Keterbatasan fisik tak menghalangi tekad salah satu pemuda difabel asal Purworejo, Jawa Tengah untuk terus berkarya hingga meraih kesuksesan. Di tengah keterbatasan, dia justru mampu memberdayakan orang-orang dalam bisnisnya.
Adalah Ahmad Luthfi Khakim (29) warga Dukuh Wetan, Desa Megulung Lor, Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo yang menderita Osteogenesis Imperfecta atau kelainan pada tulang sehingga rapuh, lemah, dan mudah patah. Ia menderita kelainan itu sejak kecil.
Namun, tulang lemah dan rapuh tak bisa mematahkan tekad besinya yang lebih kuat untuk tetap menggapai kesuksesan. Dengan keterbatasan fisik, anak pertama dari dua bersaudara pasangan Muh Yasir (60) dan Ani Wafiroh (49) ini justru tampak lebih siap untuk menghadapi kehidupan.
"Sejak kecil, sudah sakit seperti ini, Osteogenesis Imperfecta atau kelainan pada tulang yang rapuh, lemah, dan mudah patah," kata Luthfi saat ditemui detikjateng di kediamannya, Minggu (27/10/2024).
Tak nampak kesedihan atau penyesalan sedikitpun dari wajahnya meski ditakdirkan menjadi manusia 'berbeda' dari yang lainnya. Pemuda kelahiran Purworejo 2 Mei 1995 ini, pantas menjadi sosok panutan dalam mengarungi kenyataan hidup.
Luthfi menceritakan, dirinya sudah mengalami patah tulang sekitar 20 kali. Hal itu lah yang menyebabkan kondisi kakinya menjadi bengkok sehingga untuk berjalan pun harus dibantu dengan kruk atau alat bantu jalan. Bahkan, tubuhnya tak bisa tumbuh seperti layaknya manusia kebanyakan.
"Saya tidak pernah berkecil hati karena dari kondisi ini saya tetap mendapat dukungan keluarga, kerabat dan sanak saudara. Sejak kecil saya selalu disemangati hingga sekarang," imbuhnya.
Kendati tubuhnya kecil, namun ia memiliki semangat yang begitu besar dan bertekad kuat untuk tetap bermanfaat bagi orang lain. Kini, ia sukses menjadi pengusaha servis komputer, aktif di dunia maya dengan menjadi konten creator, serta pemilik media sosial ternama di wilayahnya.
Saat itu, sebelum lulus dari salah satu SMK di Purworejo pada tahun 2015, ia sudah nyambi bekerja sebagai tukang servis komputer di toko milik orang lain. Selang dua tahun kemudian, ia mampu membuka toko kumputer sendiri sekaligus menjadi tukang servis. Saking larisnya, ia harus dibantu oleh lima orang karyawan di toko, sementara sebagai admin media sosial yang terus berkembang, ia dibantu oleh 15 kru.
"Sampai sekarang saya buka toko komputer sendiri, servis juga. Belajar servis dulu otodidak, kalau basic awal si dari sekolah SMK," ucapnya.
"Selain servis komputer saya juga membuat sebuah media online lokal dan medsos. Saya hanya bisa bersyukur, di tengah kekurangan. Keterbatasan, tidak menghalangi saya untuk tetap berkarya dan menginspirasi orang lain," sambungnya.
Kini, namanya sudah tak asing lagi di Kabupaten Purworejo. Selain dikenal sebagai pengusaha servis komputer, pegiat media, dan aktif di dunia fotografi, dirinya juga kerap diundang sebagai narasumber dan motivator di berbagai acara pelatihan maupun seminar.
"Kalau pas diundang jadi narasumber biasanya ngisi tentang motivasi ke anak-anak terkait support generasi mandiri, penggunaan medsos bijak, dan kewirausahaan," sebutnya.
Meskipun seorang difabel, ia justru bisa menginspirasi banyak orang di lingkungannya dan menjadi simbol harapan. Luthfi kerap terlibat dalam kegiatan sosial, dan melalui kisahnya, ia memberikan pelajaran tentang ketangguhan, optimisme serta semangat juang yang tak mudah pudar meskipun menghadapi kesulitan besar.
"Kemarin saya juga ikut kompetisi Pemuda Pelopor mewakili Purworejo di Jawa Tengah," pungkasnya.
(afn/afn)