Warga di Desa Gading, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen dibuat resah dengan kemunculan anakan ular kobra. Meski sebagian sudah dibunuh, anakan ular kobra itu masih terus muncul. Warga yang resah akhirnya memanggil relawan Exalos Indonesia untuk melakukan penyisiran di sekitar lokasi.
"Dalam waktu dua hari terakhir, warga melihat ada ular. Sudah dibunuh, tapi masih muncul. Hingga memanggil kami," kata ketua Exalos Indonesia Janu Wahyu Widodo, saat dihubungi detikJateng, Senin (9/1/2023).
Janu menambahkan empat anggota Exalos Sragen melakukan penyisiran pada Sabtu (7/1). Dalam penyisiran itu ditemukan enam ekor anakan ular kobra. Penyisiran kembali dilakukan hari ini dan ditemukan sebanyak tiga ekor anakan ular di lokasi yang sama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebelum kami datang, ada sembilan ekor ular yang sudah dibunuh. Saat kami datang, kami mengevakuasi sembilan ekor ular kobra," ucapnya.
Baca juga: Hii! Ular Kobra 1,5 Meter Ngumpet di Sofa |
Selain di Tanon, Exalos juga mendapatkan laporan dan melakukan sweeping di kawasan Tanjungsari. Sebanyak sembilan anakan ular kobra berhasil dievakuasi oleh tim dari pemukiman warga.
"Kronologi di dua lokasi itu sama. Ular bersarang di halaman rumah warga, di dalam tanah. Usianya belum ada satu minggu," ucapnya.
Janu menuturkan, saat memang waktunya telur ular menetas. Selain di Tanon dan Tanjungsari, pihaknya juga mendapatkan laporan di Kecamatan Grampal, namun sebanyak 16 anakan ular kobra sudah dibunuh warga.
Dia meminta agar warga tidak perlu panik bilamana melihat ular di lingkungannya. Warga bisa memanggil tim rescue ular seperti petugas pemadam kebakaran atau Exalos Indonesia. Menurutnya, ular merupakan rangkaian dari ekosistem dan rantai makanan. Keberadaan ular sendiri, untuk menyeimbangkan ekosistem.
Janu juga memberikan tips kepada masyarakat agar ular tak masuk ke dalam rumah. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan, seperti selalu membersihkan rumah, dan menutup gorong-gorong yang memungkinkan dijadikan jalur masuk ular.Dia juga menyarankan memotong ranting pohon yang menempel bagian rumah.
"Juga bisa memberikan wangi-wangian yang menyengat disudut rumah, seperti kapur barus, cairan kaporit, maupun cairan pewangi. Karena ular itu tidak suka dengan aroma yang menyengat," pungkasnya.
(apl/ahr)