Tragedi 8 Pemburu Emas Terjebak Air di Sumur Tambang Pancurendang Banyumas

Kaleidoskop 2023

Tragedi 8 Pemburu Emas Terjebak Air di Sumur Tambang Pancurendang Banyumas

Anang Firmansyah - detikJateng
Kamis, 28 Des 2023 06:55 WIB
Prasasti  nama kedelapan penambang emas terjebak di Pancurendang Banyumas. Foto diambil Selasa (1/8/2023).
Prasasti nama kedelapan penambang emas terjebak di Pancurendang Banyumas. Foto diambil Selasa (1/8/2023). Foto: Anang Firmansyah/detikJateng
Solo -

Peristiwa pilu menimpa delapan pekerja tambang emas ilegal di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas. Delapan penambang ini terjebak air di dalam lubang galian Sumur Bogor dengan perkiraan kedalaman mencapai 70 meter.

Kejadian ini tidak hanya menggegerkan masyarakat Banyumas. Namun menyedot perhatian seluruh Indonesia bahkan sampai disorot oleh media Internasional.

25 Juli 2023

Peristiwa ini bermula saat pekerja yang merupakan warga Kabupaten Bogor menyusuri sumur untuk mengambil material emas, Selasa (25/7/2023) malam. Namun malam itu, tiba-tiba air merembes dari lapisan tanah sedalam 20 meter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para pekerja yang panik kemudian berusaha menyelamatkan delapan korban dengan menyedot air menggunakan pompa. Dari atas rekan para korban ini berusaha memanggil melalui bibir sumur agar cepat segera naik. Nahas rembesan air ini mengucur deras hingga masuk ke seluruh sela lubang yang berbentuk trap.

26 Juli 2023

Polisi mendapat laporan mengenai peristiwa ini pada Rabu (26/7) sekitar pukul 07.00 WIB pagi harinya. Petugas kemudian langsung mendatangi lokasi untuk melihat situasi lubang galian tambang.

ADVERTISEMENT

"Tadi pagi kami dapatkan laporan bahwa ada masyarakat yang terjebak di lokasi tambang sekitar 8 orang dan kami langsung kesini melakukan upaya untuk melakukan evakuasi terhadap pekerja yang terjebak," kata Kapolresta Banyumas, Kombes Edy Suranta Sitepu saat meninjau lokasi, Rabu (26/7).

Operasi pencarian ini melibatkan Koramil, BPBD dan Basarnas. Para penambang tersebut disebut terjebak dalam air yang tiba-tiba muncul.

"Nanti pelaksanaan evakuasi ini yang terjebak air ini kan di dalam, kami masih melakukan upaya penyedotan," terangnya.

Menurutnya, untuk tahap awal, tim SAR gabungan memprioritaskan penyelamatan korban yang masih terjebak.

"Tentunya yang paling kami prioritaskan adalah saat ini untuk penyelamatan korban," jelasnya.

Pihaknya belum bisa memastikan kondisi terakhir delapan warga yang masih terjebak di dalam lubang galian tambang emas.

"Kita belum tahu kondisi terakhir. Kita berdoa saja supaya korban masih bisa kita evakuasi dalam keadaan selamat," jelas Edy.

Kepala Kantor SAR Cilacap selaku SAR Mission Coordinator (SMC), Adah Sudarsa menjelaskan diduga mereka terjebak di kedalaman lebih dari 50 meter.

"Kedalamannya sekitar 60-70 meter," kata dia.

Berdasarkan data yang dipaparkan melalui video, terdapat beberapa undak-undakan di lubang galian tersebut. Setiap undakannya yang berjumlah 4 trap memiliki kedalaman masing-masing.

"Ini permukaan air (kedalaman 20 meter). Ini lubang yang ada pekerjanya. Kedalaman kurang lebih 60 meteran. Diduga rembesan air dari kedalaman 20 meter," terangnya.

Adah melanjutkan pihaknya terus melakukan cara untuk bisa menguras lokasi kejadian dengan cara secepat mungkin.

"Penyedotan sudah dilakukan sejak pagi sampai sekarang air cuma turun 1 meter. Tadi juga kita sudah berkoordinasi dengan ESDM. Kemungkinan di dalam sudah terisi air semua," kata dia.

Pihaknya juga telah mencari informasi dari warga sekitar bagaimana upaya menyurutkan air.

"Itu tadi kami sudah mencari informasi dari warga dari pengalaman yang sudah-sudah ada kebocoran. Tadi sudah upayakan juga dengan penambalan di sungai," terangnya.

Selain itu, berdasarkan informasi dari para penambang lubang galian tersebut mencapai kedalaman 60 meter.

"Ini kita sudah usaha dari pagi sampai malam. Kita tanyakan kepada pekerja. Untuk medan kesulitan sumur bor ini tempat mereka mencari emas itu kedalamannya bisa mencapai 50-60 meter," ungkapnya.

27 Juli 2023

Memasuki hari kedua upaya proses evakuasi delapan penambang yang terjebak air di lubang galian emas Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas masih mengalami kendala.

Pantauan detikJateng, tim SAR Gabungan yang terdiri dari Polisi, TNI, BPBD dan Basarnas Cilacap masih berupaya untuk menyedot air dari lubang galian tersebut. Sebab debit air yang bisa disedot tidak berkurang signifikan.

"Masih tinggi, itu baru bisa turun sekitar 2 meter. Kita pompa dari pukul 02.30 tadi. Makanya kita mau lihat level terendahnya berapa. Jangan sampai nanti kita hisap nanti naik lagi. Kita upayakan untuk pengeringan sumur," kata Kepala Kantor Basarnas Cilacap, Adah Sudarsa kepada wartawan, Kamis (27/7).

Selain itu pihaknya juga melakukan upaya pembendungan air yang berasal dari Sungai Datar yang berjarak kurang lebih 100 meter dari lokasi kejadian.

"Ada dua tahap, kemungkinan banyak. Misal saja air masuk dari sungai. Karena lokasi dekat dengan sungai. Jadi kita mencari alternatif lain (upaya pembendungan)," terangnya.

Adah juga menjelaskan pihaknya juga mendapat bantuan enam alat pompa berdaya hisap tinggi. Hal ini sebagai upaya agar air bisa segera surut.

"Kita berharap debit air dapat berkurang," jelasnya.

Adah juga mengaku mendapat bantuan personel dari pasukan elite TNI. Namun hingga saat ini belum ada opsi penyelaman yang dilakukan.

"Kita datangkan pasukan elite dari TNI kita meminta masukan dari mereka untuk melaksanakan operasi. Untuk sementara belum ada tim yang masuk. Karena melihat tempat yang sempit tidak memungkinkan masuk ke dalam. Sangat risiko," ungkapnya.

Selain itu tim SAR juga mengalami kendala dalam menentukan proses evakuasi. Sebab terdapat dua permasalahan yang harus dihadapi.

"Pertama suplai air yang besar. Yang kedua air sudah tercampur dengan tanah. Tanahnya gembur karena ini area sawah begitu kena air otomatis akan larut," terangnya.

Upaya pencarian selanjutnya baca halaman berikutnya

28 Juli 2023

Polresta Banyumas menetapkan empat orang tersangka dalam kejadian 8 penambang yang terjebak air di galian tambang emas Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas. Penetapan tersangka ini setelah pihak kepolisian melakukan penyelidikan dalam tiga hari.

Kapolresta Banyumas, Kombes Edy Suranta Sitepu menjelaskan empat tersangka ditetapkan setelah meminta keterangan dari 23 saksi.

"Dari keterangan saksi tersebut kita menetapkan 4 orang tersangka," kata Edy dalam ungkap kasus di Mapolresta Banyumas, Jumat (28/7).

Edy menyebut dari empat orang tersangka salah satunya merupakan pemilik lahan yang terdapat galian tambang berinisial SN (76).

"Dan kemudian ada 3 orang sebagai pengelola atau pendana. KS (43) dan WI (43) sebagai pengelola sumur serta DM (40) sebagai pemilik modal," terangnya.

Keempat pelaku dijerat pasal UU Minerba pasal 158 dengan ancaman hukuman penjara 5 tahun atau denda Rp 100 miliar.

"Empat pelaku semuanya merupakan warga Pancurendang, Kecamatan Ajibarang," jelasnya.

Dari empat tersangka ini, polisi baru mengamankan 3 orang tersangka. Yaitu SN, KS dan WI. Sedangkan DM saat ini statusnya adalah buron.

Menurut Edy, DM merupakan tersangka yang berperan sebagai pemilik modal dalam proyek galian tambang emas ilegal.

29 Juli 2023

Tim SAR gabungan saat ini masih berupaya untuk mencari keberadaan delapan penambang yang terjebak air di lubang galian emas Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas. Memasuki hari keempat sudah ratusan relawan yang terlibat.

Meski begitu, kondisi medan yang sulit dan air yang tak kunjung surut masih menjadi kendala bagi tim SAR gabungan untuk memasuki lubang yang diperkirakan mencapai kedalaman 60 meter.

Kepala Basarnas Cilacap selaku pemimpin dalam operasi SAR kali ini, Adah Sudarsa menjelaskan pada hari keempat ada tambahan jumlah personel dari pasukan elite Basarnas.

"Adapun kekuatan personel bertambah dengan datangnya 1 tim dari Basarnas Special Group (BSG). Jumlahnya 10 personel," katanya melalui keterangan tertulis, Sabtu (29/7).

Adapun rencana operasi yang dilakukan pada hari ini yaitu membagi tim SAR gabungan kedalam 6 kelompok kerja. Mereka akan bertugas di masing-masing titik yang diduga menjadi penyebab rembesan air.

"Sektor kerja di antaranya di titik galian Bogor dengan menggunakan 5 pompa air submersible. Galian Dondong dengan menggunakan 2 pompa air submersible," terangnya.

Sedangkan di Sumur 1 menggunakan 2 pompa air submersible, Sumur 2 menggunakan 1 pompa air submersible.

"Di Bendungan Sungai menggunakan 1 pompa air submersible serta Galian Majenang menggunakan 2 pompa air submersible," jelasnya.

Dengan adanya tambahan personel dari BSG, total sebanyak 220 relawan ikut terlibat dalam operasi SAR pencarian delapan penambang yang terjebak air. Mereka yang tergabung berasal dari Kantor SAR Cilacap, Basarnas Special Group (BSG), Kantor SAR Semarang, Kantor SAR Yogyakarta, TNI, POLRI, Instansi Pemerintah Provinsi dan Daerah, Organisasi Masyarakat, Mapala dan masyarakat setempat.

"Semoga hari ini mendapatkan kemudahan serta kelancaran dalam proses evakuasi dan selalu diberikan kesehatan kepada seluruh unsur SAR yang terlibat," ujarnya.

30 Juli 2023

Memasuki hari kelima tim SAR masih fokus untuk melakukan penyedotan air yang masih memenuhi lubang tambang. Hari ini tim SAR melakukan penyedotan air di 6 titik sumur.

Kepala Basarnas Cilacap, Adah Sudarsa menjelaskan meskipun masih belum surut secara signifikan, pihaknya masih terus melakukan penyedotan.

"Kita tetap berusaha dan berpikiran positif, sampai SOP kita terlaksana selama 7 hari. Tinggal hasilnya gimana, nanti kita berharap mohon doanya seluruh masyarakat. Korban dapat kita evakuasi dalam kondisi apapun. Ini tetap sampai tujuh hari," kata Adah kepada wartawan, Minggu (30/7/2023).

Menurutnya, secara logika kecil kemungkinan korban dalam kondisi selamat. Dibutuhkan keajaiban delapan penambang ini bisa bertahan di kedalaman 60 meter penuh air.

"Diprediksi hari kelima kita lihat secara umum jika terendam 5 hari kondisi seperti ini dibawah kedalaman 60 meter kita bisa bayangkan. Tapi kita berharap kalau ada mukjizat ya mungkin masih bisa diselamatkan. Tapi ya peluang itu agak kecil," terangnya.

Perwakilan keluarga kedelapan penambang emas yang terjebak air di galian lubang Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, mendatangi TKP untuk melihat kondisi operasi SAR yang sudah dilakukan selama 5 hari.

31 Juli 2023

Upaya pencarian delapan penambang terjebak air di lubang galian emas Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas kembali mengalami kendala. Pada operasi SAR hari keenam tim pencari gabungan belum berhasil mengevakuasi delapan penambang tersebut.

Kasi Operasi Basarnas Cilacap, Priyo Prayuda Utama menjelaskan perkembangan pada hari keenam masih nihil.

"Kita masih belum berhasil mengevakuasi saudara kita yang terjebak. Upaya yang sudah kita lakukan ternyata genangan air malah semakin bertambah," kata Priyo kepada wartawan, Senin (31/7).

Menurutnya kemarin kedalam air dari permukaan tanah berhasil diturunkan menjadi 14 meter. Namun pada hari ini naik lagi menjadi 12 meter.

"Sekarang setelah kita ukur lagi sore menjadi 12 meter lagi. Sehingga terjadi penambahan 2 meter lagi," terangnya.

Padahal hingga saat ini tim pencari gabungan sudah mengerahkan sedikitnya 35 pompa air untuk menyedot lubang Sumur Bogor.

1 Agustus 2023

Operasi pencarian delapan penambang terjebak air di lubang galian emas Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas memasuki hari ketujuh. Pada hari terakhir berdasarkan SOP pencarian Basarnas, tim tetap melanjutkan proses penyedotan.

Namun rencananya operasi pencarian akan selesai setelah waktu zuhur. Pantauan detikJateng, tim pencari sudah mulai terlihat meringkas pompa dan selang air dari beberapa sumber lubang yang kemarin dilakukan penyedotan.

Kepala Basarnas Cilacap sekaligus SAR Mission Coordinator Adah Sudarsa menyebut sudah tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalam lubang galian tambang emas.

"Tanda-tanda korban meninggal sejak hari pertama sudah ada," katanya kepada wartawan di lokasi kejadian, Selasa (1/8).

Dirinya juga menambahkan operasi penyelamatan yang dilakukan pada hari ketujuh sebenarnya sudah tidak efektif lagi. Meski begitu, dirinya tidak menegaskan status delapan penambang yang terjebak di lubang galian emas.

Namun berdasarkan informasi yang didapat dari para penambang, di dalam tidak ada tempat untuk berlindung.

"Air sudah menggenangi semua lubang," jelasnya.

Adah mengungkapkan, dari informasi tim SAR yang bertugas, sudah mulai mencium bau tidak sedap pada air yang disedot dari lubang galian tambang.

"Kami sudah mencium aroma bau. Di dalam sudah terendam semua, secara logika kondisi terjebak ada air, di dalam tidak ada tempat untuk berlindung," tutur dia.

Usai insiden delapan penambang terjebak air di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, kepolisian akhirnya menutup aktivitas kegiatan tambang di sekitar lokasi.

Berikut data korban yang terjebak di lubang galian emas di Desa Pancurendang dan dinyatakan hilang :

  • Cecep Suriyana (29) asal Desa Cisarua RT 02 RW 08 Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor
  • Rama Abd Rohman (38) asal Desa Cisarua RT 02 RW 05 Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor
  • Ajat (29) asal Desa Kiarasari RT 01 RW 06 Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor
  • Mad Kholis (32) asal Desa Kiarapandak RT 02 RW 07 Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor
  • Marmumin (32) asal Desa Kiarasari RT 02 RW 06 Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor
  • Muhidin (44) asal Desa Kiarasari RT 01 RW 04 Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor
  • Jumadi (33) asal Desa Cisarua RT 01 RW 08 Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor
  • Mulyadi (40) asal Desa Kiarasari RT 02 RW 06 Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor
Halaman 2 dari 2
(ahr/ams)


Hide Ads