Ibunda Ungkap Penyebab Fabian 'Dianulir' Jadi Capanas H-2 Pemusatan

Ibunda Ungkap Penyebab Fabian 'Dianulir' Jadi Capanas H-2 Pemusatan

Tim detikJateng - detikJateng
Sabtu, 22 Jul 2023 05:30 WIB
Siswa SMA Al Azhar 14 Semarang, Muhammad Fabian Alvaro (16) dan ibuknya Dewi Yuniarti (44)
Siswa SMA Al Azhar 14 Semarang, Muhammad Fabian Alvaro (16) dan ibuknya Dewi Yuniarti (44). Foto: Afzal Nur Iman/detikJateng.
Solo -

Ibunda Muhammad Fabian Alvaro (18), Dewi Yuniarti (44) membeberkan penyebab putranya gagal sebagai calon Paskibraka Nasional (capanas). Setelah siswa SMA Al Azhar 14 Semarang itu dinyatakan lolos pada 22 Mei, akhirnya putranya 'dianulir' hanya dua hari menjelang pelatihan terpusat di Jakarta.

Semua berawal ketika pada 13 Juli Fabian menerima surat untuk mengikuti tes kesehatan ulang di Jakarta. Dewi menyebut tes ulang pada saat itu hanya dilakukan bagi peserta dari Jawa Tengah. Total, ada 10 orang baik putra dan putri yang menerima surat.

Surat itu dilayangkan Sekretariat Daerah Provinsi Jateng dengan nomor 427.2/1256, yang merupakan tindak lanjut dari surat yang dikirim BPIP.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena inti dan cadangan sudah maka tidak dilakukan medical check up kemudian yang lainnya itu disuruh berpuasa, lengkap medical check up dilakukan. Tapi begitu dari pihak sana, panitia melihat medical check up dari yang inti dan cadangan melihat hasil itu mereka memutuskan untuk dirontgen ulang. Itu hanya rontgen ulang tidak ada pemeriksaan lain-lain, gigi atau apa , karena memang sudah lolos," katanya saat ditemui di rumahnya, Jalan Bukit Rejeki, Jumat (21/7/2023).

Setelah hasilnya keluar, betapa terkejutnya Dewi karena Fabian dinyatakan tidak terpilih dan hanya menjadi cadangan yang otomatis akan bertugas mengibarkan bendera pada 17 Agustus nanti di tingkat provinsi. Dewi mempertanyakan mengapa harus ada tes kesehatan ulang.

ADVERTISEMENT

"Yang lucunya putra kami ini tidak dilakukan pemeriksaan gigi tapi dari hasil yang didapat laporan itu katanya putra kami ada impaksi gigi," tegasnya.

"Juknis yang seperti apa yang menyalahi aturan sehingga harus dilakukan seleksi ulang?" imbuhnya.

Dewi tak habis pikir, persiapan matang yang sudah dilakukan tiba-tiba menjadi sia-sia. Dia merasa pilu, terlebih hal itu menjadi cita-cita anaknya.

Terlebih selama ini, Fabian sudah berusaha keras untuk mewujudkan cita-citanya itu. Berbagai tahapan sudah dilaluinya hingga dirinya dinyatakan lolos sebagai capanas mewakili Jateng.

Surat itu diterbitkan Sekretariat Provinsi Jateng dengan nomor 427.2/660 dan ditandatangani oleh Sekda Jateng Sumarno secara elektronik.

"Sidang pleno yang memutuskan sah terpilih putra kami, yang putrinya dari Kabupaten Semarang dengan surat yang dikeluarkan Sekda," ungkap Dewi.

Fabian bisa terpilih memang karena dia mendapat rangking pertama saat seleksi di tingkat provinsi. Setelah terpilih, Fabian juga sanggup melewati pembinaan yang dilakukan hampir dua bulan lamanya.

"Jadi dari pertama sampai hari sebelum dia berangkat itu harus melakukan pembinaan fisik dan itu terpantau, harus menyerahkan laporannnya ke PPI Jateng, Kesbangpol juga," katanya.

Pembinaan fisik itu berisi beragam latihan yang harus dilakukan seperti lari, push up, dan lainnya. Tak pernah sehari pun Fabian tak mengirim laporan aktivitas fisiknya itu.

Dewi melihat itu sebagai semangat buah dari kebahagiaan yang ditunjukkan oleh anaknya. Melihat anaknya bahagia dengan hal positif, Dewi pun mendukungnya sepenuh hati.

"Kami tahu betapa perjuangan dia sampai di tahap terakhir mau berangkat itu kami tahu bahwa anak kami itu memang layak," ujar Dewi.

Selengkapnya baca di halaman berikutnya....

Bahkan Fabian juga sempat berucap kepada Dewi jika nantinya sang ibunda akan diajak ke Jakarta untuk menyaksikan dirinya menjadi pengibar bendera Merah Putih.

"Dia bilang 'Mami kalau nanti aku jadi pengibar, bisa mengibarkan bendera pusaka Mami bisa lihat aku bisa hadir ke Jakarta," kenang Dewi dan tidak kuasa membendung air matanya.

"Anak kami sudah menyiapkan barang-barang, dia sudah minta ditemani saya untuk ke sana karena mungkin nanti 'aku nggak bisa ketemu Mami'. Dia semangat," ucapnya lagi.

Tetapi, semuanya harus pupus usai Fabian dinyatakan tidak lolos dan gagal untuk mengikuti pelatihan terpusat di Jakarta.

"Sudah dibikin video profil baik itu yang menggunakan bahasa Indonesia maupun bahasa Jawa, anak kami sudah membuat itu, sudah mempersiapkan semuanya. Saya gimana ya melihat Instagram PPI Jateng yang itu awalnya anak saya mewakili Provinsi Jateng, kemarin saya lihat sudah terhapus, gimana rasanya, seperti perjuangan kami itu tidak dihargai," tandasnya.

Dikonfirmasi terkait hal tersebut, Sekda Jateng Sumarno mengaku belum melihat detail surat terkait pemanggilan capasnas itu. Surat itu, baru terbit 20 Juli, kemarin.

"Saya belum, detailnya dari Pak Haerudin (Kepala Kesbangpol Jateng) belum, kemarin saya baru dapat yang lolos-lolos aja dari surat BPIP," katanya saat dikonfirmasi.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: 36 Biksu Thudong yang Jalan Kaki dari Thailand Telah Sampai di Borobudur"
[Gambas:Video 20detik]
(apl/apl)


Hide Ads