Durian menjadi salah satu buah yang tumbuh subuh di Lubuklinggau. Karena itu, saat musim durian tiba maka buah durian dari daerah ini akan menjadi incaran masyarakat, utamanya pecinta buah itu sendiri.
Banyak warga yang memiliki kebun dan bertanam durian di wilayah tersebut. Selain buahnya digemari, saat panen tiba, harganya juga tinggi. Hal ini mampu menjadi sumber penghasilan yang menjamin para petani durian.
Tak sekedar ditanam untuk dipanen, tak sedikit juga para petani mulai berpikiran terbuka untuk menjadikan area kebunnya sebagai tempat wisata. Salah satu wisata kebun durian yakni Nau Garden Linggau. Tempat wisata ini merupakan agrowisata yang terletak di Kelurahan Air Kati, Kecamatan Lubuklinggau Timur II, Lubuklinggau, Sumatera Selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebun seluas empat hektare ini menyajikan berbagai macam jenis durian yang terkenal di Lubuklinggau. Wisatawan yang datang bisa langsung memilih dan memetik sendiri buah durian yang mereka inginkan. Pengunjung juga bisa melakukan kegiatan outbound, piknik, serta camping di sini. Ada sejumlah fasilitas di sini seperti, toilet, pondok, dan gazebo.
Pemilik Wisata Nau Garden Linggau, Addi Ramdhoni mengatakan kebun durian ini sudah ada sejak lima tahun yang lalu.
"Luas lahan kebun durian ini empat hektare dengan rincian dua hektare yang lama sudah ditanam sejak tahun 2020, kemudian diperluas dan sisa dua hektare lagi baru ditanam satu setengah tahun yang lalu," katanya saat ditemui detikSumbagsel, Minggu (23/2/2025).
Addi mengatakan ide membuat kebun durian menjadi tempat wisata ini pertama kali ia dapat saat berkunjung ke Filipina dan Malaysia.
"Karena pas ke sana, kebun duriannya bagus-bagus sehingga terinspirasi juga untuk membuat seperti itu juga," ujarnya.
Addi membeberkan ada 3 jenis durian di kebunnya. Durian yang paling diincar oleh para pengunjung yakni bawor, duri hitam, dan musang king.
"Di sini paling banyak yang premium itu jenis bawor 70 batang, duri hitam 2 batang, dan musang king ada 15 batang. Kalo yang di lahan kedua yang baru buka itu sudah banyak duri hitam yang baru ditanam, ada 86 batang dan ada juga campuran jenis durian yang lainnya," jelasnya.
Kata dia, duri hitam adalah jenis durian yang paling dicari oleh wisata yang berkunjung ke kebunnya.
"Yang paling banyak dicari pengunjung itu duri hitam (black thorn), walaupun harganya mahal tapi lebih menggoda dan memang primadona di sini sehingga sering disebut durian sultan," ujarnya.
Sementara itu, Ian Espede selaku pengurus kebun membeberkan jenis durian duri hitam merupakan jenis yang paling mahal di kebun tersebut.
"Kalo di sini yang duri hitam kita jual Rp 350 ribu per kg. Kalo yang bawor Rp 80 ribu per kg dan yang jenis Musang King Rp 250 per kg. Untuk bawor, rata-rata itu satu buahnya seberat 3-6 kg, untuk yang musang king itu satu setengah sampai dua setengah kg. Sedangkan yang duri hitam itu satu setengah sampai tiga setengah kg," jelasnya.
Ian mengatakan tidak ada biaya masuk untuk berkunjung ke kebun durian tersebut dan bila ada yang ingin mengadakan kegiatan lain di sana cukup meminta izin kepadanya.
"Biaya masuk gak ada, cukup beli durian aja bayarnya. Yang mau camping disini boleh, mau gathering, outbound, mandi di sungai juga boleh. Yang penting tidak mengganggu, merusak, mengotori kebun ini. Mereka bebas mau apa saja asalkan minta izin dulu," tuturnya.
(dai/dai)