Sebanyak 125 ekor burung jalak Bali atau Curik Bali (leuchopsar rothschildi) dikirim dari Klaten ke habitat aslinya di Taman Nasional Bali Barat. Burung sebanyak itu merupakan hasil penangkaran warga di Klaten.
"Hari ini jumlahnya 125 ekor, ini langsung dibawa ke Bali Barat. Luar biasa, dulu tinggal enam ekor dan sekarang populasinya hampir 500 ekor," jelas Indra Eksploitasia, Staf Ahli Menteri Bidang Pangan Kementerian LHK, kepada detikJateng, Jumat (24/11/2023) sore usai penyerahan burung di balai desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes.
Dijelaskan Indra, kegiatan pelepasliaran burung jalak Bali itu sudah empat kali dilakukan dan akan lima kali ditambah hari ini. Kegiatan restocking itu burungnya berasal dari warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini hasil budidaya masyarakat sebagai bukti keberhasilan pembinaan yang dilakukan pemerintah. Pengiriman ke Bali Barat karena memang jalak ini asli endemik dari sana," terang Indra.
![]() |
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Tengah, Darmanto dengan kegiatan itu diharapkan jalak Bali lestari di habitatnya. Burung yang akan dilepaskan itu berasal dari 26 unit penangkaran.
"Berasal dari penyerahan 26 unit penangkaran binaan BKSDA Jawa Tengah. Yaitu 23 unit di Klaten, satu di Boyolali, satu di Grobogan dan satu di Cilacap," terang Darmanto.
Penyerahan hasil tangkaran itu, jelas Darmanto, merupakan kewajiban penangkar sebagaimana Permenhut nomor P.19/ Menhut - II/ 2005. Burung yang dikirim sudah melalui pemeriksaan kesehatan.
"Burung yang dikirim sudah melalui pemeriksaan kesehatan laboratorium kesehatan hewan Surakarta dan dinyatakan sehat. Selanjutnya dibawa melalui jalur darat ke Gilimanuk untuk diserahkan ke pihak Taman Nasional Bali Barat," katanya.
Siswanto, ketua asosiasi penangkaran jalur sukses dari tahun ke tahun jumlah yang diserahkan untuk dilepaskan bertambah. Tahun sebelumnya 71 saat ini 125 ekor.
"Tahun sebelumnya 71 saat ini 125 ekor. Ya senang karena kita juga membina untuk berperan dalam konservasi," ungkap Siswanto kepada detikJateng.
(cln/ahr)