Keren! Udinus Semarang Bikin Robot Penabuh Gamelan, Bisa Iringi Sinden

Keren! Udinus Semarang Bikin Robot Penabuh Gamelan, Bisa Iringi Sinden

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Rabu, 15 Mar 2023 16:00 WIB
Robot Sekar Nuswantoro karya mahasiswa dan dosen Udinus Semarang, Rabu (15/3/2023).
Robot Sekar Nuswantoro karya mahasiswa dan dosen Udinus Semarang, Rabu (15/3/2023). Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikJateng
Semarang -

Mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang dan dosennya membuat sebuah robot gamelan. Robot itu bisa menabuh gamelan sungguhan, mengiringi nyanyian seorang sinden.

Robot Sekar Nuswantoro itu pertama ditunjukkan dalam Wisuda ke-77 Udinus di Hotel Patra Semarang. Robot itu bisa mengiringi sinden yang menyanyikan langgam Jawa.

Robot Sekar Nuswantoro itu 'memegang' enam instrumen yaitu demung, saron, slenthem, peking, kenong, dan gong.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Butuh 17 bulan bagi 21 mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer dan lima dosen untuk membuat Sekar Nuswantoro bisa memainkan gamelan sebaik hari ini. Robot itu memanfaatkan teknologi Arduino dan Solenoid sehingga mampu menabuh berbagai instrumen dan memainkan musik yang diputar di perangkat lunak.

Rektor Udinus, Edi Noersasongko mengatakan Robot Sekar Nuswantoro merupakan pengembangan dari e-gamelanku yang sudah dibuat sebelumnya. Bahkan e-gamelanku sempat manggung di Prancis.

ADVERTISEMENT

"Ini kebanggaan. Gamelan kan teknologi masa lalu, robot teknologi masa depan. Kita padukan sekaligus kita nguri budaya," kata Edi, Rabu (15/3/2023).

Mahasiswa yang ikut membuat robot itu, Noval Ariyanto senang diajak dalam proyek tersebut.

"Saya bagian hardware dan rangkaian. Secara tidak langsung belajar gamelan juga. Jadi tahu kalau dipukul sebelah sini bunyinya bagaimana dan sebagainya," kata Noval.

Engineer team Robot Gamelan Sekar Nuswantoro, Arry Maulana mengatakan selama satu dekade Udinus melakukan riset terhadap gamelan dan sudah banyak teknologi yang keluar mulai dari e-gamelanku, gamelan metaverse, gamelan cahaya, dan sekarang ada robot.

"Filosofinya kelestarian warisan budaya. Kalau berbasis gawai, itu user atau audience nggak bisa lihat aslinya seperti apa, mainnya seperti apa. Ini kalau ditaruh di ruang publik cara mainnya bisa dilihat, misal di tempat publik seperti bandara atau hotel," jelasnya.

Menurut Arry, robot gamelan dengan Artificial Intelligence (AI) itu bukan untuk menggantikan niyaga atau pemain gamelan. Dia berharap robot itu bisa memperkenalkan gamelan di tempat publik agar orang tertarik dan ingin menyaksikan permainan sesungguhnya.

"Kita sangat respek sama musisi. Dari kacamata kita bentuknya (robot) seperti ini, bisa dipasang dan main 24 jam di tempat publik. Kalau sampai gantikan pemain asli enggak lah," tegasnya.

Robot gamelan ini terus dikembangkan. Diharapkan robot ini bisa berkolaborasi dengan robot instrumen musik lain atau dengan musisi.

Sementara itu pesinden yang juga mahasiswi Prodi Bahasa Inggris Udinus, Ariel Sapta Wulan Fitriani mengatakan ada tantangan tersendiri saat diiringi robot.

"Tantangannya di dalam (robot) gamelan ini tidak ada kendangnya. Kendang kan pengatur ketukan. Jadi kita yang sesuaikan temponya," kata Ariel.




(dil/rih)


Hide Ads