.webp)
Disabilitas Corner hadir dalam gelaran Denpasar Festival (Denfest) ke-17 2024. Lokasinya berada di Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung.
Disabilitas corner menampilkan kreativitas para difabel. Ruang kreativitas diberikan sebagai upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar dalam mewujudkan kota inklusif.
"Dalam mewujudkan Denpasar sebagai kota inklusif, kami memberikan ruang yang sama kepada penyandang disabilitas untuk menunjukkan kreativitasnya," kata Wali Kota (Walkot) Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya dalam Denfest, Pemkot Denpasar juga terus mendorong keterlibatan penyandang disabilitas dalam berbagai festival lain serta menyediakan fasilitas khusus disabilitas di kantor pelayanan pemerintah. "Bagaimana kami mewujudkan ruang dan kesempatan yang sama bagi seluruh masyarakat Denpasar. Itu adalah komitmen kami," ungkap Jaya Negara.
Jaya Negara mengungkapkan Pemkot Denpasar melalui Dinas Sosial juga telah membangun Graha Nawasena. Graha Nawasena dibangun untuk menjadi ruang kreativitas bagi penyandang disabilitas.
Pemberdayaan para penyandang disabilitas juga terus dilakukan, salah satunya memberikan mereka untuk menjadi penyiar di Radio Raditya dan Radio Publik Kota Denpasar. Ada juga sarana pemberdayaan melalui berbagai program, seperti kuliner, kopi, seni bernyanyi, pijat hingga desain grafis.
Pemkot Denpasar juga akan membangun rumah singgah melalui program Menyama Bagiya. Program ini bertujuan mendukung keberlanjutan Denpasar sebagai Kota Inklusif, memberikan akses, dan fasilitas yang lebih luas bagi penyandang disabilitas untuk terus berkarya.
Kepala Dinas Sosial Denpasar, I Gusti Ayu Laxmy Saraswati, menjelaskan Disabilitas Corner pada Denfest 2024 tidak hanya menjadi ruang untuk menampilkan kreativitas penyandang disabilitas, tetapi juga melibatkan ibu-ibu dari Program Keluarga Harapan (PKH). Berbagai produk ditampilkan di sana.
Menurut Laxmy, produk-produk tersebut meliputi UMKM Rumah Berdaya, berbagai hasil karya penyandang disabilitas mental, dan produk yang dibuat Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia, dan Persatuan Tunanetra Indonesia dalam layanan pijat. Ada pula produk dari gerakan untuk kesejahteraan tunarungu Indonesia dan sahabat tuli.
Selain itu, terdapat juga pastry dan bakery dari Kube Gantari Jaya hingga layanan membaca tarot dari Angga serta lukisan karya Agus Mertayasa. Angga dan Agus Mertayasa adalah penyandang disabilitas fisik.
"Keberadaan stand ini menjadi bukti nyata komitmen Pemkot Denpasar dalam memberikan ruang, dan dukungan kepada seluruh elemen masyarakat untuk berkembang. Kami ingin memastikan tidak ada yang tertinggal dalam upaya mewujudkan Denpasar sebagai kota inklusif," jelas Laxmi.
(hsa/hsa)
