Selama bulan Syawal, umat Islam dihadapkan pada ibadah puasa Syawal dan qadha Ramadhan. Lantas seperti apa niat hingga tata cara puasa Syawal sekaligus qadha Ramadhan?
Anjuran mengenai puasa Syawal telah diriwayatkan oleh Abu Ayyub Al-Anshari. Dikatakan dalam buku 'Ternyata Shalat & Puasa Sunah Dapat Mempercepat Kesuksesan', dasar hukum puasa Syawal salah satunya berasal dari riwayat Abu Ayyub Al-Anshari. Disampaikan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa menjalankan puasa Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan puasa sunnah enam hari pada bulan Syawal, maka ia seperti puasa selama setahun" (HR. Muslim).
Sementara itu, kewajiban membayar utang puasa atau qadha Ramadhan telah disampaikan melalui firman Allah SWT dalam Al-Quran. Berdasarkan informasi yang dibagikan melalui buku 'Fiqih Islam' karya Saifullah, dasar hukum mengqadha puasa berasal dari Surat Al-Baqarah ayat 185 yang berbunyi:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗوَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗيُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖوَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Artinya: "Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur."
Mengingat puasa Syawal dan qadha Ramadhan merupakan ibadah yang dapat dikerjakan di bulan Syawal ini, umat Islam pun dapat menyegerakan dalam menunaikannya. Lantas bagaimana niat dan tata cara puasa Syawal sekaligus qadha Ramadhan? Sebagai salah satu panduan, berikut rangkuman informasinya.
Hukum Puasa Syawal dan Qadha Ramadhan
Sebelumnya, kaum muslim perlu mengetahui mengenai perbedaan hukum mengerjakan puasa Syawal dan qadha Ramadhan. Meskipun sama-sama dapat dikerjakan di bulan Syawal yang masih berlangsung hingga saat ini, tetapi perbedaan hukum puasa Syawal dan qadha Ramadhan menjadi acuan dalam mengetahui tata cara dalam mengerjakannya.
Dikutip dari buku 'Merawat Cinta Bagi Istri' karya Riza Risma, hukum puasa Syawal adalah sunnah. Puasa Syawal hukumnya tidaklah wajib bagi kaum muslim, melainkan disunnahkah untuk dikerjakan selama bulan Syawal. Seperti yang telah dijelaskan dalam hadits sebelumnya, keutamaan puasa Syawal salah satunya mendapatkan pahala seperti mengerjakan puasa selama satu tahun penuh.
Sementara itu, hukum qadha puasa Ramadhan adalah wajib. Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT melalui Surat Al-Baqarah ayat 185 yang telah dipaparkan sebelumnya. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan dalam buku 'Panduan Muslim Kaffah Sehari-hari dari Kandungan hingga Kematian' karya Dr. Muh. Hambali, M.Ag., bahwa puasa qadha merupakan ibadah yang dilakukan oleh seorang untuk mengganti puasa wajib yang tertinggal.
Tata Cara Puasa Syawal Sekaligus Qadha Ramadhan
Lantas bagaimana tata cara puasa Syawal sekaligus qadha Ramadhan? Terkait hal ini ternyata dianjurkan bagi seorang muslim untuk memisahkan pengerjaan kedua puasa tersebut. Seperti disampaikan dalam laman resmi Nahdlatul Ulama, bahwa seorang muslim yang masih memiliki utang puasa, dianjurkan untuk segera mengqadha puasanya terlebih dahulu. Baru setelah utang puasanya lunas, dapat dilanjutkan dengan mengerjakan puasa Syawal.
Hal tersebut sejalan dengan apa yang dikatakan dalam buku 'Panduan Ramadhan Bekal Meraih Ramadhan Penuh Berkah' karya Ruhyat Ahmad, bahwa dianjurkan bagi seorang muslim untuk menunaikan qadha puasa terlebih dahulu agar mereka dapat meraih ganjaran puasa Syawal yang seperti dihitung puasa satu tahun penuh.
Perlu bagi kaum muslim untuk mengetahui bahwa puasa Syawal merupakan puasa sunnah, sedangkan qadha Ramadhan adalah wajib. Hal tersebut menunjukkan ibadah wajib sebaiknya diutamakan daripada yang sunnah.
Kemudian mengutip dari buku 'Saleha Is Me #2: Sebab Perbuatan Lebih Utama' yang disusun oleh muslimah_talk, mendahulukan puasa qadha Ramadhan yang wajib baru dilanjutkan dengan puasa Syawal sebagai ibadah sunnah, dapat dilakukan oleh seorang muslim yang ingin meraih keutamaan puasa enam hari di bulan Syawal.
Hal ini dikarenakan agar mendapatkan keutamaan puasa setahun penuh seperti yang telah disebutkan dalam riwayat Abu Ayyub Al-Anshari, maka puasa Ramadhan harus diselesaikan secara sempurna terlebih dahulu.
Merujuk dari penjelasan yang telah dipaparkan sebelumnya, tata cara puasa Syawal sekaligus qadha Ramadhan dapat dilakukan secara terpisah dengan mendahulukan yang wajib dan baru dilanjutkan dengan ibadah sunnah. Ini menunjukkan bahwa seorang muslim hendaknya untuk menyegerakan dalam mengqadha puasa Ramadhan apabila ingin menunaikan puasa Syawal.
Niat Puasa Qadha Ramadhan
Bagi kaum muslim yang hendak mengerjakan puasa qadha Ramadhan, perlu untuk mengetahui bacaan niatnya terlebih dahulu. Lafal niat puasa qadha Ramadhan dapat dilantunkan dalam hati maupun diucapkan secara lisan. Dikutip dari buku 'Buku Pintar Puasa Wajib dan Sunnah' karya Nur Solikhin, berikut bacaan niat puasa qadha Ramadhan:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ رَمَضَانَ لِلَّهِ تَعَالَى
"Nawaitu shauma ghadin 'an qadhaai fardhi ramadhaana lillahi ta'aalaa."
Artinya: "Aku niat puasa esok hari sebagai ganti fardhu Ramadhan karena Allah Ta'ala."
Niat Puasa Syawal
Setelah membayar utang puasa dengan menunaikan puasa qadha Ramadhan, seorang muslim dapat melanjutkan puasa sunnah di bulan Syawal selama enam hari. Adapun bacaan niat puasa Syawal yang disebutkan dalam laman resmi Nahdlatul Ulama adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
"Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnatis Syawwâli lillâhi ta'âlâ."
Artinya: "Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT."
Demikian tadi rangkuman mengenai tata cara puasa Syawal sekaligus qadha Ramadhan yang dapat dilakukan secara terpisah dan dilengkapi dengan bacaan niatnya. Semoga informasi ini dapat dijadikan sebagai salah satu panduan bagi detikers, ya.
(dil/rih)