Dinas Cek Nenek Difabel Tak Dapat Bansos di Klaten, Ini Hasilnya

Dinas Cek Nenek Difabel Tak Dapat Bansos di Klaten, Ini Hasilnya

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Jumat, 20 Jan 2023 17:01 WIB
Sri Murwanti nenek disabilitas di klaten yang berjualan BBM demi menyambung hidup.
Sri Murwanti nenek disabilitas di klaten yang berjualan BBM demi menyambung hidup. Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng.
Klaten -

Sri Murwanti (62) nenek penyandang disabilitas menyambung hidup berjualan BBM eceran di dekat rumah dinas Bupati Klaten. Ini terpaksa dilakukan karena Sri tidak mendapat Bansos rutin pemerintah. Dinas Sosial P3APPKB Pemkab Klaten turun tangan mengecek warga tersebut, apa hasilnya ?

"Asesmen kepada ibu Sri Murwanti disabilitas yang jualan BBM di depan kantor pos Klaten dilakukan bersama TKSK (tenaga kesejahteraan sosial kecamatan) dan aparat kelurahan Klaten Tengah. Hasilnya BPJS aktif PBI tapi yang bersangkutan tidak memegang kartu BPJS," jelas kepala Dinas Sosial dan P3APPKB Pemkab Klaten, Much Nasir kepada detikJateng, Jumat (20/1/2023) siang.

Dijelaskan Nasir, selain BPJS aktif, yang bersangkutan juga menerima bantuan sosial. Bansos itu program bansos ODKB (orang dengan kecacatan berat).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah terima Bansos ODKB tahun 2022. Ada juga Bansos dari BMT Safinah Rp 400.000 tiap bulan, Bansos dari Polres Klaten dan Bansos Kodim Klaten," jelas Nasir.

Dikatakan Nasir, meskipun yang bersangkutan tidak memegang kartu BPJS tetapi datanya aktif sehingga bisa digunakan. Untuk bantuan rutin semacam BPNT dan PKH memang belum.

ADVERTISEMENT

''BPNT dan PKH belum karena mekanisme usulannya harus dari pemerintah desa atau kelurahan. Jadi harus menunggu dari persetujuan pusat," imbuh Nasir.

Pemerintah kabupaten, sebut Nasir, tidak bisa berbuat banyak menyangkut BPNT dan PKH. Sebab penentuan datanya sebagai penerima ditentukan oleh kementerian sosial.

"Pemerintah kabupaten tidak berwenang karena kewenangan ada di pemerintah pusat yaitu kementerian sosial. Pendataan melalui DTKS (data terpadu kesejahteraan sosial)," lanjut Nasir.

Marno (72) tukang becak rekan Sri Murwanti mengatakan setiap beberapa hari dirinya yang membelikan BBM ke SPBU. Awalnya merasa kasihan melihat kondisi Sri.

"Ya saya kasihan saja. Jualan BBM biar untuk kegiatan, dia (Sri) di rumahnya juga masih nanggung hidup temannya," kata Marno kepada detikJateng.

Selengkapnya di halaman berikutnya....

Sebelumnya diberitakan, penyandang disabilitas asal Kampung Ngepos, Kecamatan Klaten Tengah, Klaten, Sri Murwanti (62), berjualan BBM eceran di tepi jalan untuk bertahan hidup. Nenek berkursi roda yang berjualan dengan gerobak di utara rumah dinas Bupati Klaten ini tak pernah menerima bansos rutin dari pemerintah pusat.

"Dari pemerintah (bantuan rutin) nol. Kalau bantuan pas COVID itu dikasih tapi setelah COVID ya ndak lagi," kata Sri saat ditemui detikJateng di lapaknya, depan kantor pos dan Makodim 0723/ Klaten, Jalan Pemuda, Kamis (19/1).

Sri mengaku tak menerima bantuan rutin dari pemerintah seperti program BPNT, PKH, maupun BPJS KIS. Untuk bertahan hidup, dia dibantu program sosial dari sebuah BMT (Baitul Maal wat Tamwil) di Klaten.

"Ya ndak pernah (dapat BLT, BPNT, PKH dan KIS). Aku itu sejak listrik rumah sering diputus, terus aku dibantu BMT Safinah sampai sekarang. Listrik dibayari dan diberi uang tiap bulan," ujar Sri di lapaknya yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari rumah dinas Bupati Klaten itu.



Hide Ads