Serunya Ngabuburti Sambil Membatik Ala Pelajar di Demak

Serunya Ngabuburti Sambil Membatik Ala Pelajar di Demak

Mochamad Saifudin - detikJateng
Minggu, 02 Apr 2023 03:00 WIB
Anak-anak membatik menunggu buka puasa di Desa Mlatiharjo, Kecamatan Gajah, Demak.
Anak-anak membatik menunggu buka puasa di Desa Mlatiharjo, Kecamatan Gajah, Demak. Foto: Mochamad Saifudin/detikjateng.
Demak -

Banyak kegiatan yang bisa dilakukan sembari ngabuburit. Seperti yang dilakukan oleh anak-anak sekolah di Demak. Bocah usia sekolah SD dan SMP itu mengisi ngabuburit dengan membatik.

Selain menambah wawasan serta keterampilan, kegiatan ini tentunya juga untuk mengenalkan warisan budaya. Dengan begitu, generasi penerus bisa semakin mencintai budaya batik yang merupakan warisan nenek moyang.

Ada belasan siswa yang ambil bagian dalam kegiatan membatik ini. Mereka belajar membatik di halaman Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UPPKS) Kembang Mlati di Desa Mlatiharjo, Kecamatan Gajah, Demak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anak-anak membatik menunggu buka puasa di Desa Mlatiharjo, Kecamatan Gajah, Demak.Anak-anak membatik menunggu buka puasa di Desa Mlatiharjo, Kecamatan Gajah, Demak. Foto: Mochamad Saifudin/detikjateng

Mereka didampingi oleh orang tua dan juga pelatih serta Pokdarwis desa setempat. Untuk kegiatan ini, penyelenggara memberikan dua pilihan batik kepada para peserta. Yakni batik cap dan juga batik tulis.

Pemilihan dua jenis batik ini menyesuaikan dengan usia para peserta. Untuk siswa yang masih SD diberikan pelatihan batik cap. Sedangkan peserta yang sudah di bangku SMP dilatih membuat batik tulis.

ADVERTISEMENT

Anak-anak tersebut membatik di atas media kain yang sudah digambar. Kemudian gambar tersebut diwarnai dengan teknik colet untuk batik cap dan canting untuk batik tulis.

Salah satu anak kelas VI, Safana mengaku senang dengan kegiatan ini, meski sempat mengalami kesulitan. Dia membatik tulis dengan motif kelengkeng. Motif tersebut merupakan khas desa setempat atau biasa disebut batik Mlatiharjan.

"Tadi kesusahan waktu nyanting, karena tintanya terlalu tebal (blobor)," ucap Safana di lokasi, Sabtu (1/4/2023).

Anak-anak membatik menunggu buka puasa di Desa Mlatiharjo, Kecamatan Gajah, Demak.Anak-anak membatik menunggu buka puasa di Desa Mlatiharjo, Kecamatan Gajah, Demak. Foto: Mochamad Saifudin/detikjateng

Pemilik Batik Mlatiharjan, Kusni Midarminik mengatakan pelatihan tersebut sebagai upaya memberikan keterampilan membatik pada usia dini. Sekaligus sebagai upaya melestarikan budaya batik.

"Iya ini menularkan ilmu membatik sembari anak menunggu berbuka puasa. Kalau begini kan tidak terasa. Kalau keterampilan membatik pasti bermanfaat suatu hari nanti," ujar Anik sekaligus pelatih batik di lokasi.

Selengkapnya di halaman berikut.

Ia menuturkan pelatihan membatik bagi anak-anak hanya pada berbagi even saja. Tetapi, jika ingin melakukan pelatihan secara pribadi maka bisa membayar kelas membatik sendiri.

"Di sini ada paket membatik, masuk dalam paket wisata desa. Biasanya satu kelas ramai-ramai. Rp 30 ribu sekali pertemuan," terangnya.

Anak-anak membatik menunggu buka puasa di Desa Mlatiharjo, Kecamatan Gajah, Demak.Anak-anak membatik menunggu buka puasa di Desa Mlatiharjo, Kecamatan Gajah, Demak. Foto: Mochamad Saifudin/detikjateng

Ia menuturkan bahwa usaha batik miliknya tersebut sudah berdiri sejak 2013. Yakni batik khas Mlatiharjan dan Demakan, baik cap maupun tulis.

"Baju-baju yang sudah jadi juga ada. Penjualannya masih dalam kota dan kota-kota tetangga," terangnya.

"Kalau batik cap itu Rp 130 ribu hingga Rp 140ribu, kalau batik tulis paling murah Rp 250 ribu yang mahal sampai Rp 500 ribu," sambungnya.



Simak Video "Video: 36 Biksu Thudong yang Jalan Kaki dari Thailand Telah Sampai di Borobudur"
[Gambas:Video 20detik]


Hide Ads