Sarapan Lima Ribu, Cara Keren Warga Bulustalan Semarang Bersedekah

Sarapan Lima Ribu, Cara Keren Warga Bulustalan Semarang Bersedekah

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Jumat, 08 Nov 2024 13:58 WIB
Suasana lapak Sarapan Lima Ribu di Jalan Basudewo, Kelurahan Bulustalan, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang, Jumat (8/11/2024).
Suasana lapak Sarapan Lima Ribu di Jalan Basudewo, Kelurahan Bulustalan, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang, Jumat (8/11/2024). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Semarang -

Setiap orang memiliki cara bersedekah yang berbeda-beda. Begitu pula warga Bulustalan RT 3 RW 4, Kota Semarang, yang memilih membuka lapak 'Sarapan Lima Ribu' dalam rangka bersedekah.

Setiap Hari Senin, Rabu, dan Jumat, halaman sebuah kafe di Jalan Basudewo, Kelurahan Bulustalan, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang, akan tampak ramai warga sejak pukul 05.30 WIB.

Ratusan orang dari berbagai lapisan masyarakat datang silih berganti untuk membeli makanan dari lapak Sarapan Lima Ribu. Pantauan detikJateng di lokasi, mulai dari tukang becak, pemulung, tukang sapu, siswa, hingga dokter tengah asyik menikmati nasi, lauk, dan sayur yang disediakan Sarapan Lima Ribu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tampak menu pagi ini yaitu nasi, bakso kecap, sayur daun singkong, dan kerupuk. Para pengunjung bisa menakar porsi nasi sendiri dan mendapat minum hanya dengan harga Rp 5 ribu. Bahkan, beberapa dari mereka diperkenankan makan secara gratis.

Salah satunya pencari rongsok asal Grobogan yang tengah singgah di Bulustalan, Hartono (61). Pria yang baru melahap habis nasi dari Sarapan Lima Ribu itu mengaku sangat terbantu akan adanya lapak tersebut.

ADVERTISEMENT

"Sangat terbantu, saya di sini sudah lama, cari rongsok. Bagus lah, enak. Ini kan ada tiga kali, Senin, Rabu, Jumat," kata Hartono kepada detikJateng di Kelurahan Bulustalan, Jumat (8/11/2024).

Suasana lapak Sarapan Lima Ribu di Jalan Basudewo, Kelurahan Bulustalan, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang, Jumat (8/11/2024).Suasana lapak Sarapan Lima Ribu di Jalan Basudewo, Kelurahan Bulustalan, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang, Jumat (8/11/2024). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng

Hartono dan tukang rongsok lainnya sudah tiba di lokasi sekitar pukul 06.00 WIB demi tak kehabisan makanan. Sarapan Lima Ribu pun telah menjadi makanan rutinnya setiap tiga kali dalam seminggu.

"Menunya ganti-ganti. Makannya di sini kadang pakai nasi, kerupuk, tahu, tempe, ayam, sayur," ungkapnya.

Ada pula pembeli yang tengah melintas dan memutuskan untuk membeli makan di Sarapan Lima Ribu karena tertarik dengan harganya yang murah. Salah satunya warga asal Kelurahan Kembangsari, Abdul Muiz (53).

"Saya relatif datang seminggu sekali, tapi ketika berada di jalan dekat sini, saya mampir. Kebetulan ini saya habis ikut pengajian dekat sini, jadi ke sini," terangnya.

"Menurut saya ini sangat membantu, masyarakat kan membutuhkan sarapan pagi sementara kadang rumah makan buka agak siang. Harganya juga terjangkau, Rp 5 ribu kan warga sangat terbantu, apalagi ekonomi sedang melemah," ujarnya.

Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai guru bimbingan belajar itu mengaku sangat mendukung lapak yang dibuka para warga Bulustalan. Ia berharap, Sarapan Lima Ribu bisa terus eksis membantu masyarakat setempat dengan menyediakan sarapan murah.

"Kita tentu berharap Sarapan Lima Ribu ini tetap eksis, walau kita tidak tahu ke depannya akan dilanjutkan tidak. Karena saya pikir Rp 5 ribu tidak cukup untuk makanan yang cukup sempurna dan ambil sendiri," jelasnya.

Lapak yang buka pukul 05.30-07.00 WIB itu diketahui merupakan inisiatif warga Kelurahan Bulustalan RT 3 RW 4. Mereka saling bergotong royong, menyediakan sarapan murah bagi warga setempat dan sarapan gratis bagi yang membutuhkan.

Relawan Sarapan Lima Ribu pun mengungkap kisah mereka mendirikan aksi sosial itu. Baca di halaman berikutnya:

Berawal dari Kisah Jusuf Hamka

Salah satu warga yang turut menjadi relawan di tim Sarapan Lima Ribu, sekaligus Ketua RT 3 RW 4 Kelurahan Bulustalan, Dhani Hirnawan (50) mengatakan, awal mulanya para warga terinspirasi dengan kisah Jusuf Hamka yang menjual nasi kuning seharga Rp 3 ribu.

"Dulu kan sudah banyak yang lebih dulu, Jusuf Hamka yang kita lihat paling bagus, dari beberapa warga usul bikin seperti itu. Awalnya ingin gratis seperti Jusuf Hamka, tapi kayaknya kok tidak mengedukasi kalau gratis. Akhirnya kesepakatannya dijual murah," kata Dhani kepada detikJateng.

Sekitar Mei 2023, enam warga yang masuk dalam tim inti itu mengumpulkan modal untuk membeli nasi dan ayam seharga Rp 10 ribu dan dijual seharga Rp 5 ribu sebagai bentuk sedekah dari para warga. Namun sejak Juni, mereka mulai memasak sendiri menu makanan untuk Sarapan Lima Ribu.

"Modal awal dari warga, setelah jalan ada donasi, terus kita balik modal, sekarang alhamdulillah sudah donasi. Yang banyak sih transfer. Tapi kita terima Rp 150 ribu, Rp 200 ribu, Rp 1 juta, pokoknya ngalir aja. Alhamdulillah ada yang transfer," ungkapnya.

"Kita inginnya yang tidak mampu bisa makan gratis, tapi yang punya uang bisa beli seharga Rp 5.000, kan tetap murah. Yang punya duit lebih, kita sediakan kotak donasi juga," lanjutnya.

Suasana lapak Sarapan Lima Ribu di Jalan Basudewo, Kelurahan Bulustalan, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang, Jumat (8/11/2024).Suasana lapak Sarapan Lima Ribu di Jalan Basudewo, Kelurahan Bulustalan, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang, Jumat (8/11/2024). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng

Setiap kali buka, ada sekitar 250 porsi yang disediakan. Sementara masyarakat yang mendapat makanan secara gratis ada sekitar 100. Mereka sudah mengantre selepas Subuh. Dhani menyebut mereka sebagai 'pelanggan VIP'.

"Yang gratis itu dhuafa, tadinya kita jawil. Jadi awal buka dulu ada pemulung, tukang becak, kita jawil, minta sarapan dulu. Sekarang kira-kira hampir mencapai 100 yang gratis, kita nyebutnya VIP. Sudah kayak langganan pokoknya," jelasnya.

"Kalau bungkus bayar, nggak boleh gratis dan dibatasi satu orang dua bungkus supaya merata. Menunya tempe penyet, sayur sawi, ikan asin, tahu, ayam, bandeng, mangut," sambungnya.

Ia pun berharap aksi sosial para warganya itu dapat menginspirasi warga Kota Semarang di kemudian hari. Dia juga menyuarakan harapan dirinya dan relawan lainnya bisa terus bermanfaat bagi sesama dengan membuka Sarapan Lima Ribu.

"Mudah-mudahan sih lanjut terus ya selama kita masih sehat, donasinya masih ada, insyaallah kita lanjut," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(apu/apu)


Hide Ads