Jangan sepelekan rasa cemas. Jika disimpan terlalu lama, kecemasan berpotensi menjadi depresi hingga mengganggu kesehatan mental. Berikut penjelasan pakar, relawan, hingga penyintas tentang kesehatan mental.
Dosen Fakultas Psikologi UNS Solo, Dian Kusuma Hapsari, M.Psi, mengatakan ada banyak jenis gangguan kesehatan mental. Di antaranya kecemasan dan depresi yang biasa dialami orang muda.
Menurutnya, faktor gangguan mental dapat berasal dari ketidakseimbangan hormon, kerusakan saraf, faktor genetik, konflik sosial-keluarga, hingga soal tuntutan akademis atau pekerjaan.
"Salah satu dosen kami pernah mengadakan survei, diterbitkan dalam artikel publikasi. Yang paling tinggi dialami oleh mahasiswa di UNS adalah kecemasan, lalu depresi. Ketika ditumpuk atau dipendam dalam waktu lama dapat memicu gangguan kesehatan mental," kata Dian (31) kepada detikJateng di Ruang Unit Layanan Psikologi (Ulapsi) UNS, Rabu (16/10/2024).
Artikel atau jurnal yang dimaksud berjudul 'Deteksi Dini Prevalensi Gangguan Kesehatan Mental Mahasiswa di Perguruan Tinggi' karya Arif Tri Setyanto dkk dari Program Studi Psikologi UNS, terbit di jurnal Wacana Vol 15, No 1, Januari 2023.
Jurnal itu mengungkap temuan Medical Center di salah satu perguruan tinggi. Disebutkan bahwa terdapat 115 kasus gangguan kesehatan pada klien berusia 21-23 tahun dalam kurun 2016-2019, dengan depresi dan gangguan kecemasan menjadi masalah psikologis tertinggi.
"Sebanyak 29% (33 mahasiswa) mengalami gangguan kecemasan, 25% (29 mahasiswa) mengalami depresi dalam rentang ringan hingga berat, serta gangguan kesehatan mental lainnya yang berdampak pada kehidupan akademik mahasiswa," tulis jurnal tersebut, dikutip detikJateng pada Selasa (22/10/2024).
Tips Menjaga Kesehatan Mental
Dian juga menjelaskan tips menjaga kesehatan mental. Berikut di antaranya:
1. Aspek fisik
Makan secara teratur, makan bergizi, istirahat cukup, mengonsumsi multivitamin bila diperlukan. Dian bilang, ada benarnya pepatah Mens Sana in Corpore Sano yang berarti 'di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat'.
2. Segi emosi
Perlu memiliki cara yang sehat dalam mengekspresikan emosi. Menurut Dian, rasa marah, stres, sedih, dan kecewa adalah hal yang wajar.
3. Rekreasi
4. Lingkungan Suportif
Maksudnya, memiliki teman cerita yang baik atau menyibukkan diri dengan bergabung organisasi maupun komunitas.
5. Aspek spiritual
Aspek spiritual tidak hanya soal ibadah, tapi juga dalam hal memaknai nilai budaya di kehidupan, termasuk nilai agama, bisa menjadi salah satu cara untuk menjaga kesehatan mental.
Tips Mencegah Orang Bunuh Diri
Sebagian kasus bunuh diri yang terjadi belakangan ini juga berkaitan dengan masalah kesehatan mental. Menurut Dian, berikut tips yang bisa dilakukan seseorang untuk mencegah penyintas masalah kesehatan mental agar tidak sampai melakukan hal yang fatal.
1.Cek pemahaman diri mengenai gangguan kesehatan mental
Tujuannya untuk mengetahui kesiapan diri, apakah sudah siap untuk membantu atau masih perlu belajar. Jika merasa sudah siap, dapat dimulai dengan membuka obrolan yang tidak langsung menjurus pada permasalahan si penyintas.
2. Tanyakan situasi personal secara santai
Membuka obrolan dengan pertanyaan tidak langsung. Misalnya, melibatkan pengalaman pribadi atau soal keluhan tentang kehidupan. Obrolan ini memungkinkan seseorang yang berencana bunuh diri menjadi lebih terbuka untuk berkomunikasi.
3. Jangan menghakimi
Sebaiknya lebih banyak mendengar tanpa menghakimi. Bisa juga mencoba menghibur dengan mengajak bermain.
4. Berbagi dengan orang terdekat
Tidak perlu memaksakan diri. Cobalah untuk berbagi dengan orang lain yang terpercaya.
5. Hubungi Tenaga Profesional
Berikan informasi mengenai tenaga profesional kepada yang membutuhkan. Sarankan untuk pergi ke psikolog atau psikiater.
Kisah Penyintas Konsultasi-Berobat Pakai BPJS
Penyintas masalah kesehatan mental bisa konsultasi hingga berobat secara gratis menggunakan layanan BPJS Kesehatan. Berikut kisah salah seorang penyintas, sebut saja namanya Bunga (21) asal Kabupaten Boyolali yang rutin ke psikiater sejak 2021.
Sering dirundung masalah fisik, Bunga mengaku kesehatan mentalnya menurun pada 2018. Dia juga memiliki trauma masa kecil karena kondisi orang tuanya. Imbasnya, kesehatan fisiknya memburuk pada 2021. Gejalanya seperti pusing, mual, sesak, dan gemetar tiba-tiba ketika stres menumpuk.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
(dil/ahr)