Berpuasa Saat Bulan Syaban Boleh atau Tidak? Ini Hukumnya

Berpuasa Saat Bulan Syaban Boleh atau Tidak? Ini Hukumnya

Anindya Milagsita - detikJateng
Sabtu, 10 Feb 2024 16:26 WIB
close up image .
Ilustrasi buka uasa syaban. Foto: Getty Images/iStockphoto/hayatikayhan
Solo -

Bulan Syaban merupakan bulan terdekat sebelum memasuki bulan Ramadhan, sehingga umat Islam dianjurkan untuk melakukan berbagai amalan misalnya berpuasa. Namun, mungkin masih ada sebagian muslim yang bertanya-tanya, berpuasa saat bulan Syaban boleh atau tidak?

Mengutip dari buku 'Inilah Alasan Rasulullah SAW Menganjurkan Puasa Sunah' yang disusun oleh Amirulloh Syarbini dan Iis Nur'aeni Afgandi, dijelaskan bahwa Syaban terletak setelah bulan Rajab dan sebelum bulan Ramadhan. Syaban juga merupakan bulan kedelapan dalam hitungan kalender Qomariyah.

Lebih lanjut dijelaskan dalam buku karya Amirulloh dan Iis yang berjudul 'Dahsyatnya Puasa Sunnah', Rasulullah SAW juga bersabda bahwa:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Rajab adalah bulan Allah, Syaban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku."

Mengingat bulan Syaban menjadi momen yang sangat penting dalam Islam, hendaknya seorang muslim dapat memaknai kehadirannya dengan berbagai amalan baik. Lantas bolehkah melaksanakan puasa di bulan Syaban?

ADVERTISEMENT

Agar seorang muslim memiliki panduan terkait hal tersebut, detikJateng telah merangkum informasinya. Simak penjelasannya melalui artikel berikut.

Hukum Berpuasa Saat Bulan Syaban

Berdasarkan informasi yang dibagikan dalam laman resmi Nahdlatul Ulama, dijelaskan bahwa puasa Syaban hukumnya adalah sunnah. Hal tersebut sejalan dengan sebuah hadits shahih yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ: لَا يُفْطِرُ؛ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ: لَا يَصُومُ. وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلَّا رَمَضَانَ، وَمَا رَأَيْتُهُ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِي شَعْبَانَ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ، وَاللَّفْظُ لِمُسْلِمٍ

Artinya: "Diriwayatkan dari 'Aisyah RA, ia berkata, 'Rasulullah SAW sering berpuasa sehingga kami katakan, 'Beliau tidak berbuka' beliau juga sering tidak berpuasa sehingga kami katakan, 'Beliau tidak berpuasa' aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali Ramadhan dan aku tidak pernah melihat beliau dalam sebulan (selain Ramadhan) berpuasa yang lebih banyak daripada puasa beliau di bulan Syaban (Muttafaqun 'Alaih yang redaksinya diambil dari riwayat Muslim).

Lebih lanjut dijelaskan dalam buku 'Memantaskan Diri Menyambut Bulan Ramadhan' karya Abu Maryam Kautsar Amru, terdapat hadits yang menyebutkan tentang kebiasaan Rasulullah SAW berpuasa di bulan Syaban. Dari Ummu Salamah, beliau mengatakan,

أَنَّهُ لَمْ يَكُنْ يَصُومُ مِنَ السَّنَةِ شَهْرًا تامًا إِلَّا شَعْبَانَ يَصِلُهُ بِرَمَضَانَ

"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam setahun tidak berpuasa sebulan penuh selain pada bulan Syaban, lalu dilanjutkan dengan berpuasa di bulan Ramadhan." (HR. Abu Daud dan An Nasa'i. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Ketentuan Puasa Syaban

Merujuk dari penjelasan yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa Rasulullah SAW menjalankan puasa sunnah di bulan Syaban. Lantas bagaimana ketentuan dalam mengerjakan puasa Syaban? Terkait hal ini terdapat berbagai pendapat yang berasal dari sejumlah hadits. Salah satunya yang dikatakan oleh riwayat Muslim dan Bukhari.

Masih mengutip dari buku sebelumnya, seorang muslim dilarang untuk menunaikan puasa sunnah satu atau dua hari sebelum memasuki Ramadhan. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak disarankan untuk mengerjakan puasa Syaban di akhir bulan. Alasannya karena agar puasa Syaban yang dilakukan, tidak tercampur dengan puasa wajib di bulan Ramadhan.

Ketentuan puasa Syaban tersebut dilakukan agar menghindarkan seorang muslim yang telah melakukan puasa sunnah, padahal secara hitungan sudah termasuk dalam puasa wajib Ramadhan. Adapun hadits yang menjelaskan terkait persoalan tersebut adalah sebagai berikut.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

لَا تَقَدَّمُوا رَمَضَانَ بِصَوْمٍ يَوْمٍ وَلَا يَوْمَيْنِ إِلَّا رَجُلٌ كَانَ يَصُومُ صَوْمًا فَلْيَصُمْهُ

"Janganlah kalian berpuasa satu atau dua hari sebelum Ramadhan kecuali seseorang yang punya kebiasaan puasa, maka boleh ia berpuasa." (HR. Muslim no. 1082 dan Bukhari no. 1914. Dan ini adalah lafazh Muslim).

Pendapat lain menyebutkan bahwa puasa Syaban tidak dianjurkan untuk dilakukan pada separuh kedua bulan tersebut. Masih merujuk pada penjelasan dari laman resmi Nahdlatul Ulama bahwa terdapat hadits yang mengharamkan puasa pada separuh kedua bulan Syaban. Adapun hadits yang dimaksud antara lain:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا اِنْتَصَفَ شَعْبَانَ فَلَا تَصُومُوا. رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ

Artinya: "Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, sungguh Rasulullah SAW bersabda, 'Ketika Syaban sudah melewati separuh bulan, maka janganlah kalian berpuasa (HR Imam Lima: Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa'i, dan Ibnu Majah).

Keutamaan Puasa Syaban

Sama seperti puasa sunnah di bulan Hijriah yang lain, terdapat juga keutamaan puasa Syaban. Seperti dijelaskan dalam buku 'Kedahsyatan Puasa' yang disusun oleh M. Syukron Maksum, bahwa menurut Yahya bin Mu'adz, Syaban berasal dari lima huruf yang memiliki makna tertentu. Huruf "syin" berarti syafaat, "ain" yaitu syaraf atau kemuliaan, "ba" berarti bir atau kebajikan, "alif" yaitu ulfah atau lemah lembut, dan "nun" berarti nur atau cahaya.

Bagi seorang muslim yang menghormati bulan Syaban, dianjurkan untuk mengisinya dengan berbagai amal kebajikan ibadah. Keutamaan bulan Syaban diketahui akan mendatangkan kemuliaan, kedudukan yang tinggi, dan kebajikan yang berlipat nilainya di sisi Allah SWT.

Bukan hanya itu, diharapkan juga dengan mengerjakan berbagai amalan baik bulan Syaban, seorang muslim bisa memperoleh syafaat dari Rasulullah SAW. Bahkan sebagian ulama berpendapat bahwa Syaban merupakan bulan untuk membersihkan hati. Dianjurkan bagi seorang muslim untuk mengisi hatinya dengan amal kebajikan dan menjaganya dari perbuatan maksiat yang bisa menggelapkan hati mereka.

Demikian tadi rangkuman penjelasan mengenai puasa Syaban boleh atau tidak yang dilengkapi dengan ketentuan serta keutamaannya. Semoga informasi ini dapat menjawab rasa penasaran detikers.




(ahr/ahr)


Hide Ads