"Informasi dari warga terdekat awalnya anak-anak bermain saat hujan. Kebetulan korban ini kok tidak ada setelah bermain," ungkap Kades Basin, Kecamatan Kebonarum, Kustiyah kepada detikJateng, Minggu (25/5/2025).
Kustiyah menerangkan di lokasi sempat turun hujan deras pada pukul 14.00 WIB. Setelah bermain, korban tidak terlihat teman-temannya.
"Hujan deras sekali. Dilihat kok di dekat bus saluran ada korban, anak yang agak besar kemudian melaporkan ke warga dan relawan yang gotong-royong," jelas Kustiyah.
Warga kemudian berupaya menolong korban dengan membongkar saluran air. Namun setelah bisa dievakuasi nyawa korban tak tertolong.
"Akhirnya ditolong, saya diberitahu langsung ke lokasi tetapi akhirnya meninggal dunia. Jadi itu bermain, banyak temannya dan kebetulan ada selokan air yang karena hujan deras," lanjut Kustiyah.
Kustiyah menyatakan saluran mengalir deras karena debit air dari sawah masuk saluran. Korban rencananya dimakamkan malam hari ini.
"Rencananya dimakamkan malam ini, sudah saya laporkan Pak Camat dan Kapolsek," imbuhnya.
Terpisah, Kapolsek Kebonarum AKP Ibnu Suryanto, menyatakan korban yang duduk di TK terpleset ke air saat bermain di hujan deras. Korban terseret arus dan masuk ke gorong-gorong.
"Terseret arus kemudian masuk ke gorong-gorong sehingga warga kesulitan untuk melakukan pertolongan. Gorong-gorong kemudian dipecah," jelas Ibnu.
Setelah membongkar gorong- gorong, sebut Ibnu, korban bisa dievakuasi. Namun kondisi korban sudah koma dan dilarikan ke RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro.
"Dilarikan ke RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro tetapi tidak bisa diselamatkan, kami ikut belasungkawa. Bagi orang tua lain, ini cuaca masih hujan, diimbau waspada karena meskipun kedalaman cuma 70 sentimeter saja bisa menyebabkan kecelakaan," kata Ibnu.
Terpisah, Kanit Reskrim Polsek Kebonarum Aipda Yanuar Ichsan menjelaskan mendapatkan informasi kejadian itu Polsek langsung ke lokasi. Korban diduga terpleset saat bermain.
''Korban terpeleset saat bermain, terus masuk ke gorong-gorong, nyangkut di tengah gorong-gorong. Gorong-gorong (bus beton) ada enam, dia di tengah- tengahnya," jelas Yanuar kepada detikJateng.
Dijelaskan Yanuar, korban juga sudah dicek ke RS dinyatakan meninggal. Keluarga korban juga menolak untuk dilakukan autopsi.
"Ini lagi proses dibuat surat pernyataan. Keluarga menolak dilakukan autopsi," imbuhnya.
(ams/ams)