Kasus keracunan makanan di acara hajatan wayangan di Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Klaten, menemukan fakta baru. Hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sampel makanan tidak ditemukan kandungan zat kimia berbahaya.
"Hasil kimia negatif. Betul (negatif dari kimia berbahaya sianida dan arsen)," ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Pemkab Klaten, dokter Hanung Sasmito kepada detikJateng, Minggu (20/4/2025) sore.
Hanung menjelaskan, dari kejadian tersebut dinas sudah menguji sampel air dan makanan. Untuk pengujian makanan dibagi dua, yaitu uji kimiawi dan mikrobiologi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Makanan ada dua uji, kimiawi sama mikro. Mikronya belum keluar yang keluar dan untuk kimiawinya hasilnya negatif," terang Hanung.
Sampel makanan yang diuji, sebut Hanung, berupa lauk maupun snack. Mulai dari rendang sampai bolu gulung yang disajikan dalam acara tersebut.
"Sampel berupa rendang sapi, sambel krecek, acar, kerupuk, roti kering, pangsit, bolu gulung dan kacang. Tapi untuk uji air coliform dan e- colinya positif dan itu yang menyebabkan diare, mual, muntah, panas juga," papar Hanung.
Dikatakan Hanung, saat ini jumlah pasien bergejala keracunan sudah tidak ada tambahan. Data terakhir tetap 160 orang dan tidak bertambah karena masa daruratnya sudah lewat.
"Sudah tidak ada tambahan, masa kritisnya sudah lewat. Terakhir ya 160 orang itu," ucap Hanung.
Dengan kejadian tersebut, jelas Hanung, dinas mengimbau masyarakat setempat dan sekitarnya untuk menjaga kebersihan. Terutama sanitasi lingkungannya.
"Ya imbauan jagalah sanitasi lingkungan, jaga kebersihan lingkungan, buat septic tank yang jaraknya lebih dari 10 meter dari sumber air, jauhkan juga sumber air dari kandang ternak. Kotoran hewan dibuang di tempat yang benar, kotoran jangan dialirkan ke saluran, sungai atau sawah," imbuh Hanung.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah warga diduga keracunan makanan saat acara hajatan wayangan di Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Klaten, Sabtu (12/4) malam. Mereka mengalami gejala diare, muntah, dan panas.
Jumlah total warga yang terdampak keracunan makanan mencapai 160 orang. Data tersebut merupakan data terakhir dan proses pendataannya telah ditutup dan hasil uji air dinyatakan positif mengandung e-coli.
"Untuk sampel laboratorium air yang dikirim ke dinas kesehatan sudah jadi kemarin. Jadi di situ tertera hasil total bakteri coliform yang termasuk bakteri coli, itu ambang batasnya 50, yang ada itu lebih dari 200," ungkap Kepala Dinkes Klaten, dokter Anggit Budiarto kepada para wartawan di Kantor Pemkab Klaten, Kamis (17/4).
Dijelaskan Anggit, selain itu ditemukan kandungan Escherichia Coli (e-coli) dalam air tersebut. Kandungan e-coli yang menurut ambang batas nol, namun ditemukan ada 88.
"Menurut nilai rujukan e-coli mestinya nol tapi ada 88. Dalam pemeriksaan hasil tidak disebut masuk kriteria rendah, sedang atau tinggi tapi cuma ada," jelas Anggit.
Namun, pihaknya belum bisa memastikan apakan kontaminasi bakteri itu yang menyebabkan seratusan orang keracunan dan menewaskan satu orang itu. Anggit menyebut untuk menentukan pasti penyebab keracunan masih menunggu hasil pemeriksaan makanan.
(rih/rih)