Warga Keluhkan Limbah TPA Troketon Klaten Cemari Saluran, Ini Solusi Pemkab

Warga Keluhkan Limbah TPA Troketon Klaten Cemari Saluran, Ini Solusi Pemkab

Achmad Hussein Syauqii - detikJateng
Senin, 07 Apr 2025 16:18 WIB
Warga tunjukkan saluran irigasi Desa Kalangan, Kecamatan Pedan yang tercemar limbah TPA Troketon, Senin (7/4/2025).
Warga tunjukkan saluran irigasi Desa Kalangan, Kecamatan Pedan yang tercemar limbah TPA Troketon, Senin (7/4/2025). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng
Klaten -

Warga Dusun Botokan dan Mancungan, Desa Kalangan, Kecamatan Pedan, Klaten mengeluhkan pencemaran limbah dari tempat pengelolaan akhir (TPA) sampah Troketon. Limbah cair itu masuk ke saluran yang melewati permukiman.

"Ya ini buktinya masih ada, ini (limbah) sejak lima hari yang lalu. Kemarin-kemarin juga dibuang ke sini," kata Ketua RT 1 RW 5 Desa Kalangan, Lasmin kepada detikJateng di lokasi, Senin (7/4/2025) siang.

Menurut Lasmin, limbah tersebut sudah sejak ada TPA beberapa tahun lalu memunculkan bau tidak sedap di lingkungan. Air sumur juga menjadi keruh saat diendapkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Secara kasat mata tidak tapi kalau diendapkan di ember cepat hitam dindingnya, di bak mandi dulu nguras sebulan sekali tapi sekarang dua hari. Dulu tidak," terang Lasimin.

Sebab air sumur tidak jernih lagi, sambung Lasimin, warga termasuk dirinya terpaksa membeli air bersih kemasan galon. Keluarganya sudah membeli air bersih dua tahun terakhir.

ADVERTISEMENT

"Untuk masak dan minum beli air galonan sejak dua tahun terakhir. Untuk mandi anak kadang gatal di kulit," imbuhnya.

Bejo, warga Dusun Botokan menyatakan aliran terakhir hari Jumat-Sabtu yang lalu. Sampai sekarang masih bau tidak sedap.

"Sampai sekarang masih bau, apalagi sore hari saat tidak kena sinar matahari. Sumur warga juga terdampak yang dekat saluran," kata Bejo kepada detikJateng.

Air di saluran irigasi Desa Kalangan, Kecamatan Pedan tercemar limbah TPA Troketon.Air di saluran irigasi Desa Kalangan, Kecamatan Pedan tercemar limbah TPA Troketon. Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng

Menurut Bejo, kedalaman sumur di kampungnya hanya sekitar enam meter sehingga ikut berubah warna. Kejadian itu sudah sejak lama.

"Sudah lama tapi kali ini warga sudah tidak tahan. Sudah saya laporkan pak bayan (kadus) juga untuk mendapat perhatian," jelasnya.

Kejadian itu juga viral setelah diunggah di akun Facebook ISK - info seputar Klaten. Disertakan foto air saluran yang warnanya berubah menjadi cokelat kemerahan.

detikJateng yang menelusuri kejadian tersebut mendapatkan air serupa itu ditampung di embung TPA. Air TPA itu mengalir ke selatan melalui sungai di Utara Dusun Mancungan yang mengalir sampai Dusun Botokan.

Saat siang, air memang tidak menimbulkan bau meskipun warnanya coklat kemerahan. Namun ikan lele ditemukan mati di genangan air itu.

Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Klaten, Sriyanto, menyatakan aliran limbah tersebut terjadi Jumat-Sabtu pekan lalu. Setelah hujan, air di embung TPA melimpas.

"Embung kami pada saat intensitas hujan tinggi sempat limpas ke area irigasi. Secepatnya kami instruksikan air jangan sampai keluar embung," kata Sriyanto kepada detikJateng.

Setelah kejadian itu, sebut Sriyanto, jajarannya sudah memantau ke lokasi. Ke depan embung akan diperkuat sehingga air tidak melimpas keluar.

"Kita akan perkuat embung agar tidak melimpas," imbuhnya.




(afn/afn)


Hide Ads