Momen Misa Kenaikan Yesus Kristus di Katedral Semarang

Momen Misa Kenaikan Yesus Kristus di Katedral Semarang

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Kamis, 29 Mei 2025 22:46 WIB
Misa kenaikan Yesus Kristus di Gereja Katedral Semarang, Kecamatan Semarang Selatan, dihiasi 13 ribu bunga mawar, Kamis (29/5/2025).
Misa kenaikan Yesus Kristus di Gereja Katedral Semarang, Kecamatan Semarang Selatan, dihiasi 13 ribu bunga mawar, Kamis (29/5/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Semarang -

Suasana berbeda tampak di Gereja Katedral Semarang, saat ribuan umat Katolik merayakan Hari Raya Kenaikan Yesus Kristus. Ada 13 ribu tangkai bunga mawar persembahan dari umat menghiasi misa malam ini.

Misa kenaikan Yesus Kristus tampak digelar dengan khidmat di Gereja Katedral Semarang, di Kecamatan Semarang Selatan. Ada pula miniatur patung Bunda Maria yang dikelilingi mawar, yang sontak jadi spot foto umat usai menggelar ibadah.

Romo Paroki, Romo Yosafat Dhani Puspantoro PR mengatakan, ribuan mawar tersebut menjadi simbol doa dan harapan umat yang dirangkai dalam semangat penghormatan kepada Bunda Maria.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awalnya 5.000 mawar untuk Maria, tapi menjadi semakin banyak sampai 13 ribu kuntum mawar," kata Romo Yosafat kepada detikJateng usai misa di Gereja Katedral Semarang, Kamis (29/5/2025).

Ia menuturkan, pemberkatan mawar ini merupakan rangkaian perayaan Hari Raya Kenaikan Yesus yang tahun ini dikemas istimewa karena juga bertepatan dengan bulan Mei, yang dalam tradisi Katolik dikenal sebagai bulan Maria.

ADVERTISEMENT

"Kita sengaja mengemas ini bertepatan dengan Bulan Mei, itu kan Bulan Maria, peringatan khusus penghormatan pada Bunda Maria. Maka seperti yang kita lihat di sini ditata bunga mawar begitu banyak," tuturnya.

Romo Yosafat menjelaskan, mawar bukan sekadar bunga. Dalam tradisi Katolik, doa rosario disebut juga 'Rosarium', yang berasal dari kata Rosa yang berarti mawar'.

"Ini persembahan doa dari umat yang disimbolkan dengan mawar. Kita umat Katolik punya Rosario, kalau umat Muslim tasbih. Nah, Rosarium itu rangkaian mawar, maka seperti rangkaian mawar untuk Bunda Maria," terangnya.

Setiap buket mawar yang ditata rapi itu mewakili satu umat atau keluarga, lengkap dengan nama dan doa permohonan mereka yang terselip di setiap tangkai.

"Mereka ingin menyimbolkan doanya dengan rangkaian mawar, banyak sekali. Kalau Idul Adha pun dengan kurban, ya sama, kita menandakan doa dan harapan, kerinduan, dengan mawar ini," kata Romo Yosafat.

Pemberkatan mawar ini juga dikaitkan dengan nama resmi gereja tersebut, yakni Gereja Santa Perawan Maria Ratu Rosario Suci. Kemudian, Arsitek gereja, T.H. van Oyen, juga menuliskan kalimat yang tertera di relief dalam gereja dengan bahasa Latin, yakni Ego Quasi Rosa Plantata Super Rivos Aquarum Fructificavi.

"Artinya 'Aku seperti bunga mawar yang tumbuh di tepi aliran sungai', dan kebetulan depan gereja ini sungai yang konon dulu menyambungkan Kota Lama dan daerah Semarang ke atas, makanya ini menjadi pintu gerbangnya," urainya.

"Sehingga keberadaan mawar ini sudah menjadi simbol Bunda Maria yang dituliskan secara eksplisit di gereja ini, dan memaknai bagaimana Bunda Maria sebagai mawar itu juga hadir dalam hati setiap orang," imbuh dia.

Antusiasme umat pun tampak luar biasa malam itu. Romo Yosafat mengatakan, gereja yang berkapasitas 800 orang itu kedatangan hingga 3 ribu umat pada Misa Kenaikan Yesus Kristus malam ini.

Pada perayaan Kenaikan Yesus Kristus ini, Romo Yosafat juga menekankan makna Kenaikan Yesus sebagai peristiwa iman yang menumbuhkan harapan. Ia juga mengutip pesan Paus baru, Paus Leo XIV.

"Kita punya harapan agar damai sungguh menjadi nyata, yang didoakan dan menjadi harapan banyak orang. Seperti Bapa Suci Paus Leo yang baru kan mengatakan kata pertamanya 'damai sejahtera bagi kamu sekalian'. Ini juga sebenarnya kata-kata Yesus ketika pertama kali bangkit lalu berjumpa dengan para murid beliau mengatakan 'damai sejahtera bagi kamu'," jelasnya.




(rih/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads