Picu Kematian di Gunungkidul, Antraks Disebut Bisa Jadi Senjata Biologis

Nasional

Picu Kematian di Gunungkidul, Antraks Disebut Bisa Jadi Senjata Biologis

Tim detikHealth - detikJateng
Jumat, 07 Jul 2023 14:37 WIB
ilustrasi antraks
Ilustrasi antraks (Foto: ilustrasi/thinkstock)
Solo -

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyinggung antraks bisa menjadi bio weapon atau senjata biologis. Diketahui, belakangan ini antraks menjadi sorotan setelah muncul kasus di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Mengutip detikHealth, Jumat (7/7/2023), Kemenkes menyebut kasus antraks sebetulnya hampir dilaporkan setiap tahun. Begitu juga dengan wilayah Gunungkidul yang menjadi endemis, faktor risiko antraks tidak bisa dihindari, apalagi spora antraks bisa bertahan di segala suhu.

Di luar kasus tersebut, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi menyinggung fakta antraks yang berpotensi dijadikan sebagai senjata biologis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Antraks itu bisa menjadi biological weapons, masuk menjadi senjata biologis. Mungkin teman-teman pernah mendengar bahwa antraks ini bisa digunakan teroris untuk meneror suatu wilayah," jelas Imran dalam konferensi pers, Kamis (6/7/2023) dilansir detikHealth.

Menurutnya, hal ini memungkinkan lantaran penyebaran antraks sangat cepat dan relatif mematikan. Apalagi, jika kasusnya terjadi pada penularan melalui pernapasan. Tingkat case fatality rate-nya berkisar di 80 persen.

ADVERTISEMENT

Hal seperti itu juga disebutnya perlu menjadi kewaspadaan masyarakat, khususnya di daerah yang sudah pernah melaporkan kasus antraks.

"Untuk yang tipe (antraks) pernapasan itu sangat mematikan," kata Imran.

"Jadi memang ini menjadi yang kita perlu waspadai bersama terutama di daerah-daerah endemis," lanjutnya.

Imran tidak menyebut kemungkinan kasus di Gunungkidul merupakan bio weapons. Ia hanya berpesan agar masyarakat selalu mewaspadai setiap risiko penularan dan gejala yang muncul jika telanjur mengonsumsi daging yang sakit.

Untuk diketahui, pada Juni lalu, kasus antraks di Gunungkidul, DIY, menelan satu korban jiwa. Kasus itu terjadi di Pedukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY Sugeng Purwanto mengatakan ada 6 sapi dan 6 kambing yang terindikasi positif antraks. Hewan ternak tersebut diidentifikasi mati karena antraks sejak pertengahan April 2023.

Kemudian oleh warga, beberapa sapi diporak atau disembelih dan dikonsumsi bersama. Termasuk oleh satu warga yang akhirnya meninggal dunia tersebut, laki-laki berusia 73 tahun. Sementara itu puluhan warga lainnya diduga terpapar.

Sebagai tambahan informasi, berikut wilayah Gunungkidul yang melaporkan kasus antraks:

  • Mei 2019: Menyebar di Pedukuhan Grogol, Desa Bejiharjo, Kapanewon Karangmojo
  • Desember 2019: Kapanewon Ponjong
  • Januari 2020: Kapanewon Ponjong
  • Januari 2022: Gedangsari
  • Januari 2023: Semanu




(rih/dil)


Hide Ads