Kasus ternak sakit dan mati di desa lereng Gunung Merapi di Kecamatan Kemalang, Klaten, Jawa Tengah meluas. Selain di Desa Bumiharjo dan Tlogowatu, kasus serupa ditemukan di Desa Tegalmulyo.
"Di dukuh kami sendiri di Genengsari, setiap rumah sudah kena penyakit. Sapi tidak mau makan," ujar warga Dusun Genengsari, Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Priyono pada detikJateng, Rabu (11/5/2022).
Priyono yang juga merupakan Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kemalang menceritakan di kandang miliknya sendiri ada satu ekor sakit. Kondisi sapinya tidak bisa berdiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sapi itu ndeprok (tidak mau berdiri) dari kemarin. Kukunya tidak mau menepak di lantai kandang jadi belum berdiri," terang Priyono.
Selain di kandangnya, lanjut Priyono, sekitar 10 hari lalu sapi di dusunnya ada yang mati satu ekor. Yang lain sedang sakit dan bervariasi jumlahnya.
"Punya teman-teman ada yang baru sakit satu ekor, tiga ekor atau dua ekor. Di luar dukuh kami lima hari yang lalu Dukuh Gondang ada yang mati," papar Priyono.
Menurut Priyono, yang membuat heran penyakit tersebut cepat menular. Sebab saat satu ekor sapi diobati dan sembuh, lalu ada satu sapi lain yang sakit.
"Boleh cek ke kandang kami. Cuma kok nular, satu diobati satu kena, ini kategori kembung atau penyakit apa, kami bingung," sambung Priyono.
Selaku ketua KTNA Kecamatan, kata Priyono, dirinya juga prihatin dengan kondisi ternak warga tersebut. Mantri yang nyuntik saat ditanya juga bingung.
"Pak mantri yang nyuntik ditanya juga bingung. Kami prihatin dengan ternak di dukuh kami, kok menular cepat," jelas Priyono.
Sebelumnya diberitakan, warga peternak sapi dan kambing di lereng Gunung Merapi di Kecamatan Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, resah. Pasalnya beberapa pekan terakhir marak ternak mati dan sakit-sakitan terindikasi penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Ternak yang sakit merata, hampir di setiap RT ada. Kebanyakan demam sama akhir-akhir ini (marak kasus) penyakit kuku dan mulut," kata Kadus 1 Desa Tlogowatu, Kecamatan Kemalang, Lamdoto kepada detikJateng, hari ini.
Menurut Lamdoto, kejadian itu baru beberapa pekan, dan ternak warga tersebut mayoritas berupa sapi. Ada yang mati dan ada yang akhirnya bisa sembuh.
"Ada yang mati dan ada yang sembuh. Ada juga kambing yang mati dan juga ada kambing juga sembuh," jelas Lamdoto.
Diwawancara terpisah, Kabid Peternakan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pemkab Klaten, Triyanto, menjelaskan sudah mendapatkan laporan kejadian tersebut. Tim di lapangan sudah mengecek.
"Sudah kita cek oleh teman teman-teman di daerah. Hanya biasa, itu kembung dan di Klaten belum ada penyakit PMK," pungkasnya.
(sip/sip)