Dinkes Jateng Jelaskan Kondisi 5 Anak Idap Gagal Ginjal Akut

Dinkes Jateng Jelaskan Kondisi 5 Anak Idap Gagal Ginjal Akut

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Rabu, 26 Okt 2022 13:16 WIB
Close-up of urologist pointing pen kidney structure on anatomical model. Treatment of kidney diseases, pyelonephritis
Ilustrasi Penyebab Gagal Ginjal Akut dan Cara Mencegahnya. Foto: Getty Images/iStockphoto/Ivan-balvan.
Semarang - Kementerian Kesehatan menyebut ada lima anak asal Jawa Tengah menderita gagal ginjal akut. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah melakukan pendataan dan menjelaskan kondisinya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yunita Dyah Suminar membenarkan adanya lima anak asal Jawa Tengah yang disebut mengalami gagal ginjal akut (GGA) tersebut. Hanya saja untuk perawatannya tidak dilakukan di wilayah Jawa Tengah.

"Yang dilaporkan oleh Kemenkes itu oleh faskes yang merawat. Di rumah sakit di Jawa Tengah tidak ada yang merawat, jadi RD Sarjito melaporkan. Di sana dilihat, warga mana, warga Jateng. Dari lima itu betul seperti yang dikatakan Pak Gubernur, salah satunya dari Wonogiri," kata Yunita lewat sambungan telepon, Rabu (26/10/2022).

Ia tidak menyebutkan usia dan daerah asal pasien, namun ia memastikan sudah langsung berkoordinasi dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ahli dari RSUP dr. Kariadi dan pihak RS Sardjito.

"Jadi kita diskusi kita lihat perjalanan bagaimana pasien tersebut," ujarnya.

Yunita menjelaskan dari lima anak itu yang masuk kategori gagal ginjal akut yang saat ini masih dianggap misterius hanya tiga anak. Dua di antaranya meninggal dunia sedangkan satu sembuh.

"Tiga GGA, dua meninggal, satu sembuh," katanya.

Selain tiga itu masih ada dua anak yang mengalami gagal ginjal, namun tidak masuk kategori GGA misterius. Hal itu karena satu anak sudah diketahui penyebab gagal ginjal sehingga tidak masuk dalam GGA kali ini.

"Satu sebetulnya sudah diketahui penyebabnya jadi bukan termasuk yang tidak diketahui penyebabnya yang sekarang yang dimaksud GGA misterius. Kemudian itu progresif cepat sekali lho dari mulai sakit sampai sembuh atau meninggal itu prosesnya cepat," jelas Yunita.

"Satu lagi lainnya kejadian bulan Maret sehingga tidak masuk dalam kategori kementerian kesehatan yang mulai Juli hingga sekarang, sehingga kemarin kita kaji bersama," imbuhnya.

Orang Tua Diminta Cek Frekuensi Anak Buang Air Kecil

Yunita mengimbau masyarakat ikut memantau pemberitaan termasuk siaran pers dari BPOM soal obat-obatan yang diduga mengandung bahan tertentu yang mungkin menyebabkan gagal ginjal. Selain itu para orangtua harus sering memantau kondisi anak termasuk frekuensi buang air kecil.

"Waspada terhadap anak terutama yang di bawah enam tahun. Kalo dia mengalami gejala batuk kemudian demam kemudian urinenya ada gangguan, jadi volumenya berkurang dari volume minum yang sama. Terus pipisnya berkurang, maka orang tua harus waspada, nggak usah diukur liter-liter tapi berapa kali dia kencing, kalo mengalami gangguan itu langsung di bawa ke faskes," jelas Yunita.

Diberitakan sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sudah meminta penelusuran soal kabar lima anak Jateng menjadi pasien gagal ginjal akut. Pendataan di seluruh rumah sakit juga dilakukan agar penanganannya cepat.

"Kita pantau terus. Kemarin indikasi yang muncul beberapa di antaranya orang Jateng yang dirawat di RS Sarjito. Makanya saya minta Kadinkes mintakan seluruh data pasien yang ada di rumah sakit dan yankes (pelayanan kesehatan) yang ada di Jateng, semuanya," kata Ganjar usai acara di Hotel Gets Semarang, Selasa (25/10).

"Sehingga kita bisa tahu yang mereka terindikasi GGA (gagal ginjal akut) gitu agar cepat direspons dan diperhatikan langsung dicek ke lab sehingga treatment kita tidak keliru," imbuhnya.




(apl/ams)


Hide Ads