Terdapat berbagai tren yang berkembang di kalangan Gen Z dan mampu memberikan pengaruh bagi mereka, salah satunya adalah tren doom spending. Namun, mungkin tidak sedikit masyarakat yang menyimpan rasa penasaran mengenai apa itu doom spending yang berkaitan dengan keuangan?
Cambridge Dictionary mendefinisikan kata doom dengan menjadi penyebab seseorang atau sesuatu mengalami akhir yang buruk. Kemudian doom juga berkaitan dengan sesuatu yang tidak menyenangkan hingga membuat sesuatu yang buruk itu pasti terjadi.
Sementara itu, spending adalah uang yang digunakan untuk tujuan tertentu. Hal inilah yang membuat istilah doom spending berkaitan dengan pengeluaran yang berkaitan dengan keuangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas sebenarnya apa itu doom spending yang tanpa disadari kerap dilakukan oleh Gen Z maupun generasi lainnya? Mari simak penjelasannya berikut ini.
Apa Itu Doom Spending?
Dikutip dari laman Oprah Daily, doom spending merupakan sebuah istilah yang digunakan setelah tahun 2020. Istilah tersebut sebelumnya dijuluki sebagai terapi belanja, tetapi kini justru mengalami pergeseran sebutan menjadi doom spending atau belanja yang sia-sia.
Seorang penulis buku bernama Tori Dunlap mengungkapkan tidak sedikit orang yang memilih untuk menghabiskan uangnya demi meredakan stres yang tengah dialami. Tidak jarang sebagian dari mereka tetap membeli sesuatu meski memiliki kekhawatiran tentang keuangan di masa mendatang. Menariknya, ada sebagian orang yang menganggap kebiasaan tersebut bisa membuat perasaan jauh lebih baik.
Kemudian dikatakan doom spending juga kerap dilakukan oleh seseorang saat ekonomi atau masa depan mereka yang belum pasti. Meskipun dalam keadaan yang kurang baik dari segi keuangan, pelaku doom spending memilih tidak ambil pusing dan terus membelanjakan uangnya.
Bahkan perilaku doom spending juga membuat tidak sedikit orang menganggap menabung tidak akan membantu mereka untuk bisa membeli rumah. Tidak sampai di situ, ada juga pelaku doom spending yang menganggap pengeluaran yang mereka gunakan tidak mengurangi tabungan untuk masa depan.
Sementara itu, menurut laman Psychology Today bahwa ada sebuah survei terbaru Qualtrics dna Intuit Credit Karma yang menemukan setidaknya 27% responden yang terdiri dari orang Amerika Serikat kerap menghabiskan uang untuk hal-hal yang tidak diperlukan atau diinginkan atau dijuluki sebagai doom spending. Hal ini mereka lakukan di tengah ketidakpastian ekonomi, kekacauan politik dan iklim, hingga hal-hal lain yang mampu membuat stres.
Sebagai cara untuk mengatasi stres itulah, tidak sedikit orang yang melakukan doom spending atau menghabiskan uangnya untuk berbagai hal yang tidak diinginkan. Bahkan, survei tersebut menunjukkan ada 43% generasi milenial dan 35% Gen Z yang melakukan doom spending.
Benarkah Doom Spending Bikin Gen Z Miskin?
Masih mengacu dari sumber sebelumnya, tercatat di dalam survei yang sama setidaknya 32% responden mengambil utang yang lebih banyak dalam kurun waktu 6 bulan terakhir. Hal tersebut terjadi akibat perilaku doom spending yang tanpa disadari justru memberikan pengaruh kurang baik terhadap pengelolaan keuangan seseorang. Akibatnya mereka justru terjerumus ke dalam utang yang sebenarnya tidak diperlukan.
Sementara itu, dijelaskan dalam laman Huffpost, CEO Murphy Wealth bernama Adrian Murphy menyebut doom spending ibarat memasang sebuah plester pada kaki yang mengalami patah tulang. Artinya saat seseorang mengeluarkan uangnya secara impulsif justru dapat menciptakan kecemasan lain yang berkelanjutan.
Hal tersebut membuat doom spending bukannya dapat meredakan, tetapi menciptakan masalah keuangan lainnya yang sulit untuk dikendalikan. Bahkan doom spending juga memicu kebiasaan seseorang dalam mengeluarkan uangnya lebih banyak dari yang dihasilkannya.
Kemudian dampak doom spending pada Gen Z lebih dapat dirasakan karena mereka mengalami situasi tertentu. Murphy menyebut Gen Z melalui masa transisi menuju dewasa di tengah situasi dunia yang tengah sulit. Tidak hanya itu saja, lingkungan sekitar Gen Z juga berpengaruh pada pembentukan perilaku doom spending.
Cara Mengatasi Doom Spending
Lantas bagaimana cara mengatasi doom spending yang dikenal kerap dilakukan oleh Gen Z maupun generasi milenial? Masih mengacu dari sumber yang sama, disampaikan ada tiga langkah sederhana untuk mengatasi doom spending yang dapat diikuti oleh Gen Z maupun generasi lainnya. Tiga cara yang dimaksudkan adalah menghapus aplikasi belanja yang diunduh di ponsel agar menekan kebiasaan berbelanja secara impulsif.
Selanjutnya mengunduh aplikasi untuk mengelola keuangan di ponsel juga dapat dilakukan oleh setiap orang. Terakhir cobalah untuk mengatakan tidak saat memiliki keinginan berbelanja hal-hal yang tidak begitu diperlukan. Cobalah cara tersebut selama sebulan. Diharapkan cara tadi dapat membantu seseorang untuk memantau seberapa besar pengeluaran yang akhirnya bisa mereka kendalikan dalam kurun waktu tertentu.
Kemudian ada dua cara lain yang dapat dilakukan oleh seseorang untuk menekan perilaku doom spending. Cobalah untuk menetapkan tujuan jangka panjang terkait dengan keuangan. Kekhawatiran akan masa depan yang kerap muncul merupakan hal yang wajar terjadi. Alih-alih mengeluarkan uang untuk meredakan stres, cobalah untuk mengingat kembali tujuan jangka panjang terkait keuangan yang harus dicapai.
Hal tersebut membantu seseorang dalam menentukan keputusan terkait pengeluaran lain yang bisa memberikan manfaat lebih. Tidak hanya itu saja, dengan berfokus pada keuangan jangan panjang, diharapkan mampu menyisihkan anggaran yang dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat.
Perilaku doom spending juga sering kali berkaitan dengan emosi yang dimiliki oleh seseorang. Alih-alih mengikuti dorongan untuk berbelanja demi memenuhi kebutuhan emosional, cobalah untuk mengelola emosi tersebut dengan baik. Tidak ada salahnya berkonsultasi terhadap tenaga profesional untuk mengetahui cara mengelola emosi tersebut dengan baik. Diharapkan cara ini membantu seseorang untuk mengatasi rasa ketakutan yang sering kali muncul akibat hal-hal yang tidak pasti di sekitar mereka.
Nah, itulah tadi rangkuman mengenai doom spending yang dikenal sebagai salah satu tren di kalangan Gen Z. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan bagi detikers, ya.
(par/cln)