Kisah Penyintas Bunuh Diri dan Konseling Gratis di Healing Sejiwa

Kisah Penyintas Bunuh Diri dan Konseling Gratis di Healing Sejiwa

Dewa Adi Saputra - detikJateng
Senin, 28 Okt 2024 08:00 WIB
ilustrasi konseling
ilustrasi konseling. Foto: thinkstock
Solo -

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Layanan telepon hotline dinilai efektif untuk membantu para penyintas gangguan kesehatan mental ketika berada dalam kondisi krisis. Namun, menurut salah satu penyintas di Solo, layanan telepon 119 ext 8 dari Kementerian Kesehatan saat ini sulit diakses. Berikut kisahnya.

Ani, bukan nama sebenarnya, mahasiswi di salah satu perguruan tinggi negeri (PTN) di Solo, mengaku pernah menghubungi nomor telepon 119 ext 8 lebih dari tiga kali. Namun, tak sekalipun dia pernah terhubung dengan konselor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Waktu itu dalam kondisi krisis, teman menyarankan untuk menghubungi nomor tersebut kalau sedang tidak ada orang yang mendampingi. Tapi ya tidak pernah terhubung," kata perempuan 21 tahun itu saat diwawancarai detikJateng, Kamis (17/10/2024).

Dia mengatakan, Juni 2024 menjadi titik terendah bagi kesehatan jiwanya. Dia berhari-hari murung di kamar dan menangis seharian.

ADVERTISEMENT

"Saat itu rasanya berat sekali untuk melakukan aktivitas seperti biasanya. Rasanya cuma sedih, cemas, takut besok harus bagaimana," ujar dia.

Kala itu berbagai permasalahan menerpa dirinya, mulai dari hubungannya dengan orang tua serta kondisi ekonomi yang sedang tidak baik. Singkatnya, dia saat itu sudah merasa lelah dengan beban hidup yang dia hadapi.

"Aku coba untuk mengakhiri hidup, sudah sampai menyakiti diri," kata dia sembari menghela nafas.

Dalam situasi krisis seperti itu, dia enggan bercerita ke keluarga dan temannya.

"Kalau cerita ke teman kan saya enggak selalu ada, toh mereka juga nggak harus 24 jam menemani. Kalau dengan keluarga, saya takut. Dan sumber permasalahan saya salah satunya kan dengan keluarga," ucap dia dengan nada lirih.

Teringat pesan temannya agar menelepon hotline pencegahan bunuh diri jika sedang dalam kondisi mendesak, Ani pun mencoba.

"Waktu itu sekitar jam satu malam, udah kepikiran kemana-mana sampai menyakiti diri, akhirnya menelfon 119 ext 8 itu. Empat kali saya mencoba, hasilnya hanya akan disambungkan, tapi ya nggak pernah terhubung," ujar dia.

Beruntung saat itu salah satu temannya mau menghampiri dan menenangkan dirinya.

Menyadari dirinya sudah berada di situasi krisis, sejak Juni lalu Ani mencoba berbagai pengobatan, mulai dari terapi keagamaan dan terapi psikologi. Saat ini kondisinya lebih baik dengan bantuan psikiater.

Menurut jurnal 'The impact of a telephone hotline on suicide attempts and self-injurious behaviors in patients with borderline personality disorder (2024)', dikutip detikJateng dari laman National Library of Medicine, ketersediaan hotline bunuh diri dapat mengurangi perilaku agresif penyintas gangguan kesehatan mental yang hendak melakukan bunuh diri.

Dalam jurnal itu disebutkan bahwa ketersediaan call center atau hotline telepon dapat dilakukan secara masif, hemat biaya, dan mudah diakses.

Tentang Healing Sejiwa

Pada Kamis (17/10), detikJateng bertemu dengan salah satu konselor layanan hotline konsultasi psikologi yang diadakan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Namanya Healing Sejiwa, platform online yang dapat diakses melalui telepon pada nomor 119 ekstensi 8, atau pesan WhatsApp di nomor 08113855472.

Konselor Sejiwa yang juga psikolog di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Dr Arif Zainudin Surakarta, Ismiyati Yuliatun, menjelaskan soal tentang layanan tersebut.

Sejiwa merupakan program Kemenkes yang dibentuk pada 2020, khusus untuk melayani konsultasi kejiwaan. Call center ini juga jadi rujukan pertolongan pertama ketika seseorang hendak melakukan tindakan bunuh diri.

"Ini kan programnya Kemenkes, jadi mereka menyambangi tiap rumah sakit untuk mensosialisasikan," kata Ismiyati saat ditemui detikJateng, Kamis (17/10/2024).

Dijelaskan bahwa rekrutmen konselor Sejiwa dilakukan oleh Kemenkes dengan menggaet para praktisi atau ahli di bidang kesehatan jiwa. Salah satunya para praktisi di RSJD Dr Arif Zainudin.

Ismiyati mengatakan saat ini sudah terdapat enam konselor dari RSJD Dr Arif Zainudin. Ada yang psikiater, ada yang psikolog.

"Saat ini (Healing Sejiwa) hanya melalui pesan Whatsapp. Kalau untuk telepon ke 119, tapi sekarang belum melayani," kata Ismiyati.

Ismi mengonfirmasi bahwa layanan telepon sebenarnya lebih efektif daripada melalui pesan WhatsApp, terutama ketika berada di situasi krisis dan mendesak.

Cara Mengakses Healing Sejiwa

Ismiyati menjelaskan sebenarnya ada layanan telepon ke nomor 119 ekstensi 8, namun saat ini yang terintegrasi hanya melalui chat Whatsapp. Untuk diketahui, ekstensi 8 merupakan pilihan panggilan yang dapat dilakukan dengan menunggu tawaran yang hendak dituju.

"Saat ini bisa chat WhatsApp (08113855472) untuk konsultasi dengan konselor," kata dia.

Layanan chat WhatsApp ini dapat dilakukan selama 30 menit per sesi. Klien dapat melakukan konsultasi beberapa kali dalam sehari dengan memperhatikan apa yang hendak dikonsultasikan dengan praktisi profesional di bidang ini. Berikut format data diri yang perlu dicantumkan oleh klien.

  • Nama:
  • Usia:
  • Jenis kelamin:
  • Bagaimana saya memanggil anda:
  • Pendidikan terakhir :
  • Pekerjaan:
  • Lokasi/Kota:
  • Tahu layanan ini dari mana:

Perlu diketahui, layanan ini dapat digunakan masyarakat seluruh Indonesia dan tidak berbayar.

Pengguna layanan ini juga diharapkan tidak memberikan data palsu atau sekedar iseng belaka, sebab hotline ini diperuntukkan bagi seseorang yang sedang berada di fase krisis.

Pengalaman konselor melayani klien di halaman selanjutnya.

Pengalaman Konselor Melayani Klien

Selama melayani klien di layanan Healing Sejiwa, Ismiyati mengatakan ada beragam aduan yang diterimanya. Mulai dari klien yang serius hendak melakukan bunuh diri sampai ada orang yang sekadar iseng.

"Konselor bebas memilih jam aktif melayani, sehari dibagi menjadi tiga jam per sesi, kan konselor juga punya pekerjaan aktif di rumah sakit," ujarnya.

Selama menjadi konselor, Ismiyati mencoba untuk mengetahui kondisi klien dengan menanyakan beberapa hal dan mendengar cerita.

"Kita memfasilitasi komunikasi dengan klien, menanyakan dia sedang di mana? Apakah sendirian? Mengapa hendak melakukan tindakan bunuh diri?"

Ismiyati menjelaskan, penting untuk mengetahui kondisi klien agar mereka merasa lebih baik dan bisa membantu klien dengan telekonseling. Telekonseling merupakan metode konseling psikologis online atau jarak jauh dengan menggunakan platfrom digital seperti Healing Sejiwa.

"Kelemahan metode ini ya semakin random yang menelepon. Pernah ada yang konsultasi tapi di luar kejiwaan, ada yang minta bantuan ekonomi, bahkan ada yang selama puluhan jam konseling dengan permasalahan yang sama," ungkap Ismiyati.

Maka itu dia mengimbau agar pengguna layanan konseling Healing Sejiwa perlu memperhatikan apa yang hendak dikonsultasikan. Dengan fokus pada inti permasalahan, konsultasi online ini diharapkan dapat membantu penyelesaian masalah.

Jika Anda, teman, atau keluarga memiliki kecenderungan bunuh diri, segera hubungi psikolog, psikiater, dokter kejiwaan di puskesmas atau rumah sakit terdekat, atau mengirim pesan ke WhatsApp Healing Sejiwa di nomor 08113855472.

Artikel ini ditulis Dewa Adi Saputra peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

Halaman 2 dari 2
(dil/dil)


Hide Ads