Hoegeng Awards 2023

Jatuh Bangun Bripka Puguh Rintis Sekolah bagi Anak Difabel di Blora

Achmad Niam Jamil - detikJateng
Kamis, 09 Mar 2023 13:08 WIB
Jatuh Bangun Bripka Puguh Bangun Sekolah Bagi Anak Difabel di Blora. (Foto: dok. Bripka Puguh)
Blora -

Setiap anak berhak atas pendidikan, tak terkecuali anak berkebutuhan khusus (ABK). Itulah kalimat yang kerap diucapkan oleh Bripka Puguh Agung Dwi Pambuditomo. Anggota Polres Blora ini dikenal sebagai sosok yang memiliki perhatian terhadap anak-anak penyandang disabilitas.

Perhatiannya dia curahkan dengan memberikan pendidikan kepada anak disabilitas di wilayah Kabupaten Blora selatan, tepatnya di Kecamatan Randublatung. Anak-anak tersebut mendapat pendidikan dan pelatihan hingga memiliki keterampilan di berbagai bidang.

Kedekatan Puguh dengan anak-anak berkebutuhan khusus berawal dari komunitas kicau burung yang diketuainya. Puguh menuturkan ada seorang anggotanya yang jarang mengikuti lomba setiap minggunya karena mengantar anak disabilitas ke sekolah yang jaraknya jauh.

Melihat hal ini, Puguh merasa iba dan berinisiatif membuat tempat pembelajaran di rumah temannya bernama Antok. Sekitar tahun 2016, Antok merelakan sebagian rumah pribadinya di Kelurahan Randublatung, depan kantor kecamatan, sebagai tempat Yayasan Insan Mandiri Blora Selatan (Blosel) untuk pembelajaran anak difabel.

"Awalnya ada 3 siswa. Kita datangkan guru dari luar yang berbasis PGLB (Pendidikan Guru Luar Biasa). Guru kita bayar, anak kita gratiskan," terang Puguh diwawancarai, Kamis (9/3/2023).

Pembelajaran di kelas sederhana itu pun mulai berkembang. Bintara tingkat empat ini mulai mencari murid dari desa ke desa.

Ia berkoordinasi dengan perangkat desa hingga kades untuk mencari warga yang tidak sekolah karena disabilitas. Sebab, kala itu Sekolah Luar Biasa (SLB) hanya ada di Kecamatan Jepon. Jarak yang jauh jadi kendala utama yang membuat orang tua enggan mengantar sekolah anaknya.

Seiring berjalannya waktu, yayasan yang dirintis Puguh mulai banyak diketahui oleh banyak masyarakat. Dari mulai 3 siswa kini bertambah menjadi 30 siswa.

"itu membuat masalah baru bagi kami. Bukan membebani, tapi rumah kami yang kecil, meja kursi sedikit, tidak mencukupi dalam proses pembelajaran. Di samping itu, ABK memiliki keterbatasan tersendiri, mereka pada umumnya tidak bisa dicampur dalam satu ruangan," ucap anggota Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Blora ini.

Beberapa tahun lalu, Puguh bersama Antok nekat berangkat ke Semarang menghadap ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah. Dia menyampaikan bahwa rumah yang digunakan untuk belajar anak difabel sudah tidak muat.

Ia berniat mengajukan pinjaman memakai bekas SDN 5 Wulung, Kecamatan Randublatung yang sudah tidak terpakai, kondisinya rusak. Hasilnya, Dinas memperbolehkan bekas sekolah itu untuk dipinjam.

Pinjaman ini membuat mereka semangat. Eks SDN 5 Wulung yang mulanya rusak dibetulkan dan dibersihkan.

Anak-anak kini bisa belajar dengan nyaman. SDN tersebut terbagi menjadi 6 kelas dan 1 kantor. Anak penyandang disabilitas dari beberapa kecamatan sekitar ikut merapat bersekolah dari tingkat SD, SMP dan SMA.

"Dengan pinjaman itu kita semangat. Kita tetap mencari murid dan alhamdulillah selain murid dari Randublatung ada murid kami dari Kecamatan kedungtuban, Kradenan dan Jati. Bahkan ada juga yang dari Sulursari (Grobogan). Dari 3 siswa, mencapai 131 siswa," terang Puguh.

"Setelah itu kita kebingungan. Gurunya sedikit, muridnya banyak. Kita tak menyangka bisa sebanyak ini," imbuhnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.




(aku/dil)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork