Warga Sambat Kera Ekor Panjang Rusak Tanaman di Lereng Merapi di Boyolali

Warga Sambat Kera Ekor Panjang Rusak Tanaman di Lereng Merapi di Boyolali

Jarmaji - detikJateng
Minggu, 30 Okt 2022 17:56 WIB
Kera ekor panjang masuk ke halaman warga Dukug Gobumi, Desa Mriyan, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali.
Kera ekor panjang masuk ke halaman warga Dukug Gobumi, Desa Mriyan, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali. Foto: Dok istimewa.
Boyolali -

Serangan kera ekor panjang membuat resah warga Boyolali, di wilayah lereng Gunung Merapi sisi timur. Bahkan, kera tak hanya di ladang-ladang tetapi sudah masuk ke perkampungan penduduk.

Seperti yang terjadi di Dukuh Gobumi, Desa Mriyan, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali. Kera-kera sering ke pekarangan rumah warga dan masuk kandang ternak untuk mencari makan.

"Siang kemarin saya pulang dari sekolahan itu sudah ada beberapa kera ekor panjang di halaman depan. Manjat pagar bambu mau naik ke pohon pisang," kata Widiyanto, warga Dukuh Gobumi, Desa Mriyan, Minggu (30/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kera-kera ekor panjang masuk ke dukuh paling atas di Desa Mriyan itu tak hanya kali ini saja. Namun serangan kera disebutnya sudah sering kali.

"Sering masuk ke kandang ternak cari makan. Kan di kandang ada singkong untuk pakan sapi," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Wilayah Dukuh Gobumi yang berada di ketinggian sekitar 1.600 mdpl itu berbatasan langsung dengan wilayah hutan Taman Nasional Gunung Merapi.

Dikemukakan Widi, serangan kera ekor panjang ini sudah lama terjadi. Namun saat ini semakin parah kondisinya. Sebab, kata dia, populasi kera yang diperkirakan mencapai ribuan ekor, hanya di sekitar Dukuh Gobumi saja.

"Di sekitar sini (Dukuh Gobumi) ada sekitar 10 kelompok. Setiap kelompok ada lebih dari 100 ekor," ungkap Widi, sapaan akrabnya.

Dampaknya, keberadaan kera ekor panjang ini disebutnya mengancam pertanian warga setempat. Widi mengatakan kera-kera merusak hampir segala jenis tanaman warga dirusak.

"Rumpuk kolojono saja yang muda-muda dimakan. Kalau tanaman sayuran warga disini sudah lama tidak menanam, karena habis dimakan kera. Yang masih aman itu tembakau. Tapi tanaman tembakau setahun sekali," kata dia.

Widi mengatakan warga sudah sekitar 10 tahun tak menanam sayuran sebab hama kera ekor panjang memang sudah ada sejak dulu.

Kera ekor panjang semakin banyak pasca erupsi Gunung Merapi 2010 lalu. Bahkan, menurutnya keberadaan kera tak hanya di wilayah ini saja, tetapi sampai desa-desa di wilayah bawah kaki Gunung Merapi, seperti di wilayah Desa Sruni, Lanjaran dan lainnya. Widi mengatakan kera juga menyerang merusak tanaman di ladang-ladang warga yang berada di pinggir jurang.

Untuk mengantisipasi kerusakan tanaman akibat kera ini, warga memagari ladangnya menggunakan jaring. Hanya saja, tak jarang pula kera tetap bisa masuk, baik dengan cara dilompati maupun menerobos dari bawah jaring dengan menggali tanah di bawah jaring.

Pantauan detikJateng, bahkan kebun pekarangan rumah yang digunakan untuk bercocok tanam juga dipasang jaring untuk menghalau kera.

Widi berharap pemerintah bisa memberikan solusi untuk mengatasi serangan kera ekor panjang. Sehingga warga bisa bercocok tanam lagi dengan tenang dan aman tanpa diganggu kera.




(apl/sip)


Hide Ads