"Mungkin banget. Bahkan abu gunung itu sampai Kalimantan juga," kata arkeolog Pusat Riset Arkeologi Sejarah dan pra Sejarah BRIN, Retno Purwanti kepada detikJateng, Senin (21/8/2023).
Dijelaskan Retno, kemungkinan letusan Gunung Rinjani tahun 1257 menyebar hingga ke lokasi yang jauh. Dia lalu mencontohkan letusan Gunung Tambora dan gunung lainnya.
"Letusan Gunung Tambora tahun 1815 saja sampai Eropa dan itu berpengaruh saat Napoleon perang. Juga letusan Gunung Toba saja sampai ke Amerika," jelas Retno.
Retno menyatakan selain mengambil sampel tanah, tim juga mengecek yoni dan lingga. Pengambilan sampel tanah dilakukan setelah tim BRIN paparan dengan UGM.
"Informasi bahwa tanah yang kami ambil sampelnya itu dari Rinjani kita dapatkan dari ahli vulkanologi dari Pusat Kajian Bencana Alam UGM yang mengundang kami untuk mempresentasikan hasil penelitian di Kropakan. Saat mengamati hasil foto lapisan tanah di situs temuan sumur kuno Kropakan, ternyata ada lapisan tanah berwarna putih terang," sambung Retno.
Tanah itu, imbuh Retno, teridentifikasi sebagai hasil erupsi Gunung Samalas atau Rinjani. Dia menduga ada keterkaitan abu erupsi Gunung Rinjani itu dengan peradaban kuno di Kropakan.
"Lapisan tanah itu yang kemungkinan menghentikan sementara peradaban kuno di Kropakan," terang Retno.
Terpisah, tokoh Pemuda Dusun Kropakan, Pupun Prasetyo menyatakan tim selain mengambil sampel tanah juga menemui warga penemu benda-benda kuno. Tim juga mengecek Sungai Siri.
"Siri itu diduga sungai purba. Tim juga ke Umbul Kroman, katanya ada lapisan tanah yang luar biasa, kemudian mengecek sigong (situs watu gong)," kata Pupun kepada detikJateng.
Sebelumnya diberitakan, tim arkeolog dan geolog Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kembali meneliti Dusun Kropakan, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Klaten. Tim mengambil sampel tanah di dekat sumur kuno abad 8-9 Masehi yang ditemukan warga.
"Kami sekarang ke sini untuk mengambil sampel tanah. Sebab tanah tersebut yang kemungkinan berasal dari erupsi Gunung Samalas atau Rinjani (Lombok Timur) pada tahun 1257 M," kata arkeolog dari Pusat Riset Arkeologi Sejarah dan Pra Sejarah BRIN, Retno Purwanti kepada detikJateng, Minggu (20/8).
(ams/dil)