Ada Kasus Flu Burung di Delanggu, DKPP Klaten Gercep Lakukan Disinfektasi

Ada Kasus Flu Burung di Delanggu, DKPP Klaten Gercep Lakukan Disinfektasi

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Selasa, 09 Jul 2024 16:05 WIB
Ada Kasus Flu Burung di Delanggu, DKPP Klaten Gercep Lakukan Disinfektasi
Foto: Dok. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Klaten
Klaten -

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten menemukan adanya kasus flu burung atau avian influenza (AI) di Desa Jetis, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Menanggapi informasi itu, DKPP gerak cepat melakukan disinfektasi.

Kepala DKPP Klaten Widiyanti mengatakan pihaknya telah mendapatkan laporan terkait adanya penemuan kasus flu burung di kandang milik warga Desa Jetis, kemarin Senin (8/7/2024). Usai mendapat laporan, pihaknya lantas melakukan pengecekan hingga disinfektasi.

"Ada laporan warga, kemudian cek kepastiannya dengan rapid test, ambil sampel dikirim ke laboratorium BB Veteriner Wates untuk cek molekularnya, langsung penyemprotan desinfektan," kata Wiwid kepada detikJateng, Selasa (9/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wiwid mengatakan, disinfektasi dilakukan guna mencegah penyebaran flu burung. Usai melakukan disinfektasi, pihaknya juga memberikan edukasi kepada masyarakat terkait flu burung.

Ia mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Klaten untuk menjaga kebersihan kandang demi mencegah flu burung. "Karena itu saja yang bisa kita lakukan, namanya juga virus. Solusi virus itu ya bio security, vaksinasi, sama sanitasi," jelasnya.

ADVERTISEMENT

"Makanya kita harus bersama-sama seluruh komponen masyarakat dari sekarang harus menjaga bio security masing-masing. Menjaga kebersihan kandangnya, lingkungan kandangnya, biar virus tidak sampai masuk," jelasnya.

Adapun, kasus flu burung telah ditemukan di 15 ayam dalam kandang milik warga Desa Jetis. Ia memastikan, tak ada penularan flu burung ke manusia. Masyarakat juga diimbau untuk tidak melakukan kontak dengan ayam dan senantiasa menggunakan masker.

"Kita sudah merapatkan barisan, petugas kesehatan hewan maupun teman-teman penyuluh, untuk sosialisasi agar masyarakat menjaga kebersihan kandang dan lingkungan kandang. Itu yang penting, karena itu salah satu barrier untuk kita melakukan pencegahan," jelasnya.

"Kemudian segera melaporkan kepada petugas apabila di lapangan ditemukan hal-hal yang mencurigakan, biar nanti tim kesehatan kami yang akan ngecek, biar tidak salah interpretasi," imbuh Wiwid.

Ia pun mengungkapkan, tanda-tanda hewan yang terjangkit flu burung yakni demam, nafas terengah-engah hingga terdengar suara seperti mendengkur, serta kemerahan di kulit ayam.

Hal ini dibenarkan salah satu warga Desa Jetis pemilik ayam yang terjangkit flu burung, Agus (47). Ia mengatakan, jengger dan dada ayam tersebut berwarna merah sebelum akhirnya mati satu per satu.

"Yang terparah itu satu hari 5 ekor mati, dua hari sebelum rapid test, terus gejalanya jenggernya merah pekat sama dada. Jadi ada yang sakit, mau dikubur itu kan kelihatan," ungkapnya.

Kini, ia dan warga sekitar telah melakukan disinfektasi menggunakan obat yang diberikan dinas, sebagai antisipasi penularan flu burung. Ia berharap, usai disinfektasi oleh DKPP dan masyarakat, tak ada penularan flu burung ke ayam lain maupun ke masyarakat.

"Kalau tindakan cepat seperti kemarin itu, langsung disemprot ya mudah-mudahan nggak ada (penularan)," harapnya.

(akd/akd)


Hide Ads