Curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah Kabupaten Boyolali mengakibatkan banjir hingga tanah longsor. Selain itu jembatan ambrol sehingga akses warga terpaksa memutar.
"Kejadian kebencanaan hari Selasa (5/3/2024) kemarin antara lain jembatan ambrol, banjir, dan tanah longsor," kata Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Boyolali, Suratno, kepada detikJateng, Rabu (6/3/2024).
Diketahui, Selasa (5/3) kemarin wilayah Kabupaten Boyolali diguyur hujan deras yang cukup lama. Hujan yang terjadi dari siang baru mereda di malam hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Suratno mengatakan, jembatan ambrol terjadi di Desa Jlarem, Kecamatan Gladagsari sekitar pukul 15.00 WIB. Jembatan itu penghubung Dukuh Sukodono dan Dukuh Kumpulrejo, Desa Jlarem.
"Jembatannya putus. Penyebab kejadian ini merupakan kumpulan kejadian yang berulang dampak derasnya aliran sungai saat situasi cuaca ekstrem, yang berdampak pada terkikisnya pengaman jembatan, sehingga tameng dan fondasi jembatan hilang," jelas Suratno.
Dari keterangan kepala desa, lanjut dia, jembatan itu dibangun awal tahun 2000-an lalu. Akibat putusnya jembatan itu, warga Dukuh Sukodono yang hendak ke Dukuh Kumpulrejo atau sebaliknya yang berada di lereng Gunung Merbabu itu harus memutar. "Sejauh sekitar 4 km," lanjutnya.
Kemudian, BPBD Boyolali juga mencatat terjadi tanah longsor yang menimpa rumah milik Salimin (47) warga Dukuh Karangtalun, Desa Ngagrong, Kecamatan Gladagsari. Dinding rumah bagian dapur jebol.
"Kemudian talut bangunan longsor milik Bapak Broeri (51) di Dukuh Kembang, Desa Kembang, Kecamatan Gladagsari. Penyebab kejadian talut bangunan longsor karena kondisi talut yang terkikis aliran air dampak dari intensitas hujan yang cukup lama," imbuh dia.
Sedangkan kejadian banjir terjadi sekitar pukul 17.00 WIB di Dukuh Congol, Desa Jagoan, Kecamatan Sambi.
"Banjir terjadi karena dampak luapan air sungai yang mengalir dari jembatan Dukuh Congol, Desa Jagoan, Kecamatan Sambi. Luapan air sungai terjadi karena dampak pendangkalan sungai dan terhalangnya kolong jembatan oleh sampah," ungkap Suratno.
Dampak dari banjir tersebut, kata dia, mengakibatkan luapan air mengalir di jalan dusun dan masuk ke sembilan rumah warga dengan ketinggian air bervariasi, antara 30 sampai 100 cm atau 1 meter.
Pihaknya sudah langsung memerintahkan tim reaksi cepat (TRC) BPBD untuk melakukan assessment. Banjir saat ini sudah surut.
(cln/rih)