Jaga Stabilitas Harga, Ahmad Luthfi Gencarkan Gerakan Pangan Murah

Jaga Stabilitas Harga, Ahmad Luthfi Gencarkan Gerakan Pangan Murah

Dea Duta Aulia - detikJateng
Senin, 07 Jul 2025 19:51 WIB
Pemprov Jateng
Foto: Dok. Pemprov Jateng
Jakarta -

Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi meninjau pelaksanaan gerakan pangan murah (GPM) yang digelar di Kantor Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, hari ini. Gerakan tersebut merupakan intervensi dari Pemprov Jateng untuk merespons kenaikan harga beberapa bahan pokok, sekaligus menjaga keterjangkauan harga beli masyarakat.

Selain Purworejo, kegiatan serupa juga digelar di sepuluh kabupaten/kota lainnya. Terutama daerah dengan harga komoditas beras dan minyak goreng yang terpantau tinggi.

"Tahap awal ini di sebelas kabupaten/kota, kerja sama dengan JTAB, Bulog, dengan Muspida," kata Luthfi dalam keterangan tertulis, Senin (7/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan kegiatan ini untuk melakukan penetrasi harga agar tidak terjadi kelangkaan dan fluktuasi harga yang terlalu tinggi di masyarakat. Sebab, tinggi harga pokok bisa berpotensi mempengaruhi inflasi.

Intervensi yang dilakukan Pemprov Jateng dalam kegiatan tersebut berupa subsidi harga bahan pokok dengan nilai total Rp40 juta, dengan perkiraan omzet sebesar Rp 300 juta.

ADVERTISEMENT

GPM ini dilaksanakan dengan melibatkan para pelaku usaha pangan (BUMN, BUMD, gapoktan/poktan/ pelaku usaha pangan lainnya), sehingga mendapatkan harga dasar dan memotong panjangnya rantai distribusi untuk sampai tangan konsumen.

"Komoditas yang dijual dalam GPM antara lain beras sebanyak 10 ton, harga normal Rp 13.500 per kg, disubsidi Rp 2.500 per kg menjadi Rp 11.000 per kg, minyak goreng 2.000 liter, harga normal Rp 18.000 per liter, disubsidi Rp 4.000 liter, menjadi Rp 14.000 per liter, telur ayam ras 1 ton, harga normal Rp 28.000 per kg, disalurkan dengan harga Rp 24.000 per kg," ungkapnya.

Dia mengatakan ada gula pasir 500 kg, harga normal Rp 17.500 per kg disalurkan dengan harga Rp 15.000 per kg, bawang putih 250 kg harga normal Rp 36.000 per kg disalurkan dengan harga Rp 28.000 per kg, bawang merah harga normal Rp 50.000 per kg disalurkan dengan harga Rp 40.000 per kg, dan cabai rawit merah harga normal Rp 50.000 per kg disalurkan dengan harga Rp 30.000 per kg.

"Kegiatan ini adalah dengan memberikan bahan pokok murah atau subsidi. Intervensi pemerintah ini dalam rangka penetrasi harga agar terjangkau oleh masyarakat, kemudian inflasi kita bisa dijaga," jelasnya.

Menurut Luthfi, kenaikan harga beras yang ada di beberapa daerah akan ditindaklanjuti segera bersama dengan Bulog. Apalagi saat ini sudah masuk musim panen, sehingga penetrasi akan dilakukan agar tidak terjadi kenaikan harga yang tinggi.

"Kenaikan harga kebutuhan pokok dipengaruhi oleh beberapa hal, saat ini juga musim anak masuk sekolah, kebutuhan meningkat dan sebagainya, sehingga negara harus hadir dalam rangka penetrasi harga," ujar Ahmad Luthfi.

Melihat antusiasme masyarakat yang berbelanja di GPM, Luthfi sudah meminta kepada di dinas dan stakeholder terkait untuk meningkatkan kegiatan. GPM akan dijadikan role model penetrasi harga.

"(Masyarakat) ramai sekali. Dari pagi ramai sekali, lihat saja. Ini menjadi role model untuk kita gerakkan di sebelas kabupaten/kota, tidak hanya Purworejo," pungkasnya.

Sementara itu, seorang warga yang menerima manfaat program tersebut Estimah mengaku senang dengan adanya Gerakan Pangan Murah yang diselenggarakan oleh Pemprov Jateng. Sebab dirinya dapat membeli bahan pokok dengan harga yang lebih murah dari harga di pasar.

"Ini beli beras, minyak goreng, dan telur. Harganya miring sedikit dibanding di luar. Senang karena harga di luar mahal. Beras di luar Rp 14 ribu, ini 5 kg Rp 55 ribu, beli 10 kg tadi," tutup Estimah.




(akn/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads