Paus Fransiskus mengalami dua episode gagal napas akut setelah dirawat di rumah sakit akibat pneumonia selama lebih dari dua minggu. Vatikan menyatakan kondisi tersebut disebabkan oleh akumulasi lendir endobronkial yang signifikan serta bronkospasme.
"Oleh karena itu, dua bronkoskopi dilakukan, yang memerlukan aspirasi sekresi yang melimpah. Pada sore hari, ventilasi mekanis non-invasif dilanjutkan," tulis Vatikan dalam keterangannya, Selasa (4/3).
Paus Fransiskus dirawat sejak 14 Februari akibat bronkitis, yang kemudian berkembang menjadi pneumonia di kedua paru-paru. Pada 22 Februari, ia mengalami serangan asma berkepanjangan dan memerlukan transfusi darah akibat rendahnya jumlah trombosit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah menunjukkan sedikit perbaikan minggu lalu, Paus kembali mengalami kondisi serupa dengan serangan asma pada Jumat, yang menyebabkan ia menghirup muntahan.
Paus Fransiskus memiliki riwayat masalah paru-paru sejak muda akibat radang selaput dada dan pernah menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-paru saat pelatihan menjadi pendeta di Argentina. Para ahli medis menyebutkan bahwa usia lanjut dan penyakit pernapasan kronis yang dideritanya dapat memperpanjang proses pemulihan.
(dpw/dpw)