Pemkab Klaten Khawatir Bekas Tambang Uruk Tol Picu Longsor Saat Hujan

Pemkab Klaten Khawatir Bekas Tambang Uruk Tol Picu Longsor Saat Hujan

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Kamis, 02 Nov 2023 17:32 WIB
Bekas lahan tambang uruk Tol Jogja-Solo di Desa Kaligawe, Kecamatan Pedan, Klaten, Kamis (26/10/2023).
Bekas lahan tambang uruk Tol Jogja-Solo di Desa Kaligawe, Kecamatan Pedan, Klaten, Kamis (26/10/2023). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng
Klaten -

Pemkab Klaten mewaspadai lahan bekas tambang tanah untuk uruk proyek jalan Tol Jogja-Solo menjelang musim hujan. Bekas tambang tanah uruk itu berpotensi menjadi penyebab banjir dan longsor.

"Bisa terjadi banjir dan tanah longsor sehingga perlu kita waspadai. Ada di beberapa lokasi," ungkap Wakil Bupati Klaten, Yoga Hardaya kepada detikJateng saat ditemui di BPBD Klaten, Kamis (2/11/2023) siang.

Menurut Yoga, di wilayah Kabupaten Klaten ada beberapa titik yang menjadi lokasi tambang uruk tol. Sebagian sudah berhenti dan tidak ada aktivitas lagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebagian sudah tidak beraktivitas. Tapi jika nanti menyebabkan longsor dan banjir tentu tidak hanya warga yang diungsikan tapi kegiatan harus dihentikan jika masih ada," terang Yoga.

Untuk itu, sambung Yoga, dinas terkait diinstruksikan untuk mulai mengamati dan mewaspadai ancaman bencana hidrometeorologi. Penanganan harus melibatkan masyarakat setempat dan relawan desa.

ADVERTISEMENT

"Penanganan harus melibatkan semua elemen masyarakat. Termasuk relawan di tingkat desa," imbuh Yoga.

Kepala pelaksana BPBD Kabupaten Klaten, Sahruna menyatakan lokasi yang menjadi tambang tanah uruk sudah dipetakan. Diantaranya di Kecamatan Gantiwarno, Wedi dan Bayat.

"Baru Ngandong, Kecamatan Gantiwarno, Wedi dan Bayat, tiga yang untuk lokasi uruk jalan tol itu. Kita cuma mengurangi risiko saja, tapi yang kita takutkan itu longsornya," kata Sahruna kepada detikJateng.

Dikatakan Sahruna, risiko yang paling besar ada di lokasi tambang di Desa Kadibolo, Kecamatan Wedi. Sebab, ada permukiman di dekat lokasi tambang.

"Posisi pertama saya ingatkan lalu diterasering, tetapi tahu-tahu ada bangunan rumahnya, ada rumah baru dan yang lama-lama. Kalau terjadi hujan dengan intensitas tinggi mengkhawatirkan, salah satu skenario saya saat puncak hujan dievakuasi dulu," papar Sahruna.

Sebelumnya diberitakan, galian tambang tanah uruk untuk proyek jalan Tol Jogja-Solo di Pedan, Klaten meninggalkan lubang menganga dengan ukuran yang luas. Lubang menganga itu terletak di timur tempat pengolahan akhir (TPA) sampah, Desa Troketon, Kecamatan Pedan.

Pantauan detikJateng di lokasi, lubang tersebut memiliki kedalaman sekitar 8-10 meter di sisi barat dan selatan. Panjang dan lebarnya mencapai puluhan meter.

Tokoh masyarakat setempat, Abdul Jamil mengatakan lubang bekas galian itu dulunya bekas ditambang untuk proyek tol. Namun penambangan sudah berhenti total.

"Sudah berhenti, itu kan sudah lama. Lahannya merupakan tanah dengan sertifikat hak milik (SHM) warga," ungkap Jamil kepada detikJateng, Kamis (26/10/2023) siang.




(ahr/aku)


Hide Ads