79,4 Juta Orang Diprediksi Mudik, Pengamat Transportasi Beri Sederet Catatan

79,4 Juta Orang Diprediksi Mudik, Pengamat Transportasi Beri Sederet Catatan

Tim detikJateng - detikJateng
Kamis, 07 Apr 2022 04:58 WIB
Poster
Ilustrasi. (Foto: Edi Wahyono/detikcom)
Solo -

Survei Badan Litbang Perhubungan (Balitbanghub) tentang potensi pemudik Lebaran 2022 menyebut 79,4 juta penduduk akan melakukan perjalanan ke luar kota. Pengamat transportasi Djoko Setijowarno memberikan beberapa catatan demi kelancaran pelaksanaan mudik tahun ini.

Djoko menyebut, survei terakhir Balitbanghub memperkirakan 79,4 juta penduduk akan melakukan perjalanan ke luar kota pada Lebaran 2022. Sementara potensi pergerakan dari Jabodetabek sebanyak 13 juta orang. Potensi penggunaan moda terbanyak adalah moda mobil pribadi yakni 26,8 persen atau 21,3 juta orang, disusul sepeda motor sejumlah 18,7 persen atau 14,9 juta orang.

Djoko menyoroti soal mudik gratis. Menurutnya, masih sangat memungkinkan dilakukan mudik gratis dengan menggunakan dana pertanggungan sosial masyarakat atau cost social responsibility (CSR) dari BUMN.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pemberangkatan mudik gratis tidak lagi diselenggarakan di lapangan terbuka, seperti Lapangan Monas atau yang sejenis. Mudik berangkat dari terminal akan memudahkan pengawasan dan pengaturan. Apalagi mudik lebaran tahun ini ada persyaratan sudah vaksin ketiga (booster)," ujar Djoko dalam keterangan tertulis yang diterima detikJateng, Kamis (7/4/2022).

Djoko yang juga Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) ini melanjutkan, dengan memberangkatkan mudik gratis lewat terminal, penyelenggara tidak perlu menyediakan sejumlah toilet portable dan tenda bagi pemudik yang menunggu sebelum diberangkatkan. Selain itu juga tidak perlu mendatangkan petugas untuk melakukan ramp check bus.

ADVERTISEMENT

"Tidak hanya penumpang yang harus diwajibkan sehat, namun semua pengemudi bus AKAP/AKDP juga diwajibkan mengikuti tes kesehatan dan diberikan tambahan vitamin. Hanya pengemudi yang lolos tes kesehatan dapat diijinkan mengemudikan bus mengangkut pemudik," jelas Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata ini.

Disamping itu, lanjutnya, pasti ada pengaturan rekayasa lalu lintas di jalan tol oleh Polri, entah contra flow maupun one flow. Namun harus diberikan perhatian khusus atau prioritas bagi sejumlah bus yang sudah tiba di lokasi tujuan untuk kembali mengangkut penumpang akan mudik.

"Pengalaman tahun 2019, banyak pengemudi bus yang mengeluh akibat kebijakan penerapan contra flow di jalan Tol Trans Jawa. Sejumlah armada bus yang akan menjemput pemudik menjadi terhambat perjalanannya," imbuh Djoko.

Djoko menambahkan, pemerintah juga harus mencermati keberadaan angkutan umum pelat hitam dan biro jasa yang sudah menawarkan mudik menggunakan bus pariwisata melalui media sosial. Pasalnya, kendaraan yang digunakan pasti tidak lolos ramp check, penumpang tidak diperiksa kesehatannya, dan pengemudi tidak ikut tes kesehatan.

"Sanksi dapat diberikan terhadap PO bus pariwisata yang beroperasi dengan berkedok wisata mudik," kata dia.

Di sisi lain, lanjut Djoko, masih ada sejumlah armada truk yang masih kerap digunakan untuk mengangkut pemudik. Tentunya ada larangan penggunaan truk untuk membawa pemudik.

"Di masa lebaran, juga penggunaan mobil bak terbuka digunakan untuk berwisata, harus dilarang. Mulai saat ini sosialisasi itu perlu dilakukan," jelasnya.

"Pintu perlintasan sebidang yang tidak dijaga kerap terjadi kecelakaan di saat mudik Lebaran. Korbannya adalah yang jarang melintas di situ, sehingga selama musim mudik Lebaran perlu dilakukan peningkatan pengawasan oleh pemda setempat," imbuh Djoko.

Djoko melanjutkan, kemudahan dalam hal digitalisasi pembayaran juga harus disiapkan. Sinyal minimal 4G dapat merata di semua jalur mudik.

Semua stasiun pengisi bahan bakar umum (SPBU) harus disiapkan pembayaran menggunakan nirtunai (cashless). Karena pemudik sekarang sudah semakin banyak kaum milenial yang tidak suka membawa uang kertas.

"Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) khususnya untuk transportasi umum yang membutuhkan solar perlu diantisipasi serius agar tidak mengganggu mobilitas," kata Djoko.

Sementara, lanjutnya, untuk pemudik yang menggunakan sepeda motor, sebaiknya disediakan fasilitas mudik gratis. Sepeda motor bisa diangkut dengan truk, sementara pemudik diangkut dengan bus.

"Mudik menggunakan sepeda motor untuk jarak pendek dan ikuti aturan. Sepeda motor bukan moda transportasi untuk perjalanan jarak jauh," tegasnya.




(aku/aku)


Hide Ads