Hujan lebat yang terjadi pada 14-16 Februari 2023 telah mengakibatkan banjir di Solo Raya. Selain itu, Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri disebut-sebut mengirim banjir ke Solo.
Dari hasil pembacaan telemetri Automatic Rainfall Record (ARR) oleh Perum Jasa Tirta I, pada periode tersebut curah hujan di sejumlah wilayah Wonogiri dan Solo mengakibatkan debit Bengawan Solo meningkat. Akibatnya, masuk level Siaga Merah di Stasiun Jurug pada 16 Februari 2023.
Selain curah hujan di Solo Raya, juga terjadi peningkatan drastis debit di sejumlah titik anak Bengawan Solo. Di antaranya Kali Dengkeng dan Kali Samin, yang mengakibatkan peningkatan debit Bengawan Solo di Surakarta meningkat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari hasil pembacaan telemetri di pos pemantauan Jurug Surakarta pada tanggal 14 hingga 16 Februari 2023 tercatat naik dari 204 meter kubik per detik (kondisi Normal) menjadi 1.596 meter kubik per detik (Siaga Merah)," ucap Perum Jasa Tirta I, dalam keterangan tertulisnya, Senin (20/2/2023).
Peningkatan debit ini merupakan kumulatif dari anak Bengawan Solo ditambah outflow Waduk Wonogiri dan limpasan air permukaan lainnya. Kondisi demikian juga terjadi di hulu Bengawan Solo di mana peningkatan curah hujan di catchment Waduk Wonogiri sejak tanggal 14-16 Februari 2023 menyebabkan elevasi muka air Waduk Wonogiri naik dari +135,11 meter menjadi +137,00 meter.
Pintu Spillway Waduk Wonogiri Dikendalikan demi Keamanan Infrastruktur
Elevasi ini lebih tinggi 3,35 meter dari kondisi normal sesuai pola yakni +133,65 m. PJT I pun telah berkoordinasi dengan BBWS Bengawan Solo untuk mengendalikan elevasi muka air Waduk Wonogiri melalui penambahan outflow waduk secara bertahap, dari 50 m3/detik menjadi 280 m3/detik.
"Tujuan pengendalian elevasi Waduk Wonogiri dengan pelepasan debit melalui mekanisme pembukaan pintu spillway secara bertahap ditujukan untuk keamanan infrastruktur Bendungan Wonogiri dari bahaya overtopping atau pelimpasan air melalui puncak bendungan. Selain itu juga mencegah potensi terjadinya pelepasan debit banjir yang lebih besar di daerah hilir", jelas Plt Direktur Utama PJT I Milfan Rantawi.
Dia menambahkan outflow Waduk Wonogiri sempat diturunkan pada 17 Februari 2023 pukul 11.00 WIB.
"Kami sempat menurunkan outflow Wonogiri dari 280 m3/detik menjadi 200 m3/detik dan terakhir 100 m3/detik pada jam 15.30 WIB hari Jumat kemarin. Hal ini dilakukan untuk mengurangi beban Bengawan Solo di bagian hilir," jelas Milfan.
Namun, dalam perkembangannya elevasi Waduk Wonogiri kembali naik hingga menyentuh level 137,07 m di jam 20.00 WIB. Sehingga, setelah berkoordinasi dengan BPBD di wilayah Solo Raya, PJT I kembali menambah outflow spillway mulai jam 21.00 WIB.
Penambahan dilakukan dari semula 100 m3/detik menjadi 200 m3/detik, jadi total outflow setelah ditambah dari PLTA menjadi 250 m3/detik. "Debit outflow ini kami jaga konstan sampai dengan jam 13.00 siang ini (18/2)", ujarnya.
Selengkapnya di halaman berikut.
Milfan menyampaikan pengendalian elevasi Waduk Wonogiri melalui pengaturan outflow akan terus dievaluasi. Kemudian dengan terus mempertimbangkan kondisi cuaca di hulu Waduk Wonogiri dan kondisi di hilir Bendungan Wonogiri sesuai dengan Pedoman Operasi yang berlaku serta dengan tetap menyampaikan perkembangan yang ada kepada para stakeholder terkait.
PJT I juga memberikan bantuan kepada para pengungsi banjir. Di antaranya berupa beras, telur, minyak goreng, mie instan, air mineral, biskuit, susu balita, gula, kecap, terpal dan sabun.
"Bantuan tersebut diterima oleh BPBD Kabupaten Wonogiri, BPBD Kabupaten Sukoharjo, Pos Pengungsi SD Joyotakan Surakarta, dan Desa Bener Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. Harapan kami semoga kondisi segera teratasi dan para korban dapat segera kembali ke rumah mereka," pungkas Milfan.