Guru besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Samekto Wibowo, yang meninggal terseret ombak di pantai Gunungkidul, dimakamkan siang tadi di Klaten. Keluarga, ratusan santri, dan masyarakat menggiring prosesi pemakamannya. Seperti apa sosok Prof Samekto semasa hidup?
"Beliau itu seorang humoris tapi semangat belajarnya tinggi. Tidak pernah memandang orang dari jabatannya, semua orang memiliki harkat martabat yang sama sehingga harus diperlakukan sama," kata menantu Prof Samekto, Arif Sukmo Nugroho, kepada wartawan di sela pemakaman di Dusun Doyo, Desa Ngawonggo, Kecamatan Ceper, Klaten, Minggu (25/9/2022).
Arif menjelaskan Prof Samekto selain seorang akademisi dan dokter, juga menjadi pendiri dan pembina lembaga Pusat Pendidikan Islam (PPI) Muharrikun Najah, Desa Ngawonggo. Prof Samekto memiliki dua orang anak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Putranya dua, satu putra dan satu putri, cucu ada delapan. Satu dokter, istri saya dokter spesialis tapi bukan dosen," papar Arif yang juga pimpinan PPI Muharrikun Najah.
Menurut Arif, Prof Samekto adalah adik dari budayawan dan dosen UGM, almarhum Prof Kuntowijoyo.
"Beliau putra ketiga, Pak Yudo Paripurno, Pak Kuntowijoyo yang ketiga beliau. Beliau dari sembilan bersaudara, tapi Pak Kunto makamnya bukan di sini tapi di kompleks makam dosen UGM," terang Arif.
Sementara itu, tetangga rumah Prof Samekto, Hadi Warsito, mengatakan sosok Prof Samekto semasa hidup adalah orang yang baik dan dari keluarga yang pandai. Kesehariannya sabar dan merakyat meskipun jadi orang penting.
"Orang baik, pinter, sabar dan merakyat. Sekeluarga itu jadi orang semua, perintis pondok pesantren di tanah neneknya," ungkap Hadi Warsito kepada wartawan.
Dari tanah leluhurnya itu, jelas Hadi, Samekto merintis PPI Muharrikun Najah. Dirinya juga sempat menjadi pembina pondok.
"Tanah dibagi dan dibikin pondok, tapi karena kurang luas dari teras sampai imaman wakaf dari keluarga saya. Ya waktu itu pembina," ujar Hadi.
Sebelum meninggal, lanjut Hadi, Prof Samekto punya satu niat yang belum terlaksana. Yaitu mendirikan klinik di kampung.
"Pak Samekto punya cita-cita mau buat RS. Sudah beli tanah itu di dekat masjid Al Manar tidak jauh dari pondok," ujar Hadi.
Selengkapnya di halaman selanjutnya...
Sekretaris Yayasan Jamaah Haji Klaten, Sunarto, mengatakan sosok Prof Samekto merupakan tokoh sosial yang suka menolong. Prof Samekto juga ikut membesarkan RS Islam yang dinaungi Yayasan Jamaah Haji.
"Beliau sebagai tokoh senior di RS Islam. Dokter, perawat, dan pasien sangat kehilangan, sosoknya selalu menyapa dulu setiap ketemu," kata Sunarto.
Sebelumnya diberitakan, guru besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FKKMK UGM) Profesor Samekto Wibowo (78) meninggal dalam sebuah insiden di Pantai Pulang Sawal, Kapanewon Tepus, Kabupaten Gunungkidul, DIY. Prof Samekto tergulung ombak besar saat tengah berfoto di bawah tebing pantai.
Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah II Kabupaten Gunungkidul Surisdiyanto menyampaikan, semula Prof Samekto dan rombongannya berfoto di bawah tebing pantai, sekitar pukul 11.00 WIB, Sabtu (24/9). Saat itu petugas pantai sempat memperingatkan korban untuk menepi.
"Korban bernama Prof Samekto Wibowo. Dari informasi tadi, korban merupakan guru besar Kedokteran UGM," ujar Surisdiyanto saat dihubungi wartawan, Sabtu (24/9).
Simak Video "Video Mendiktisaintek Cabut Status ASN Guru Besar UGM Bila Terbukti Lakukan Pelecehan"
[Gambas:Video 20detik]
(rih/rih)