuat. Aku mengakui nikmat yang Kau berikan kepadaku. Aku mengakui dosaku, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau."
3. Membaca Istighfar Rajab
Dikutip dari detikHikmah, bacaan dzikir yang kerap disebut sebagai istighfar Rajab adalah:
اللهم اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ (إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُورُ)
Arab Latin: Allahummagfirlī watub 'alayya innaka antat-tawwābur-raḥīm (innaka antat-tawwābul-gafur)
Artinya: "Ya Allah, ampunilah dosaku dan kasihanilah aku, serta terimalah tobatku. Sesungguhnya Engkau adalah zat yang Maha Menerima taubat dan Maha Pengasih. Atau, sesungguhnya Engkau adalah Zat Yang Maha Menerima taubat dan Maha Pengampun."
Sesungguhnya, dzikir ini tidak dikhususkan untuk Rajab saja, melainkan kapan saja. Dalil dari amalan ini sebagaimana diambil dari Pusat Kajian Hadis Indonesia adalah hadits berikut:
عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ إِنْ كُنَّا لَنَعُدُّ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَجْلِسِ الْوَاحِدِ مِائَةَ مَرَّةٍ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Artinya: "Dari Ibnu Umar, ia berkata: sungguh Kami telah menghitung ucapan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam satu majlis beliau sebanyak seratus kali, (Rabbigfirlī watub 'alayya innaka antat-tawwābur-raḥīm)." (HR Ibnu Majah)
4. Menunaikan Puasa Sunnah
Puasa sunnah adalah salah satu amalan yang bisa detikers kerjakan selama bulan-bulan haram, termasuk awal Rajab. Diambil dari buku Catatan Fikih Puasa Sunnah karangan Hari Ahadi, Imam Nawawi menjelaskan:
قَالَ أَصْحَابُنَا وَمِنْ الصَّوْمِ الْمُسْتَحَبِ صَوْمُ الأَشْهُرِ الحُرم وهي ذُو القَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ وَأَفْضَلُهَا الْمُحَرَّمُ ....
Artinya: "Ulama madzhab kami berpendapat, termasuk puasa yang dianjurkan ialah berpuasa pada bulan-bulan haram, yaitu bulan Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharam, dan Rajab. Yang paling utamanya berpuasa pada bulan Muharam." (Al-Majmu', VI/386)
Ibnu Rajab al-Hanbali juga pernah memberikan keterangan:
وقد كان بعض السلف يصوم الأشهر الحرم كلها منهم ابن عمر والحسن البصرى وأبو اسحاق السبيعى وقال الثوري الأشهر الحرم أحب إلى أن أصوم فيها
Artinya: "Sebagian salaf berpuasa di seluruh bulan haram, di antaranya Ibnu Umar, al-Hasan al-Bashri, dan Abu Ishaq as-Sabi'i. Ats-Tsauri berkata, 'Saya sangat suka berpuasa sunnah di bulan-bulan haram.'." (Latha'if al-Ma'arif, 119)
5. Amalan Sunnah Lainnya
Amalan-amalan sunnah lainnya juga bisa detikers tunaikan selama awal Rajab, seperti sholat dhuha dan sholat rawatib. Pasalnya, berbuat amal kebaikan pada bulan haram seperti Rajab akan diberi ganjaran yang lebih agung ketimbang bulan-bulan lain.
Dirujuk dari NU Jawa Timur, Imam Abu Muhammad al-Husain bin Mas'ud al-Baghawi menerangkan:
العَمَلُ الصَّالِحُ أَعْظَمُ أَجْرًا فِي الْأَشْهُرِ الْحُرُمِ، وَالظُّلْمُ فِيْهِنَّ أَعْظَمُ مِنَ الظُّلْمِ فِيْمَا سِوَاهُنَّ
Artinya: "Amal salih lebih agung (besar) pahalanya di dalam bulan-bulan haram (Zulqa'dah, Zulhijjah, Muharram, dan Rajab). Sedangkan zalim pada bulan tersebut (juga) lebih besar dari zalim di dalam bulan-bulan selainnya."
Niat Puasa Rajab Sekaligus Puasa Kamis
Bagi detikers yang berniat mengerjakan puasa Rajab atau puasa Kamis pada hari ini dapat membaca niatnya. Menurut Ahmad Zarkasih dalam buku Bekal Ramadhan, pada dasarnya tidak terdapat dalil berupa ayat Al-Quran maupun hadits yang menjelaskan mengenai lafaz niat puasa. Meskipun tidak dicontohkan secara langsung, kita perlu mengingat bahwa segala amal ibadah harus dilakukan dengan niat yang baik, sebagaimana hadits Rasulullah Saw:
إِنَّمَا ٱلْأَعْمَالُ بِٱلنِّيَّاتِ
Artinya: "Sesungguhnya amalan-amalan itu harus disertai dengan niat." (HR Bukhari Muslim)
Muslim di Indonesia sendiri mengenal redaksi niat puasa yang umumnya diawali dengan 'nawaitu shauma ghadin...'. Lantas seperti apakah niat puasa Rajab sekaligus puasa Kamis?
Dikutip dari buku Inilah Alasan Rasulullah SAW Menganjurkan Puasa Sunah karya H Amirulloh Syarbini dan Hj Iis Nur'aeni Afgandi, berikut ini adalah bacaan niat untuk puasa Kamis dan puasa Rajab.
Niat Puasa Kamis
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الْخَمِيسِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma yaumi al-khamisi sunnatan lillaahi ta'aala
"Saya niat puasa hari Kamis, sunnah karena Allah Taala."
Niat Puasa Rajab
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرٍ رَجَبَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma syahri rajaba sunnatan lillaahi ta'aala
"Saya niat puasa bulan Rajab, sunnah karena Allah Taala."
Namun, saat ingin menjalankan puasa sunnah Rajab sekaligus puasa Kamis, kita tidak perlu membaca niatnya satu per satu. Kita dapat menggabungkan redaksi niatnya seperti yang dicontohkan pada laman resmi Kementerian Agama Bali berikut ini.
Puasa Rajab sekaligus hari Kamis
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الْخَمِيسِ وَشَهْرِ رَجَبَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma yaumil khamisi wa syahri rajaba sunnatan lillaahi ta'aala
Artinya: "Saya niat puasa pada hari Kamis dan puasa bulan Rajab, sunnah karena Allah Taala."
Bacaan Doa Buka Puasa Rajab
Seperti halnya mengerjakan puasa sunnah lainnya, pada saat menyudahi puasa Rajab, kaum muslim perlu untuk membaca doa terlebih dahulu sebelum menyantap menu berbuka. Namun demikian, tidak ada bacaan doa buka puasa yang dikhususkan untuk puasa Rajab. Sebaliknya, kaum muslim bisa mengamalkan doa buka puasa pada umumnya.
Ada berbagai versi doa buka puasa yang bisa dilantunkan. Salah satunya terdapat doa yang selama ini sering kali dibaca untuk menyudahi waktu puasa. Menurut buku 101 Doa Anak Saleh yang disusun oleh Tim Darul Ilmi, berikut bacaan doa buka puasa yang selama ini dikenal secara umum oleh setiap muslim:
اللهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
"Allahumma laka shumtu wa bika aamantu wa 'alaa rizqika athortu birahmatika yaa arhamar rahimin."
Artinya: "Ya Allah, untuk-Mu-lah aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka, dengan rahmat-Mu, wahai Yang Maha Pengasih" (Sunan Abi Dawud, Ash-Shoum: 2011).
Namun demikian, ternyata redaksi doa tersebut bukanlah berasal dari Rasulullah SAW. Hal tersebut sejalan dengan apa yang disampaikan dalam buku 'Sukses Dunia-Akhirat Dengan Doa-Doa Harian', bahwa setelah ditelusuri secara lebih lanjut, doa tersebut berasal dari rangkaian kalimat doa yang dibuat oleh para ulama.
Sebaliknya, terdapat sebuah doa buka puasa yang redaksinya berasal dari Rasulullah SAW. Sebagaimana sebuah riwayat shahih dari Ibnu Umar r.a. Menyampaikan Rasulullah SAW selalu membaca doa saat berbuka puasa tiba. Berikut bacaan doa yang dibaca oleh Rasulullah SAW:
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى
"Dzahabadzh dzhama-u wabtallatil-'uruqu wa tsabatal-ajru insyaa-allah taala."
Artinya: "Telah hilang rasa haus, telah basah urat-urat, dan telah pasti ganjaran, dengan kehendak Allah Ta'ala" (HR. Abu Dawud, Daruquthni, Hakim, dan Nasa'i. Daruquthni menyampaikan bahwa hadits ini isnad-nya shahih).
Demikian uraian singkat tentang tanggal Hijriah hari ini 9 Januari 2025 lengkap dengan amalan sunnah di bulan Rajab 1446 H. Semoga bermanfaat, Lur!
(sto/dil)