Keramatnya Persemayaman Raja Lasem, Ramai Peziarah Saat Momen Pilkades

Keramatnya Persemayaman Raja Lasem, Ramai Peziarah Saat Momen Pilkades

Mukhammad Fadlil - detikJateng
Minggu, 11 Sep 2022 10:06 WIB
Makam atau tempat persemayaman abu layon yakni abu jenazah Dewi Indu yang merupakan seorang Raja Lasem pada tahun 1351 M.
Makam atau tempat persemayaman abu 'layon' yakni abu jenazah Dewi Indu yang merupakan seorang Raja Lasem pada tahun 1351 M. (Foto: Mukhammad Fadlil/detikJateng)
Rembang -

Persemayaman abu layon atau abu jenazah Raja Lasem Dewi Indu yang berada di Dukuh Gowak, Desa Gowak, Kecamatan Lasem, Rembang dianggap keramat oleh warga sekitar. Pada momen-momen tertentu, lokasi persemayaman yang berada di puncak perbukitan Gunung Lasem itu ramai dikunjungi peziarah.

"Ya ada (yang menganggap keramat), tergantung orang-orang sendiri. Tapi ramainya (peziarah) pas waktu tertentu. Biasanya waktu pemilihan kepala desa (Kades), itu di sini ramai," kata warga setempat yang juga juru kunci makam abu layon Raja Lasem, Marwi, kepada detikJateng, Jumat (9/9/2022).

Marwi mengungkapkan, seperti pada saat ini, di persemayaman abu layon Dewi Indu banyak diziarahi para kandidat calon kades. Utamanya di desa setempat, yang tak lama lagi akan menggelar pemilihan Kades.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ramai (peziarah, red.), kalau sekarang ini. Saya terkadang sampai semalam suntuk menemani peziarah. Banyaknya ya para calon, tidak dari sini (Desa Gowak) saja, ada yang desa lain ke sini juga," ungkap Marwi.

Marwi mengatakan biasanya peziarah persemayaman abu layon Dewi Indu yang merupakan para kandidat calon kades, mereka akan melakukan ritual. Mereka datang ke sini dengan membawa sejumlah jajanan pasar, untuk nantinya dipakai kenduri di lokasi makam.

ADVERTISEMENT

"Calon-calon datang biasanya mau berdoa supaya berhasil hajatnya. Kadang-kadang membawa jajan pasar dan bancakan untuk syukuran," imbuh Marwi.

Sementara itu, oleh warga masyarakat Desa Gowak, Kecamatan Lasem, lokasi persemayaman abu jenazah Raja Lasem itu dijadikan sebagai salah satu lokasi pepunden.

Pada momen bersih desa atau sedekah bumi desa, masyarakat lebih dulu melakukan doa bersama di lokasi persemayaman. Baru setelah itu warga mengadakan pertunjukan rakyat berupa pentas seni wayang kulit.

"Ritualnya pas sedekah bumi. Berdoa di sana, kalau pas ada rezeki ya nanggap wayang kulit," pungkasnya.

Di Desa Gowak sendiri terdapat enam pedukuhan. Di antaranya yaitu Dukuh Kalilo, Gowak, Mbebek, Tritis, Sidorejo, dan yang terakhir Dukuh Punggur. Dengan jumlah rukun tetangga atau RT sebanyak 10, serta ada lima rukun warga atau RW.




(aku/ahr)


Hide Ads