Kebakaran hutan di lereng Gunung Agung, Karangasem, Bali, terus meluas. Berdasarkan hasil pengamatan hingga Selasa (15/10/2024) sore, hutan yang terbakar diperkirakan mencapai 115 hektare. Pengamatan dilakukan menggunakan drone dan alat khusus pengukuran kebakaran dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Namun, berdasarkan pantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem bersama Resort Pengelolaan Hutan (RPH) Rendang, titik api sudah mulai mengecil. Pantauan dilakukan dari Pura Pengubengan Besakih.
"Pada pagi hari titik api dan kepulan asap mulai mengecil dan pada siang hingga sore kepulan asap tidak terlihat lagi karena tertutup awan," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BPBD Karangasem bersama RPH Rendang hanya bisa sebatas memantau kebakaran hutan di lereng Gunung Agung tersebut. Sebab, belum memungkinkan datang ke lokasi kebakaran untuk melakukan pemadaman.
"Kami berharap api segera padam supaya kebakaran di hutan lereng Gunung Agung tidak sampai menjalar makin luas lagi," harap Arimbawa.
Diberitakan sebelumnya, hutan di sebelah barat lereng Gunung Agung terbakar, Minggu (13/10/2025). Diperkirakan sampai saat ini, api belum sepenuhnya padam. Belum diperoleh informasi luas hutan yang terbakar.
Kebakaran tersebut diperkirakan berada di ketinggian 2.300 meter di bawah permukaan laut (mdpl). Jaraknya sekitar 4-5 kilometer dari pemukiman penduduk di sekitar Pura Pengubengan Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem.
Arimbawa mengungkapkan percikan api muncul diduga karena gesekan ranting kering yang dipicu angin kencang. Kebakaran yang terjadi di hutan lereng Gunung Agung tersebut menghanguskan pohon pinus, cemara dan juga semak belukar.
(hsa/iws)