Seorang seniman asal Kabupaten Klaten, Ansori (63) memilih terus konsisten berkarya di jalur yang berbeda. Seni lukis karya-karyanya bukan dari cat minyak dan kanvas, tapi dibuat dari limbah keramik bekas.
Di sanggarnya yang sederhana di Kelurahan Klaten, Kecamatan Klaten Tengah, puluhan mungkin seratusan lukisan mozaik tokoh nasional sudah dibuatnya. Mulai dari semua presiden RI, tokoh politik, tokoh agama, pengusaha, aktivis, pahlawan dan sebagainya.
"Untuk prosesnya memang jika belum terbiasa akan membayangkan bagaimana caranya. Bahkan seorang pelukis, termasuk para dosen seni bertanya, padahal sebenarnya mudah saja," jelas Ansori kepada detikJateng, Sabtu (22/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diceritakan Ansori, jalur lukis mozaik sudah dimulainya sejak remaja bersama teman-temannya di IKJ Jakarta. Bakat lukis semakin terasah saat berguru kepada pelukis Wim Nirauw asal Yogyakarta tahun 1980-an.
"Jadi sejak ikut guru saya itu saya sejak remaja sudah mengenal mozaik. Tahun 1984 mulai menggarap mozaik di departemen penerangan waktu itu," tutur Ansori.
Sepeninggal gurunya 1993, lanjut Ansori, dirinya mengembara sendiri menggarap lukisan, termasuk pengusaha Sudwikatmono. Pasca reformasi 1998, dirinya memutuskan pulang ke Klaten melukis mozaik di sanggar.
"Saya memutuskan pulang ke Klaten tapi aktivitas ke luar masih. Baik ke Yogyakarta, maupun 2015 ke Bali membuat mozaik ogoh-ogoh setinggi 6 meter saya angkut pakai kontainer," sambung Ansori yang aktif menggelar pameran bersama maupun tunggal itu.
Ansori mengaku pernah banting setir ke cat minyak, tetapi banyak masyarakat dan tokoh yang berminat ke mozaiknya. Mulai dari lukisan menteri, pejabat bandara, tokoh ormas, tokoh politik bahkan terakhir wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka.
![]() |
"Terakhir Mas Gibran tapi diambil orang karena mungkin untuk koleksi. Termasuk Pak Jokowi juga saya buat, juga semua presiden RI, tokoh nasional semua sudah dan ini saya sedang membuat Kak Jusuf Kalla, tokoh militer, kepala daerah juga," papar Ansori.
Pasca Pilpres, lanjut Ansori, dirinya tidak hanya membuat lukisan mozaik Gibran saja tapi juga Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Mahfud MD, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Itu dalam rangka dirinya ikut upaya rekonsiliasi.
"Saya buat tema itu dalam rangka rekonsiliasi nasional. Saya berharap melalui kesenian semuanya kembali tenang dan bersatu," terang Ansori yang pernah menjadi ketua paguyuban seni rupa Klaten (Pasren) itu.
Tidak hanya tokoh, ucap Ansori, dirinya juga masih melukis mozaik lainnya di luar sanggar. Kemarin dirinya baru menyelesaikan mozaik Hanoman sepanjang 2,5 meter di media dinding tembok rumah.
"Kita manfaatkan keramik yang sudah ada, warna Hanoman hitam dan putih tidak terlalu sulit. Untuk warna lain juga tidak sulit, di toko bangunan banyak, di bekas bangunan juga banyak, banyak juga teman yang punya bongkaran bangunan ngabari," imbuh Ansori yang lahir di Gombong 1961 itu.
(apu/apu)